Home > Info Kampus

Semangat Pengabdian UI Jadi Ruang Inklusif Bagi Sahabat Disabilitas

Namun, perjalanan ini tak selalu mudah. Stigma negatif terhadap anak berkebutuhan khusus masih bermunculan di masyarakat.
Festival Pengabdian Masyarakat UI 2025 yang berlangsung di Ruang Apung, Perpustakaan UI, Kampus Depok, Jumat (03/10/2025) lalu. (Foto: Dok Humas UI) 
Festival Pengabdian Masyarakat UI 2025 yang berlangsung di Ruang Apung, Perpustakaan UI, Kampus Depok, Jumat (03/10/2025) lalu. (Foto: Dok Humas UI)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Ajeng bersama putri bungsunya, Syelin, hadir di acara “Festival Pengabdian Masyarakat UI 2025” yang berlangsung di Ruang Apung, Perpustakaan UI, Kampus Depok, Jumat (03/10/2025) lalu.

Dengan bersemangat, ia membawa putrinya yang berusia 27 tahun bergabung dengan ratusan peserta disabilitas lainnya untuk mengikuti pemeriksaan gigi dan mulut gratis yang diadakan para dokter dari Fakultas Kedokteran Gigi UI.

“Pemeriksaan gigi gratis ini bukan sekadar layanan, tetapi bentuk kasih dari UI untuk anak-anak kami. Terima kasih sudah hadir dan membuat anak kami merasa nyaman serta dihargai,” jelas Ajeng dalam keterangan yang diterima, Kamis (09/10/2025).

Baca juga: PT Tirta Asasta Depok Masuk 10 Besar Terbaik di Wilayah II Pulau Jawa

Perjuangan Ajeng untuk menerima anaknya yang berkebutuhan khusus dimulai sejak dalam kandungan. Dokter mengatakan bayi yang ada dalam kandungannya memiliki keterlambatan perkembangan.

“Waktu itu rasanya dunia runtuh, tetapi kemudian saya belajar menerima. Tuhan menitipkan anak ini bukan untuk dikasihani, melainkan untuk diperjuangkan,” ungkapnya.

Meski lahir dan tumbuh dengan sindrom Down, Syelin membuktikan keterbatasan bukanlah penghalang untuk bermimpi. Sejak kecil, ia suka menggambar, menari, dan tampil di depan umum.

Melihat semangat itu, Ajeng berupaya memenuhi kebutuhan anaknya agar bisa berkembang. Ia menyekolahkan Syelin di sekolah inklusif dan mendaftarkannya ke pelatihan keterampilan, hingga bergabung dengan Yayasan Belantara Budaya Indonesia (YBBI).

Baca juga: Pojok UMKM dan IKM Hadir di Hotel Savero Depok

“Syelin belajar menari, berlatih, dan tampil di atas panggung. Ia bahkan pernah menjadi model di Jakarta Fashion Week. Itu artinya, anak-anak seperti dia juga punya potensi besar,” ungkap Ajeng.

Saat ini, Syelin bekerja sebagai barista di sebuah kafe di Jakarta Barat, setelah sebelumnya menjalani magang di Garuda Indonesia sebagai customer service. Ia menyapa pelanggan dengan ramah dan menghadirkan inspirasi kecil bagi banyak orang.

Namun, perjalanan ini tak selalu mudah. Stigma negatif terhadap anak berkebutuhan khusus masih bermunculan di masyarakat.

Menurut Direktur Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Sosial UI, Dr. L.G. Saraswati Putri, S.S., M.Hum., UI akan melawan stigma itu dengan menghadirkan pendidikan dan pengabdian yang inklusif bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

Baca juga: The Ritz-Carlton Rayakan Kesenian Bali Lewat "Art and Dine"

"UI percaya bahwa keberagaman adalah kekuatan. Melalui pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat, UI berupaya menciptakan ruang yang ramah dan setara bagi anak-anak berkebutuhan khusus agar mereka dapat berkembang sesuai potensinya,” kata Dr. Saraswati.

Kegiatan pemeriksaan gigi dan mulut gratis bagi ratusan penyandang disabilitas ini memecahkan Rekor MURI.

Selain pemeriksaan tersebut, para peserta juga mendapatkan panggung untuk menari, bernyanyi, dan menunjukkan potensi terbaik mereka. Para peserta difabel menampilkan berbagai tarian, bernyanyi bersama, hingga melakukan flashmob di Taman Lingkar UI.

Di antara mereka, Syelin tampak ikut tersenyum, menari bersama teman-temannya, menyebarkan semangat yang menular ke seluruh penonton.

Baca juga: BKD Depok: Realisasi Pajak Bumi Bangunan Hingga September 2025 Capai 113 Persen

"Momen seperti ini luar biasa. Kami berterima kasih karena UI bisa menerima anak-anak tanpa melihat kekurangannya. Dengan adanya festival ini, publik bisa melihat talenta anak-anak kami. Saya berharap UI memiliki lebih banyak wadah untuk anak-anak difabel dan mengakui bahwa mereka punya talenta,” terang Ajeng.

Dengan semangat “Aktif, Responsif, dan Kolaboratif untuk Indonesia”, Festival Pengabdian Masyarakat UI 2025 hadir bukan hanya untuk memberi ruang bagi para disabilitas, melainkan juga untuk mendengar dan mengakui bakat mereka. Kegiatan ini menjadi wadah bagi sivitas akademika untuk berkolaborasi dengan masyarakat, menghadirkan ilmu pengetahuan, sekaligus untuk berempati terhadap sesama. (***)

Image
rusdy nurdiansyah

rusdynurdiansyah69@gmail.com

× Image