UI dan University of Otago, New Zealand, Siap Jalankan Fast Track Program hingga Riset Kolaboratif
RUZKA INDONESIA -- Universitas Indonesia (UI) dan University of Otago universitas pertama di New Zealand menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di bidang pendidikan, penelitian, dan pelatihan.
Penandatanganan nota kesepahaman tersebut diwakili oleh Kepala Kantor Internasional UI, drg. Baiduri Widanarko, M.KKK, Ph.D, dan Director International University of Otago, Jason Cushen, pada Kamis (25/07/2024), di Gedung Pusat Administrasi Universitas (PAU), Kampus UI Depok.
Dokter Baiduri meyakini bahwa kolaborasi keduanya akan berjalan dengan baik karena sesuai dengan komitmen UI dalam perluasan kerja sama global.
"UI sebagai World Class University terus menunjukkan komitmen kuat terhadap keberlanjutan pendidikan dan perluasan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk dengan University of Otago,” jelasnya.
Sementara itu, Jason juga memiliki keyakinan yang sama. Ia menilai kerja sama keduanya akan berhasil karena UI dan University of Otago merupakan dua universitas besar yang mencapai banyak prestasi akademik dan memiliki reputasi internasional yang kuat di berbagai disiplin ilmu.
“Menurut kami, MoU ini akan menjadi jalan yang sangat sukses untuk kerja sama besar di masa mendatang,” kata Jason.
Kolaborasi UI dan University of Otago akan mencakup tiga hal, yakni pertukaran mahasiswa, kolaborasi riset, serta summer course.
Di bidang penelitian, dosen sekaligus peneliti dari Fakultas Kedokteran UI, dr. Rina La Distia Nora, Sp.M(K), Ph.D, menyoroti banyaknya potensi kolaborasi riset di bidang mikrobiologi, seperti tuberkulosis, parasitologi, resistensi antimikroba (AMR), genomik dan pengawasan patogen, infeksi, serta imunoterapi untuk kanker.
“Ada peluang untuk mengembangkan penelitian tentang infeksi kanker yang dapat langsung diterapkan di rumah sakit. UI memiliki rumah sakit di Kampus Depok, dan bekerja sama dengan RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk Kampus Salemba. Keduanya berpotensi untuk mengimplementasikan hasil penelitian nantinya,” jelas Dr. Rina.
Selain penelitian, pertemuan delegasi kedua universitas juga membahas peluang diterapkannya program fast track kelas internasional yang memungkinkan mahasiswa memperoleh gelar sarjana dalam tiga tahun dan melanjutkan ke program master.
Hal tersebut disampaikan oleh Manajer Kerjasama, Ventura dan Hubungan Alumni, Fakultas Kedokteran Gigi UI, drg. Nieka Adhara Wahono, Sp.KGA, K-KKA, Ph.D.
Ia mengatakan, “Program ini membuka peluang besar bagi mahasiswa untuk mempercepat pendidikan mereka dan meningkatkan kompetensi internasional, serta memperkuat posisi UI dan University of Otago sebagai institusi pendidikan tinggi yang berdaya saing global.”
Selain bidang kesehatan, kolaborasi keduanya juga dapat diperluas ke bidang ilmu lainnya. University of Otago yang didirikan pada 1869 terkenal karena riset yang inovatif dan kontribusinya terhadap perkembangan pengetahuan di berbagai keilmuan.
Universitas ini menawarkan program pendidikan di bidang kesehatan, sains, ilmu sosial, hukum, humaniora, bisnis, seni, pendidikan, dan lainnya. Hal ini selaras dengan keilmuan UI yang juga mencakup tiga rumpun ilmu, yakni ilmu kesehatan, sains dan teknologi, serta sosial humaniora.
Pembicaraan terkait potensi kerja sama kedua universitas turut dihadiri oleh masing-masing delegasi.
Dari UI turut hadir Manajer Pendidikan dan Kerjasama Internasional Fakultas Hukum, Dr. Yeni Salma Barlinti, S.H., S.Hum, M.H.; Manajer Pendidikan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Dr. Laila Fitria, S.K.M., M.K.M.; dan Koordinator Kantor Internasional Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Rintis Dosie Swastika. Adapun perwakilan dari University of Otago terdiri atas Director Development and Alumni Relations, Shelagh Murrary; Alumni Relations Manager, Donnella Aitken Ferguson; dan Assistant Research Fellow, Dr. Nisa Widyastuti. (***)