Home > Ekonomi

Pemkot Depok akan Dorong Digitalisasi Transaksi

Kepala Disperdagin Kota Depok, Zamrowi menjelaskan, pihaknya ingin mendorong digitalisasi transaksi di semua sektor Kota Depok. Mulai dari pasar, Usaha/Industri Kecil Menengah (UKM/IKM), dan retribusi.
Forum Renja Disperdagin Kota Depok 2024.

ruzka.republika.co.id--Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Depok menggelar Forum Rencana Kerja (Renja) 2024 yang mengusung tema mendorong pertumbuhan ekonomi melalui digitalisasi transaksi.

Kepala Disperdagin Kota Depok, Zamrowi menjelaskan, pihaknya ingin mendorong digitalisasi transaksi di semua sektor Kota Depok. Mulai dari pasar, Usaha/Industri Kecil Menengah (UKM/IKM), dan retribusi.

"Digitalisasi terbukti bisa meningkatkan penjualan dan keamanan bertransaksi," ujar Zamrowi, Sabtu (25/02/2023).

Menurut Zamrowi, perdagangan digital merupakan salah satu sektor yang harus terus dikembangkan dan dikelola dengan baik. Digitalisasi akan menguntungkan pelaku usaha dengan adanya peningkatan efektivitas perdagangan dan peningkatan pengalaman berbelanja para pelanggan.

"UKM harus segera mendigitalisasi produknya, marketing melalui media sosial, begitu juga transaksi pembayaran melalui QRIS salah satunya," terangnya.

Lanjut Zamrowi, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk percepatan digitalisasi di lingkungan Disperdagin. Melalui pengenalan dan berbagai pelatihan, serta bekerja sama dengan perbankan, dan lain sebagainya.

"Pasar Sukatani dan Cisalak sudah digitalisasi transaksinya, ke depan akan diterapkan ke semua pasar rakyat di Depok dan produk-produk UKM," paparnya.

Ketua Asosiasi Industri Kreatif Depok, Markiyat Berlian menyambut baik upaya Disperdagin Kota Depok mendorong pembayaran non tunai di semua sektor, termasuk IKM. Selain memudahkan dalam bertransaksi, sambung dia, metode ini juga meminimalisir terjadinya kerugian perusahaan.

"Transaksi digital juga memudahkan kami untuk mengontrol pemasukan, praktis, nyaman, minimalisir uang palsu juga memberikan pemahaman kepada pegawai agar melek teknologi," jelasnya.

Markiyat yang juga pemilik Mie Khangen melanjutkan, pihaknya sudah menggunakan pembayaran non tunai sejak 2020 ketika pandemi Covid-19.

"Kami berharap Disperdagin dan Perbankan dapat lebih massif sosialisasi. Dan langsung memberikan pelatihan penggunaan transaksi non tunai kepada pelaku UKM," pungkasnya. (Rusdy Nurdiansyah)

× Image