Home > Galeri

Jejak Rumah Proklamasi dalam Diskusi Sejarah di FIB UI

Pembangunan dan revitalisasi Rumah Proklamasi diperlukan untuk menjadi bukti semangat kerakyatan Indonesia, bukan sekedar mengenang masa lalu.
FIB UI mengikuti Forum Grup Diskusi
FIB UI mengikuti Forum Grup Diskusi "Rumah Proklamasi Antara Ada dan Tiada" pada Kamis 5 Juni 2025. (Foto: Dok Komoenitas Makara)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Puluhan orang berkumpul di ruang 1103 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) mengikuti Forum Grup Diskusi "Rumah Proklamasi Antara Ada dan Tiada" pada Kamis 5 Juni 2025.

Narasumber acara antara lain Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia sekaligus sejarawan Bondan Kanumoyoso, Kepala Pusat Konservasi Cagar Budaya Norviadi Setio Husodo, dan Kepala Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (PPKB FIB UI) Lily Tjahjandari, dan Moderator Ahmad Fahrurodjie.

Acara ini mendiskusikan secara ilmiah tentang keberadaan rumah tempat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang telah dirobohkan pada 15 Agustus 1960 dan kemungkinannya untuk dibangun kembali.

Baca juga: Disdik Depok Imbau Sekolah Ikut Pantau Penerapan Jam Malam Pelajar

Pembangunan dan revitalisasi Rumah Proklamasi diperlukan untuk menjadi bukti semangat kerakyatan Indonesia, bukan sekedar mengenang masa lalu.

Pengumuman kemerdekaan dilakukan di depan teras rumah milik Presiden pertama RI Soekarno dengan cara yang sederhana, tidak ada kemewahan di sana.

“Ini akan mengembalikan semangat yang berdasar pada modal awal negara ini, saat pertama kali terbentuk. Republik Indonesia ini bukan terlahir dari kemewahan kekuasaan, melainkan tekad sekelompok anak bangsa yang didukung rakyat, yang berani mengambil risikoo besar demi kemerdekaan," kata Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Bondan Kanumoyoso dalam Forum Grup Diskusi yang digelar FIB UI bekerja sama dengan Yayasan Lembaga Kajian Heritage Indonesia (YLKHI) ini.

Baca juga: UI Kembangkan Koloni Lebah Tanpa Sengat di Pesantren Raudhatul Quran Klaten

Bondan menjelaskan bahwa pembangunan dan revitalisasi Rumah Proklamasi akan menjadi simbol kebanggaan nasional. Bondan meyakini pembangunan dan revitalisasi Rumah Proklamasi akan melestarikan sejarah autentik dan menjadi pusat edukasi.

"Ini adalah tempat simbolik, tempat di mana lahirnya Republik Indonesia. Di mana cita-cita kolektif kita dinyatakan pada dunia. Pernyataan pertama Indonesia pada dunia, kita sudah merdeka. Ini penting sekali,” ungkap Bondan.

Ia menambahkan Rumah Proklamasi atau yang pernah ditempati Soekarno memiliki banyak bukti kemerdekaan RI.

Bondan menegaskan Rumah Proklamasi merupakan lokasi autentik pembacaan Proklamasi pada saat momen Kemerdekaan RI.

Baca juga: Segera Hadir Sumitro Institute, Bersiap Memasuki Paradigma Baru Pembangunan

"Kawasan ini memiliki legitimasi historis yang tak tergantikan, menjadikannya tempat yang paling tepat untuk merefleksikan makna kemerdekaan secara mendalam dan menyeluruh,” jelasnya.

Sementara itu Lily Tjahjandari dalam presentasinya menambahkan bahwa Rumah Proklamasi merupakan ruang publik yang merekam memori kolektif bangsa yang sangat berkait dengan kebijakan tata ruang kota, dan beririsan dengan konsep identitas politik di masa kemerdekaan Indonesia.

Dalam acara tersebut hadir pula sejumlah tokoh seperti Ketua Komoenitas Makara Fitra Manan dan juga Pendiri Urban Spiritual Indonesia Turita Indah Setyani. (***)


× Image