Hanya Basa Basi, Kelayakan Jokowi Jadi Calon Ketum PSI Formalitas Belaka

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK - Mantan presiden Joko Widodo yang menyatakan tak ingin kalah bila maju jadi ketum PSI, tampaknya hanya basa basi politik saja.
"Peluang kalah bila Jokowi maju jadi calon ketum PSI sangat kecil. Sebab, PSI selama ini sangat mengidolakan Jokowi. Karena itu wajar bila PSI memberi dukungan penuh kepada Jokowi selama 10 tahun menjadi presiden," ungkap Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jakarta M Jamiluddin Ritonga kepada RUZKA INDONESIA, Jumat (16/05/2025) siang.
Menurut Jamil, bila Jokowi maju jadi calon ketum, maka pemilihan akan berlangsung formalitas belaka. Bahkan Jokowi berpeluang tinggal dikukuhkan menjadi ketum PSI untuk periode lima tahun mendatang.
"Bila Jokowi jadi ketum tidak dengan sendirinya bisa membawa PSI menjadi partai menengah. Sebab, persaingan sesama partai politik yang ketat. Karena itu tidak mudah bagi partai gurem seperti PSI dalam waktu singkat bisa menyodok ke partai menengah," jelas mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini.
Seperti diketahui, Jokowi selama menjadi presiden selalu menjadi sosok kontroversial. Hal itu justru semakin meningkat setelah Jokowi lengser dari presiden.
Sehingga Jokowi sesungguhnya sangat resisten bila menjadi ketum PSI. Tingginya resistensi Jokowi diperkirakan menjadi titik lemah bila memimpin PSI.
"Memang tak ada jaminan PSI akan melenggang ke Senayan pada Pileg 2029 bila dipimpin Jokowi. Sebab, untuk bisa masuk ke Senayan, PSI akan bersaing ketat dengan partai mapan seperti PDIP, Gerindra, Golkar, PKB, Demokrat, PKS, Nasdem, dan PAN," paparnya.
Jika memimpin partai dengan resistensi yang tinggi, dikhawatirkan justru dapat merusak kepercayaan masyarakat kepada PSI. Hal itu tentunya dapat menurunkan dukungan masyarakat kepada PSI.
Jamil mengingatkan, PSI justru perlu mengkaji ulang plus minusnya bila Jokowi memimpin PSI. "Jangan sampai terpilihnya Jokowi jadi ketum justru nantinya membuat PSI semakin menjadi partai gurem. Hal itu tentunya merugikan PSI," pungkas Jamil. (***)