Home > Galeri

Ngaduk Dodol di Lebaran Depok, Hamzah: Semangat Budaya Gotong Royong yang Harus Dilestarikan

Proses memasak dodol melibatkan bahan-bahan seperti gula merah dan kelapa yang dikumpulkan bersama-sama, kemudian dimasak dalam waktu yang lama dengan penuh canda tawa.
anggota DPRD Kota Depok, Hamzah (tengah) ceria dan menghayati ngaduk odol yang disenyumi Wali Kota Depok, Supian Suri (kanan) dan Istri Wali Kota Depok, Siti Barkah (kiri kerudung merah). (Foto: Dok RUZKA INDONESIA) 
anggota DPRD Kota Depok, Hamzah (tengah) ceria dan menghayati ngaduk odol yang disenyumi Wali Kota Depok, Supian Suri (kanan) dan Istri Wali Kota Depok, Siti Barkah (kiri kerudung merah). (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Tradisi ngaduk dodol tidak hanya sekadar menyajikan kuliner tradisional. Aroma manis dan legit dodol juga tersimpan makna kebersamaan dan semangat gotong royong yang tercermin dalam budaya lokal Betawi Depok.

Hal itu diungkapkan anggota DPRD Kota Depok, Hamzah dalam perayaan Lebaran Depok 2025 di kawasan Kali Mulya, Grand Depok City (GDC), Kota Depok, Selasa (13/05/2025).

"Tradisi ngaduk,dodol ini lebih dari sekadar kegiatan memasak. Ngaduk dodol adalah simbol kebersamaan yang diwariskan oleh para leluhur Depok, yang ingin menumbuhkan rasa solidaritas di antara warga," ungkap Hamzah.

Baca juga: Efisiensi Anggaran Pemerintah, Hotel di Depok Merugi, Ancaman PHK dan 'Gulung Tikar'

Menurut Hamzah, dalam budaya Betawi Depok, ngaduk dodol merupakan kegiatan yang mengajak seluruh warga untuk berpartisipasi.

Proses memasak dodol melibatkan bahan-bahan seperti gula merah dan kelapa yang dikumpulkan bersama-sama, kemudian dimasak dalam waktu yang lama dengan penuh canda tawa.

“Pembuatan dodol ini tidak bisa dilakukan oleh satu orang saja. Harus melibatkan banyak orang, saling bantu, dan berbicara dengan tetangga. Inilah nilai yang harus kita tanamkan: kebersamaan dalam membangun lingkungan,” jelasnya.

Baca juga: Gubernur Konten Dinilai 'Sesat Pikir', Terkait APBD Jakarta Bisa Gaji Rp 10 Juta per Kepala Keluarga

Lanjut Hamzah, bahwa filosofi dari ngaduk dodol ini sangat relevan dengan semangat membangun Kota Depok. Dalam pandangannya, pembangunan kota yang berkelanjutan tidak hanya mengandalkan peran pemerintah, tetapi juga melibatkan peran aktif warga, sebagaimana halnya dalam pembuatan dodol yang harus dikerjakan bersama.

“Pembangunan Depok ke depan harus melibatkan warga. Seperti halnya dodol yang hanya bisa matang dan enak jika diaduk bersama-sama,” terangnya.

Perayaan Lebaran Depok tahun ini menghidupkan kembali berbagai tradisi budaya lokal, termasuk ngaduk dodol, ngubek empang, lenong, dan bazar makanan tradisional. Hamzah berharap agar tradisi ini terus dilestarikan sebagai bagian dari identitas budaya yang dapat mempererat hubungan antarwarga.

Baca juga: Anggota DPRD Depok Hamzah: Pemanfaatan Dana RW Rp 300 Juta Harus Tepat Guna

Melalui kegiatan ini, Hamzah juga berharap nilai-nilai budaya yang terkandung dalam setiap tradisi dapat diteruskan kepada generasi muda sebagai bagian dari pendidikan moral yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

"Harapannya tradisi seni dan budaya harus dipertahankan dan dirawat serta ditularkan ke generasi kedepan," harapnya. (***)

× Image