Home > Nasional

Pengamat Ungkap Gap Psikologis dan Politis Perintang Pertemuan Megawati-Prabowo

Bagi PDIP dan Megawati, Jokowi sebagai biang kerok rusaknya tatanan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat bertemu di kediaman Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu (24/7). (Foto: Republika/Prayogi)
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat bertemu di kediaman Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu (24/7). (Foto: Republika/Prayogi)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK - PDI Perjuangan melalui juru bicaranya Ahmad Basarah, kembali menegaskan Megawati Soekarnoputri dan partainya tak punya masalah dengan Presiden Prabowo Subianto.

Namun kali ini penegasan tersebut mendapat tanggapan Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jakarta, M Jamiluddin Ritonga. Menurutnya, pernyataan semacam itu sudah kerap disampaikan petinggi PDIP, hanya saja pernyataan itu hingga sekarang tak diikuti dengan tindakan nyata.

"Megawati misalnya, hingga saat ini belum bertemu Prabowo. Dua sosok ini meskipun kerap disampaikan akan segera bertemu, tapi nyatanya hingga saat ini hal itu belum terjadi," ungkapnya di Jakarta, Rabu (26/02/2025) pagi.

Anehnya, lanjut Jamil, belum terjadinya pertemuan Megawati-Prabowo selalu disebabkan alasan klasik. Katanya masih menyesuaikan waktu kedua tokoh tersebut.

"Alasan klasik itu tentu tidak masuk akal. Sebab, Megawati cukup punya waktu untuk berkunjung ke berbagai negara. Hal yang sama juga terjadi pada Prabowo," imbuhnya.

Jamil melihat, sulit dipahami bila Megawati-Prabowo belum bertemu hanya karena belum ada waktu yang pas. Di antara dua tokoh ini pastinya masih ada ganjalan hingga pertemuan belum terjadi.

"Salah satunya bisa jadi karena hubungan Prabowo masih terlalu mesra dengan Joko Widodo. Puja puji Prabowo terhadap Jokowi tampaknya semakin membuat Megawati enggan bertemu Prabowo," tandas pengamat yang juga mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini.

Kenapa demikian? Karena PDIP dan Megawati justru menilai Jokowi bertolak belakang dengan penilaian Prabowo. Bagi PDIP dan Megawati, Jokowi sebagai biang kerok rusaknya tatanan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Situasi dan kondisi bangsa dan negara yang saat ini tidak baik baik saja, dinilai akibat kebijakan Jokowi selama berkuasa.

Jadi, menurut Jamil, ada kontradiksi penilaian Prabowo dan Megawati terhadap Jokowi. Hal ini menimbulkan gap psikologis dan politis di antara dua tokoh tersebut. Hal ini kiranya menjadi penyebab enggannya Megawati bertemu dengan Prabowo,"

"Selama gap psikologis dan politis itu masih terjadi, tampaknya dua tokoh ini tidak akan bertemu. Megawati tetap akan kekeuh tidak akan mau bertemu Prabowo," pungkasnya. (***)

× Image