Home > Ekonomi

Menekraf Apresiasi Mustika Ratu Kembangkan Ekonomi Kreatif Produk Kecantikan

Pemisahan Kemenekraf yang fokus terhadap 17 subsektor ekraf dinilai sangat bagus.
Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya menerima audiensi Yayasan Puteri Indonesia dan Mustika Ratu. (Foto: Kemenkraf) 
Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya menerima audiensi Yayasan Puteri Indonesia dan Mustika Ratu. (Foto: Kemenkraf)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK - Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya menerima audiensi dari Yayasan Puteri Indonesia dan Mustika Ratu membahas potensi kolaborasi demi mendorong diplomasi kreatif ke pentas internasional.

“Saya paham visi misi dari Mustika Ratu yang terus mendorong ekonomi kreatif di Indonesia melalui beauty product. Maka, ke depan subsektor fesyen akan dikembangkan dalam konsep mode fesyen dan produk kecantikan. Hal ini sesuai dengan poin Asta Cita ke-3, mengembangkan lapangan kerja yang berkualitas melalui industri kreatif,” ujar Menekraf Riefky seperti dikutip sejumlah media, Jumat (7/3/2025).

Menekraf Riefky menyatakan Kementerian Ekraf/Badan Ekraf memiliki program-program yang sifatnya dinamis untuk dikolaborasikan, apalagi tulang punggung ekonomi Indonesia sudah bergeser ke ekonomi kreatif yang padat cipta berbasis kreativitas.

Kesiapan untuk kolaborasi dengan Yayasan Puteri Indonesia, salah satunya bisa melalui program Emak-Emak Matic. Selain itu Menekraf Riefky menyebutkan program-program lain dari Kemenekraf yang memiliki tujuan sama yaitu mendorong hilirisasi dan komersialisasi ekonomi kreatif.

“Maka, kami selalu lakukan pendekatan hexahelix dengan komunitas (asosiasi dan yayasan), bisnis, akademisi, hukum dan regulasi, media massa, serta Pemerintah,” kata Menekraf Riefky.

Di tempat yang sama, Wamenekraf/Wakabekraf Irene Umar turut menyampaikan beberapa program yang sejalan dengan Yayasan Puteri Indonesia dan Mustika Ratu. Salah satunya disebut Wamenekraf Irene bisa mengarah pada pengembang permainan (gim) lokal.

Pengembangan ini bisa dikolaborasikan dengan produk kecantikan Mustika Ratu atau dengan melibatkan para Puteri Indonesia untuk ikut memainkan gim lokal agar semakin dikenal.

“Indonesia itu punya board game Kartini: From Darkness to Light, yang mana kalau para Puteri Indonesia ikut main gim lokal ini tentu bisa lebih banyak peminat gim lokal agar makin dikenal. Kita juga bisa bikin gim lokal dari produk-produk kecantikan seperti jamu dari Mustika Ratu atau permainan lain,” ujar Wamenekraf Irene.

Sementara itu Putri Kus Wisnu Wardani sebagai Ketua Dewan Penasehat Yayasan Puteri Indonesia dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden 2019-2024 menilai pemisahan Kemenekraf yang fokus terhadap 17 subsektor ekraf sangat bagus.

Menurutnya, banyak generasi muda yang bisa memulai sesuatu dari hal kreatif yang lebih luas sehingga mereka tidak terpaku untuk kerja dalam lingkup korporasi.

“Begitu banyak keragaman budaya yang bisa diolah menjadi sebuah kontribusi ekonomi yang luar biasa dan menciptakan lapangan kerja. Begitu banyak juga kesempatan yang bisa kita eksplor dan kerjasamakan untuk mendidik perempuan-perempuan Indonesia. Saya merasa bahwa ini sebuah langkah luar biasa apalagi ekonomi kreatif sudah mendapat perhatian dengan memisahkan dari Kementerian sebelumnya,” ujar Putri Kus Wisnu Wardani.

Sedangkan Ketua Pemilihan Puteri Indonesia Kusuma Ida Anjani mengatakan pemilihan Puteri Indonesia yang sudah berlangsung sejak 1992 ini selama perjalanannya selalu memperkenalkan budaya seperti melalui tarian dan pakaian buatan desainer Indonesia. Para finalis, disebutnya, turut berperan dalam diplomasi budaya.

“Sebentar lagi, pertengahan bulan April, kami akan mulai karantina Pemilihan Putri Indonesia 2025 yang mana kami juga ingin mengajak Pak Menteri untuk memberi pembekalan saat karantina. Kementerian Ekraf/Badan Ekraf juga bisa bawa produk-produk binaan lokal termasuk gim lokal untuk dipromosikan para finalis putri Indonesia yang memang menjadi bagian dari diplomat budaya,” kata Kusuma Ida Anjani. ***

× Image