Home > Galeri

Depok Singkatan dari Daerah Pemukiman Orang Kristen, Ini Muasalnya

Pada tahun 1898, 1909, dan 1933, Kecamatan Depok berada di bawah kawedanan Parung tersebut masuk ke dalam suatu distrik yang berpusat di Parung, Afdeling Buitenzorg.
Gereja tertua di Kota Depok, peninggalan penjajahan Belanda yakni Gereja GPIB Immanuel Depok yang berada di Jalan Pemuda, berdiri sajak 1713. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Kota yang berada di selatan Jakarta ini berdiri pada 27 April 1999, bernama Kota Depok. Sebelumnya Depok merupakan sebuah Kota Administratif (Kotif) dalam kurun waktu 1982-1999.

Ketika zaman Hindia Belanda, masa pendudukan Jepang, hingga kemerdekaan Indonesia, wilayah Depok terpisah dalam 3 kawedanan yang berbeda di Kabupaten Bogor, diantaranya:

I. Kawedanan Parung

Kawasan yang masuk dalam Kawedanan Parung terdiri dari:

1. Kecamatan Depok terdiri dari Desa Pancoran Mas dan Desa Beji.

2. Kecamatan Limo terdiri dari Desa Limo, Desa Cinere dan Desa Gandul.

3. Kecamatan Parung terdiri dari Desa Bojongsari dan Desa Sawangan

II. Kawedanan Jonggol

Kawasan yang masuk dalam Kawedanan Jonggol yakni Kecamatan Cimanggis dangan Desa Tapos

III. Kawedanan Cibinong

Kawasan yang masuk dalam Kawedanan Cibinong yakni Kecamatan Cipayung dan Kecamatan Sukmajaya.

Pada tahun 1898, 1909, dan 1933, Kecamatan Depok berada di bawah kawedanan Parung tersebut masuk ke dalam suatu distrik yang berpusat di Parung, Afdeling Buitenzorg.

Setelah dihapusnya kawedanan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 1963, Kecamatan Depok setelah dihapusnya sistem kawedanan saat itu terdiri dari 11 desa, yakni Desa Depok, Depok Jaya, Pancoran Mas, Mampang, Rangkapan Jaya, Rangkapan Jaya Baru, Beji, Kemirimuka, Pondok Cina, Tanah Baru, dan Kukusan.

Depok pernah menjadi pusat Residensi Ommelanden van Batavia atau Keresidenan Daerah sekitar Jakarta berdasarkan Keputusan Gubernur Batavia yaitu en Ommelanden per tanggal 11 April 1949 Nomor Pz/177/G.R yang dimuat di dalam Javasche Courant 1949 Nomor 31. Residensi ini membubarkan Regentschap Meester Cornelis Chastelein yang terbentuk sejak 1925.

Saat ini, Kota Depok adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat (Jabar) yang merupakan bagian dari kawasan metropolitan Jabodetabekpunjur dan berada di bagian selatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Kota Depok dibentuk dari wilayah Kota Administratif Depok dengan penambahan wilayah dari Kecamatan Limo, Kecamatan Cimanggis, dan Kecamatan Sawangan, serta sebagian desa dari Kecamatan Bojonggede yang digabungkan dengan Kecamatan Pancoran Mas.

Depok menjadi Kotamadya pada 27 April 1999 dan ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Depok. Jumlah penduduk kota Depok berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pada pertengahan tahun 2023 sebanyak 1.927.867 jiwa.

Jika ditelisik, nama Depok merupakan singkatan Daerah Pemukiman Orang Kristen. Depok merupakan akronim dari De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen (bahasa Indonesia: Organisasi Pertama bagi Kristen Protestan) menjadi daerah otonom setelah wafatnya tuan tanah Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) Belanda bernama Cornelis Chastelein (1696-1714).

Selain dihuni tuan tanah Belanda, yang menjadikan Depok sebagai kawasan pertanian dan perkebunan, juga dihuni para pekerja dari orang-orang pribumi Nusa Tenggara, Makassar dan Maluku. Saat itu, Depok merupakan penghasil nila, biji kakao, sirsak, nangka, dan belimbing.

Pada 28 Juni 1714, Cornelis Chastelein wafat dan mewariskan tanah partikelirnya kepada 150 pekerjanya. Ia mewasiatkan untuk memerdekakan para budaknya dan menyematkan marga khusus kepada mereka.

Seluruh marganya diberikan oleh pemuka agama Kristen bernama Baprima Lucas, kecuali marga Soedira yang diberikan langsung oleh Chastelein.

Ada 12 marga utama yang kini menghuni kawasan Depok Lama, di Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.

Dua belas marga tersebut, yakni Bacas, Isakh, Jonathans, Jacob, Joseph, Loen, Laurens, Leander, Tholense, Soedira, Samuel, dan Zadokh.

Dari kedua belas marga ini hanya Zadokh yang telah hilang akibat tidak adanya keturunan laki-laki dari marga Zadokh.

Sebelum disematkan marga, para budak yang telah dimerdekakan itu memeluk agama Protestanisme dan memilih salah satu dari dua belas marga yang ada. Kedua belas marga ini mengacu pada dua belas murid Yesus.

Pewaris marga ini kemudian dikenal dengan sebutan Belanda Depok, karena merupakan keturunan dan pembantu para petinggi Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia.

Sejarah juga menyebut, Depok sudah lebih dulu merdeka sejak 28 Juni 1714. Mereka punya tatanan pemerintahan sendiri yakni Gemeente Bestuur Depok yang bercorak republik.

Pimpinannya seorang presiden yang dipilih 3 tahun sekali melalui Pemilihan Umum (Pemilu). Pemerintah Belanda di Batavia menyetujui pemerintahan Chastelein ini dan menjadikannya sebagai penguasa Depok.

Setelah Chastelein wafat, Pemilu digelar untuk memilih kepala negara Depok. Terpilih presiden pertama Depok, Gerrit Jonathans (1913).

Selajutnya presiden Depok, Martinus Laurens (1921) dan Leonardus Leander (1930). Presiden keempat Depok dan juga terakhir yakni Johannes Matjis Jonathans (1952).

Setelah kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Depok tak mau bergabung dan akhirnya diserbu para pejuang kemerdekaan. Dan, akhirnya secara keseluruhan wilayah Depok bergabung dengan republik baru bernama Indonesia.

Penduduk yang mendiami wilayah Depok Lama disebut sebagai "Kaoem Depok" atau "Belanda Depok" dengan sejumlah peninggalan sejarah yakni Jalan Pemuda merupakan jalan utama dan pusat pemerintahan Cornelis Chastelein yang menghubungkan jalan utama lainnya yang sekarang bernama Jalan Siliwangi dan Jalan Kartini.

Di Jalan Pemuda terdapat gereja tertua yang berdiri tahun 1713 yakni Gereja GPIB Immanuel Depok, Tugu Cornelis Chastelein, Rumah Presiden Depok dan Istana Presiden Depok yang sekarang terbengkalai, serta puluhan rumah kuno berarsitektur penjajahan Belanda. (***)

× Image