Home > Nasional

Berantas Hoax Pemilu 2024, Tular Nalar Ajak Lansia dan Remaja Jadi Pemilih Cerdas

Program Tular Nalar bentukan Mafindo bersama Maarif Institute, Love Frankie, serta didukung oleh Google.org, menggelar kegiatan Akademi Digital Lansia dan Sekolah Kebangsaan, di 10 wilayah di Indonesia.
Komunitas Ma’arif Institute.

ruzka.republika.co.id--Program Tular Nalar bentukan Mafindo bersama Ma’arif Institute, Love Frankie, serta didukung oleh Google.org, menggelar kegiatan Akademi Digital Lansia dan Sekolah Kebangsaan, di 10 wilayah di Indonesia.

Di Jakarta, kegiatan ini dipimpin oleh Kordinator Fasilitator yaitu Cut Meutia Karolina (Universitas Al Azhar Indonesia) bersama dengan para fasilitator dari Mafindo, Japelidi, serta berbagai kampus yaitu Bintan Humeira (UIN Syarif Hidaytullah Jakarta), Devie Rahmawati (Universitas Indonesia), Diana Anggraeni (Universitas Pancasila), Engga Probi Endri (Universitas Mercubuana Jakarta), Irwa Rochimah Zarkasi (Universitas Al Azhar Indonesia), Makroen Sanjaya (Universitas Muhammadiyah Jakarta), Martriana Ponimin Said (Universitas Pancasila), Meilani Dhamayanti (Universitas Bina Nusantara), Riki Arswendi (Universitas Mercubuana Jakarta), Soraya Fadhal (Universitas Al Azhar Indonesia).

Di Jakarta, Akademi Digital Lansia dilaksanakan di Aula Yayasan Pundi Rakyat, Kemayoran, Jakarta Pusat. Program ini diikuti sekitar 100 warga lansia. Sedangkan, Sekolah Kebangsaan dilaksanakan di Sekolah Master (Masjid Terminal) Depok, yang diikuti oleh 50 siswa dan siswi. Kegiatan ini menyasar anak muda dengan kriteria pemilih pemula pada Pemilihan Umum 2024 tahun depan.

"Hoaks telah lama menjadi korosif bagi demokrasi di dunia. Di Indonesia, hoaks dalam Pemilu menjadi tantangan yang memprihatinkan. Kanal distribusi yang paling sering digunakan adalah media sosial. Hampir pada tiap Pemilu dan Pilkada yang diadakan sejak 2014, media sosial menjadi medium menyebarkan hoaks. Menurut pelacakan Kominfo pada Pemilu 2019, didapati 486 hoaks di media sosial pada bulan April. Sepanjang Pemilu 2019, Mafindo menemukan dan mengklarifikasi 1.221 hoaks di linimasa media sosial,” ujar Devie Rahmawati Fasilitator dari Vokasi Universitas Indonesia, Kamis (16/02/2023).

"Pemilih harus menjalankan kedaulatannya melalui keputusan yang mereka buat saat memberikan suara di TPS, berdasarkan informasi yang benar dan valid. Dengan demikian, suara pemilih menjadi bermakna dalam memastikan bahwa rakyat yang terpilih untuk berkuasa adalah mereka yang akan memimpin dengan cara yang adil dan demokratis. Sekitar 1 tahun jelang Pemilu 2024 di Indonesia, kekhawatiran terhadap hoaks kian kentara. Oleh karenanya, para lansia maupun anak-anak muda saat ini terus berpacu memperkuat literasi digital, terutama kemampuan cek fakta,” seru Devie, yang juga pendiri SiapBergerak dan KlinikDigital.

Mafindo bermula dari Forum Facebook yang disebut FAFHH (Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax) yang dibentuk pada tahun 2015, sebagai tanggapan terhadap munculnya fitnah, hasutan, hoaks, juga ujaran kebencian di media sosial. MAFINDO berdiri, dengan dilakukan deklarasi wilayah pada tahun 2017, dimana saat ini sudah memiliki lebih dari 85 ribu anggota daring dengan lebih dari 1.000 relawan, di 26 wilayah di Indonesia. (Rusdy Nurdiansyah)

× Image