Home > Ekonomi

Antara Muktamar VIII, PRIMA DMI dan Problematika Ekonomi Umat

Muktamar VIII DMI mengangkat tema,.Peran Masjid Mempersatukan dan Memakmurkan Umat.
Mohammad Yusuf Kalla secara aklamasi Kemabli terpilih sebagai Ketua Umum Ketua Umum PP DMI Masa Khidmat 2024-2029. (Foto: Dok Ruzka Indonesia).
Mohammad Yusuf Kalla secara aklamasi Kemabli terpilih sebagai Ketua Umum Ketua Umum PP DMI Masa Khidmat 2024-2029. (Foto: Dok Ruzka Indonesia).

www ruzkaindonesia.id--Pimpinan Pusat (PP) Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA) Dewan Masjid Indonesia (DMI) mendukung penuh penyelenggaraan Muktamar VIII DMI yang telah berlangsung sejak Jumat hingga Ahad (1-3/3/24) di Hotel Sultan, Jakarta.

Muktamar VIII DMI mengangkat tema,.“Peran Masjid Mempersatukan dan Memakmurkan Umat” dan dihadiri oleh sekitar 850 peserta atau muktamirin yang terdiri dari jajaran PP DMI, delegasi Pimpinan Wilayah (PW) DMI, serta utusan Pimpinan Daerah (PD) DMI dari seluruh Indonesia.

Dukungan PP PRIMA DMI terbukti nyata dari hadirnya Ketua Umum PP PRIMA DMI, Munawar Khalil sebagai peserta dalam Muktamar VIII DMI.

Hadir pula Wakil Ketua Umum (Waketum) PP PRIMA DMI, Mohamad Andi R. Reksowardhana yang juga menjadi panitia inti dalam acara ini.

Turut hadir Ketua Umum PP PRIMA DMI Masa Khidmat 2018-2022, Ahmad Arafat Aminullah, yang juga menjadi panitia dalam Muktamar VIII DMI. Hadir juga Direktur Bidang Media, Komunikasi dan Informasi (Kominfo) PP PRIMA DMI, Muhammad Ibrahim Hamdani yang juga menjadi panitia dalam acara ini.

Muhammad Ibrahim Hamdani yang juga Wakil Sekretaris Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa (PD PAB) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat itu pun mengemban amanat sebagai anggota pimpinan sidang di Komisi C: Rekomendasi. Tepatnya sebagai notulen dalam sidang-sidang di Komisi C: Rekomendasi.

Muktamar VIII DMI dipimpin oleh Ketua PP DMI Bidang Pemberdayaan Organisasi dan Pembinaan Kewilayahan, Irjen Pol Mas Guntur Laupe selaku Ketua Panitia Pelaksana (Organizing Committee/ OC).

Sedangkan Ketua Departemen Pemberdayaan Organisasi dan Pembinaan Kewilayahan PP DMI, Dr. Drs. H. Mukhtadi El Harry menjadi Sekretaris Panitia Pelaksana (OC) Muktamar VIII DMI.

Muktamar VIII DMI dibuka dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an oleh Ustadz H. Abdullah Sengkang Gurium pada Jumat (01/03/2024) siang.

Sedangkan dua pembawa acara atau Master of Ceremony (MC) dalam Muktamar VIII DMI ialah Ustadz H. Nanang Mubarok dan Novia Ratna Savitri.

Muktamar VIII DMI diawali dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya, yang dipandu oleh Tamara Al Ikhsan selaku dirigen. Sedangkan grup vokal lagu kebangsaan Indonesia Raya dipandu oleh ibu-ibu pengurus PP Badan Pembina Taman Kanak-Kanak Islam (BPTKI).

Muktamar VIII DMI dibuka secara resmi oleh Ketua Umum PP DMI Masa Khidmat 2017-2023, Muhammad Jusuf Kalla (JK) yang menyampaikan kata sambutan dalam prosesi pembukaan acara ini pada Jumat (01/03/2024) siang.

Ada pula penampilan menarik dari Tim Rampak Bedug dari Sanggar Pemanah Rasa asal Jawa Barat, saat prosesi pembukaan Muktamar VIII DMI.

Kemudian pada Sabtu (02/03/2024) malam, Muhammad Jusuf Kalla (JK) terpilih kembali secara aklamasi, atas persetujuan para muktamirin, untuk mengemban amanat sebagai Ketua Umum PP DMI Masa Khidmat 2024-2029.

Turut hadir dan mendampingi yakni Wakil Ketua Umum (Waketum) PP DMI, KH. Masdar Farid Mas’udi dan Waketum PP DMI, Komjen Pol Syafruddin Kambo serta Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP DMI, Dr. H. Imam Addaruqutni.

Lebih lanjut, hadir juga Ketua PP DMI Bidang Pengelolaan Zakat, Infaq, Shadaqah, Hibah dan Wakaf, KH. Abdul Manan Abdul Ghani, Ketua PP DMI Bidang Peribadatan dan Hukum, Munawar Fuad Nuh serta Ketua PP DMI Bidang Kebersihan dan Sanitasi Lingkungan, Prof Fachmi Idris.

