Home > Mancanegara

Perang Baru akan Meletus antara AS dan Venezuela, Ini Kata PBB

Seragan tersebut membuat Rusia menuduh Washington bertindak seperti "koboi" karena menembak kapal tanpa proses hukum yang jelas.
Foto ilustrasi ketegangan antara AS dan Venezuela. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA) 
Foto ilustrasi ketegangan antara AS dan Venezuela. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyuarakan keprihatinan atas meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Venezuela.

Ketegangan tersebut terjadi saat AS melancarkan serangan terhadap sejumlah kapal yang diduga membawa narkoba di lepas pantai Venezuela dalam beberapa pekan terakhir.

Seragan tersebut membuat Rusia menuduh Washington bertindak seperti "koboi" karena menembak kapal tanpa proses hukum yang jelas.

Baca juga: Tak Ada Nama Justin Hubner, Ini Starting Line Up Timnas Indonesia vs Irak

Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, menilai tindakan AS merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia.

"Kapal yang di dalamnya terdapat orang-orang langsung ditembaki di laut lepas tanpa pengadilan atau penyelidikan. Ini dilakukan berdasarkan prinsip koboi: 'tembak dulu'," jelas Nebenzia, dikutip dari Reuters, Sabtu (11/10/2025).

Rusia menegaskan Venezuela memiliki alasan kuat untuk meyakini bahwa AS siap beralih dari ancaman menuju tindakan militer. Hal ini dikhawatirkan bisa memicu konflik bersenjata baru di kawasan Amerika Latin.

Baca juga: Berat! Timnas Indonesia Selalu Kalah Lawan Irak

Kekhawatiran serupa disampaikan oleh Duta Besar Venezuela untuk PBB, Samuel Moncada. Ia menuduh Washington meningkatkan kekuatan militer di wilayah sekitar dan menggunakan retorika yang bersifat provokatif.

"Negaranya kini menghadapi situasi di mana sangat rasional untuk memperkirakan bahwa dalam waktu dekat akan terjadi serangan bersenjata terhadap Venezuela," terang Moncada.

Sejumlah negara menyerukan agar ketegangan ini diselesaikan melalui jalur diplomasi. Prancis, Yunani, dan Denmark meminta semua pihak menahan diri dan menghormati hukum internasional.

Baca juga: Sambut Hari Pangan Sedunia, Swara SeadaNya Promosikan Bahan Pangan Lokal Lewat Musik Etnik

Wakil Duta Besar Prancis untuk PBB, Jay Dharmadhikari, menegaskan bahwa penegakan hukum internasional dan hak asasi manusia harus menjadi prioritas. "Negara-negara harus menahan diri dari tindakan bersenjata sepihak," katanya.

Wakil Duta Besar Panama untuk PBB, Ricardo Moscoso, menyebut ancaman perdagangan narkoba dan kejahatan lintas negara tidak bisa hanya dihadapi dengan kekuatan militer.

"Panama meyakini bahwa ancaman lintas negara yang dihadapi kawasan kami memerlukan respons bersama yang didasarkan pada penghormatan terhadap hukum internasional serta komitmen bersama untuk perdamaian dan stabilitas di belahan bumi kami," pungkasnya. (***)

Image
rusdy nurdiansyah

rusdynurdiansyah69@gmail.com

× Image