UI Masuk QS World University Rankings Sebagai Universitas yang Capai Dampak Keberlanjutan
ruzka.republika.co.id--Quacquarelli Symonds (QS), sebagai analis pendidikan tinggi global, pada Rabu (26/10/2022), merilis QS World University Rankings: Sustainability, yaitu sebuah kerangka kerja baru untuk mengevaluasi bagaimana universitas mengambil tindakan dalam mengatasi masalah lingkungan dan sosial paling mendesak di dunia.
QS mengevaluasi lebih dari 1.300 institusi pendidikan tinggi yang memenuhi persyaratan kelayakan tertentu dan menetapkan 700 universitas dalam peringkat tertinggi.Yang menggembirakan, Universitas Indonesia (UI) menjadi salah satu universitas di Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut.
Peringkat keseluruhan universitas yang ditampilkan dalam QS World University Rankings: Sustainability ditentukan oleh jumlah skor mereka dalam dua kategori, yaitu Environmental Impact dan Social Impact.
Environmental Impact menggabungkan tiga indikator, yaitu kelembagaan berkelanjutan, pendidikan berkelanjutan, dan penelitian berkelanjutan.
Sementara, Social Impact menggabungkan lima indikator yang meliputi kesetaraan, pertukaran pengetahuan, dampak pendidikan, kesempatan kerja dan peluang, serta kualitas hidup.
UI berhasil menempati peringkat di deret 281–300 yang mengungguli pesaing domestiknya dalam 6 dari 8 indikator QS. Keenam indikator tersebut, antara lain Sustainable Institutions (kelembagaan berkelanjutan), yang menilai strategi dan operasi kelembagaan yang diarahkan menuju masa depan yang ramah lingkungan.
Kedua, Equality (kesetaraan), yang menganalisis hasil penelitian yang selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs), ke-5 dan ke-10 tentang kesetaraan gender dan pengurangan ketidaksetaraan, serta berbagai elemen keragaman dan inklusivitas yang terukur.
Pada indikator ketiga, Knowledge Exchange (pertukaran pengetahuan), UI dapat menyarankan kolaborasi domestik dan internasional tingkat tinggi untuk memajukan pengetahuan dan meningkatkan standar akademik di seluruh dunia.
Indikator keempat, Impact of Education (dampak dari pendidikan), ini terkait dengan penelitian yang selaras dengan SDGs ke-4, QS Academic and Alumni Surveys, Academic Freedom Index, pertukaran pelajar internasional dan rasio kelulusan pelajar. Pada indikator kelima, Employability and Opportunities (kesempatan dan kualitas lulusan), UI memiliki alumni yang kuat yang memiliki kemampuan kerja.
Terakhir, pada indikator Life Quality (kualitas hidup), UI berperan aktif dalam analisis data yang berkaitan dengan hasil penelitian di SDGs (1, 2, 3, dan 6), yang meliputi pilihan kesehatan di kampus, Air Quality Index, dan Subjective Wellbeing Score.
Langkah-langkah UI yang memenuhi indikator ini sejalan dengan upaya-upaya yang dilakukan universitas lain di dunia dalam menangani permasalahan global.
Laporan Pembangunan Berkelanjutan terbaru PBB menunjukkan bahwa kemajuan dunia menuju SDGs telah melambat untuk tahun kedua berturut-turut.
Namun, sektor pendidikan tinggi global dapat memainkan peran yang berarti dalam membalikkan perlambatan pasca-pandemi ini.
QS Ranking Manager, Dr. Andrew MacFarlane, mengatakan bahwa pemeringkatan ini melihat bagaimana universitas berkomitmen dan membuat terobosan bagi masyarakat yang ada di dalamnya dan bergantung kepadanya.
“Dengan menyoroti kontribusi alumni mereka, keselarasan penelitian mereka dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, atau kebijakan dan tata kelola mereka, kami berharap peringkat ini akan berfungsi untuk lebih mengintensifkan upaya universitas dalam membantu memenuhi tantangan global yang saat ini kita hadapi,” kata Dr. Andrew.
QS bertujuan untuk memberikan wawasan independen kepada calon mahasiswa tentang langkah universitas dalam meningkatkan keberlanjutan.
Menurut Jessica Turner, CEO di QS, pengembangan vaksin Covid-19 hanyalah salah satu ilustrasi terbaru dari dampak yang dicapai oleh universitas yang bekerja sama untuk menyelesaikan krisis dunia.
Universitas ditempatkan secara unik untuk memimpin upaya global dalam memberlakukan perubahan lingkungan dan sosial, baik melalui penelitian, pengajaran, atau keterlibatan masyarakat.
“Kami juga berusaha untuk mendukung universitas dalam memantau dan membandingkan kemajuan mereka saat mereka berusaha untuk menerapkan strategi LST dan menemukan solusi untuk tantangan global yang belum pernah terjadi sebelumnya,” jelas Jessica.
Terkait pemeringkatan ini, University of California, Berkeley menduduki peringkat pertama dengan mencapai skor tertinggi dalam kategori Dampak Lingkungan dan Dampak Sosial, masing-masing menyumbang 50 persen dari skor keseluruhan.
Diikuti oleh dua institusi Kanada, University of Toronto (ke-2) dan University of British Columbia (ke-3).Dalam mengembangkan konsep dan metodologi QS World University Rankings: Sustainability, QS meluncurkan konsultasi ekstensif yang melibatkan 50 orang Dewan Penasihat Akademik, perwakilan dari ratusan universitas di seluruh dunia, ribuan mahasiswa, dan mitra data di Scopus/Elsevier dan Universitas Yale.
Amerika Serikat mendominasi peringkat, dengan 135 universitas (19,2 persen dari total), termasuk tiga puluh di antara 100 teratas, sedangkan Inggris adalah terbaik kedua dengan 67 universitas (9,5 persen), termasuk dua puluh di antara 100 teratas. Jerman adalah yang terbaik ketiga untuk representasi keseluruhan dengan 39 universitas. (Rusdy Nurdiansyah)