Hadir pula Ketua PP DMI Bidang Komunikasi, Informasi, Pengambangan Arsitektur dan Infrastruktur Masjid, H. Rudiantara dan Ketua PP DMI Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Hubungan Luar Negeri, H. Muhammad Natsir Zubaidi.

Lalu, Ketua PP DMI Bidang Dakwah, Ukhuwwah dan Sumber Daya Keumatan, H. Das’ad Latif dan Ketua PP DMI Bidang Pemberdayaan Potensi Muslimah, Anak dan Keluarga, Dr. Hj. Maria Ulfah Anshor.

Mitra DMI: BAZNAS dan Masjid Istiqlal

Selain itu, dalam prosesi pembukaan Muktamar VIII DMI pada Jumat (01/3/2024), turut hadir Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar yang juga Anggota Majelis Mustasyar PP DMI, serta Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia (RI), Prof. Dr. KH. Noor Achmad.

Kedua tokoh nasional dan tokoh masyarakat itu juga turut memukul bedug bersama-sama H. Muhammad Jusuf Kalla, saat prosesi peresmian Muktamar VIII DMI berlangsung pada Jumat (01/03/2024) sore.

Hadir pula Sekretaris Panitia Pengarah Steering Committee (SC), Dr. H. Rahmat Hidayat, yang juga Sekretaris PP DMI. Beliau juga memberikan kata sambutan saat prosesi penutupan Muktamar VIII DMI pada Sabtu (02/03/2024) malam.

Turut hadir sejumlah Sekretaris PP DMI, antara lain H. Tatang Hidayat, Dra. Hj. Yayah Khisbiah, H. Anizar Anta Masyhadi dan Dr. Hj. Diana Mutiah, serta H. Said Aldi Al Idrus yang juga Ketrua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI).

Sejumlah Duta Besar (Dubes) dari negara-negara sahabat, khususnya Dubes dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), juga hadir dalam prosesi pembukaan Muktamar VIII DMI. Misalnya Dubes Negara Palestina untuk RI, Dr. Zuhair Saleh Muhammad Al Shun.

Dalam sambutannya pada Jumat (01/03/2024) siang, Ketua Umum PP DMI, H. Muhammad Jusuf Kalla, mengatakan keprihatinan mendalam terhadap tingginya kesenjangan sosial dalam perekonomian umat Islam di Indonesia. Kondisi ini ditandai dengan jauh lebih besarnya jumlah muzakki daripada mustahik di kalangan umat.

“Coba anda lihat, 99 persen warga yang antri beras murah itu umat Islam. Mereka rela antri untuk membeli jatah beras murah dari pemerintah, dengan berat maksimal 10 Kilogram. Maka kita (DMI) harus ikhtiar untuk lebih memperbanyak muzakki (wajib zakat) daripada mustahik (penerima zakat),” tuturnya.

Dalam rukun Islam, lanjutnya, kita mengenal ada syahadat, sholat, puasa (shaum), zakat, dan naik haji (ibadah haji). Tapi kewajiban membayar zakat hanya bisa dilakukan oleh umat Islam yang mampu secara ekonomi.

"Begitu pula ibadah haji, kalau kita tidak mampu, tidak bisa naik haji,” terangnya.

Artinya, orang Islam yang tidak mampu secara ekonomi tidak bisa sempurna melaksanakan rukun Islam, hanya tiga dari lima rukun Islam.

"Maka ke depan, kita (DMI) harus lebih memperbanyak kegiatan ekonomi berbasis masjid,” jelas H. Muhammad Jusuf Kalla.

Lebih lanjut, Wakil Presiden (Wapres) RI Ke-10 dan Ke-12 itu pun mendeskripsikan realitas sosial di masyarakat, khususnya terkait problematika ekonomi umat.

"Lihat saja, dari 10 orang terkaya di Indonesia, hanya satu orang yang berpuasa. Lalu dari 100 orang terkaya di Indonesia, hanya ada 12 orang yang berpuasa dan bayar zakat,” ungkapnya.

Meskipun orang-orang kaya tersebut tentu membayar pajak, tapi hanya sedikit yang membayar zakat. Tentu beda (manfaatnya) antara pajak untuk negara dan zakat untuk umat. Kita harus realistis melihat kondisi ini.

Maka kita (DMI), lanjutnya, harus berupaya sekuat tenaga memakmurkan masjid, lalu masjid dapat memakmurkan jama’ah-nya.

“Kalau kita dapat memakmurkan masjid dan (pengurus) masjid mampu memakmurkan jama’ah-nya, maka barulah Allah SWT (Subhanahu Wa Ta’ala) akan memberikan kita rumah di surga,” tuturnya.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si. (Direktur BIdang Media, Komunikasi dan Informasi (Kominfo) PP PRIMA DMI)

× Image