Baksos IKM FIB UI 2024, Rajut Kebaikan, Bangun Sejuta Harapan
RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Bakti Sosial (Baksos) Ikatan Keluarga Mahasiswa (IKM) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) 2024, sukses digelar di Desa Harkatjaya, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, pada 8-10 November 2024 lalu.
Kegiatan ini menjadi wujud nyata kontribusi mahasiswa FIB UI dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) melalui Perpres Nomor 59 Tahun 2017.
Baksos IKM FIB UI merupakan program tahunan yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIB UI di bawah naungan Departemen Pengabdian Masyarakat dan Lingkungan.
Program ini menjadi wadah bagi para IKM FIB UI untuk berkontribusi nyata pada kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi yang membutuhkan.
Desa Harkatjaya, sebuah kawasan di dataran tinggi yang masih tergolong pedalaman, menghadapi berbagai tantangan serius.
Sulitnya akses untuk menjangkau fasilitas pemerintah, tingginya angka stunting, dan pencemaran lingkungan menjadi masalah utama yang menghambat perkembangan desa.
Berdasarkan hasil survei, tercatat 31 balita mengalami stunting, dengan tinggi badan 74–90 cm dan berat badan 9–11 kg.
Selain itu, desa ini juga menghadapi tantangan dalam sektor pendidikan, dengan hanya 8 guru untuk 283 siswa di sekolah dasar yang terakreditasi B.
Sebagai respons terhadap kondisi ini, Baksos IKM FIB UI 2024 melaksanakan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah kesehatan, pendidikan, dan lingkungan di Desa Harkatjaya.
Hari Pertama: Jumat, 08 November 2024
Pada hari pertama, kegiatan dimulai dengan grand opening yang dilaksanakan di kantor Desa Harkatjaya. Acara pembukaan ini dihadiri oleh warga desa, perwakilan dari mahasiswa FIB UI, serta pemerintah setempat, sebagai tanda dimulainya rangkaian kegiatan Baksos FIB UI 2024.
Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan penyuluhan kesehatan yang membahas tentang pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta pencegahan stunting.
Dalam sesi ini, warga diberikan informasi penting mengenai cara-cara menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh, serta cara mencegah penyakit-penyakit yang sering ditemukan di masyarakat pedesaan.
Menurut Fandy, Project Officer Bakti Sosial FIB UI, tujuan dari penyuluhan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat sebagai langkah preventif dalam menghindari berbagai penyakit yang dapat memengaruhi kualitas hidup mereka, terutama masalah stunting yang menjadi isu utama di desa ini.
"Bakti Sosial FIB UI bertujuan untuk membantu mengatasi permasalahan sosial seperti kesehatan di Desa Harkatjaya dengan fokus memberikan dampak bagi komunitas. Penyuluhan tentang stunting dilaksanakan karena berdasarkan survei, masalah stunting di Desa Harkatjaya cukup tinggi. Penyuluhan ini lebih diarahkan pada warga lanjut usia dan mereka yang berusia 30 hingga 60 tahun ke atas," ujar Fandy dalam keterangan yang diterima, Jumat (03/01/2025).
Setelah penyuluhan, kegiatan dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan di kantor desa, bekerja sama dengan NUFa FIK UI.
Pemeriksaan ini meliputi pengecekan kesehatan dasar seperti tekanan darah, gula darah, serta pemeriksaan fisik untuk mendeteksi potensi masalah kesehatan di kalangan warga.
"Program ini sangat bermanfaat bagi kami. Selain mendapatkan pemeriksaan kesehatan yang penting, saya juga belajar banyak tentang cara menjaga kesehatan, terutama terkait kolesterol. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus ada di desa kami untuk membantu kami lebih peduli dengan kesehatan," jelas Fatmawati, salah seorang warga desa yang mengikuti pemeriksaan kesehatan.
Sementara itu, di SDN Sukajaya 03, para mahasiswa FIB UI mengadakan kegiatan permainan tradisional dan kerja bakti bersama anak-anak sekolah.
Tujuan dari permainan tradisional ini adalah untuk melestarikan budaya lokal sekaligus memberikan hiburan yang mendidik. Setelah sesi permainan, kegiatan dilanjutkan dengan kerja bakti yang melibatkan mahasiswa, anak-anak, dan tenaga pendidik di sekolah.
Bersama-sama, mereka membersihkan lingkungan sekolah dan menyiapkan ruang kelas agar lebih nyaman untuk kegiatan belajar mengajar. Sebagai bagian dari upaya menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan ramah lingkungan, mereka juga menempatkan poster edukasi serta tempat sampah di beberapa area sekolah.
Hari Kedua: Sabtu, 09 November 2024
Hari kedua dimulai dengan kerja bakti oleh mahasiswa FIB UI dan penempatan 2 pasang tong sampah di lingkungan RT 02.
Dua pasang tong sampah diletakkan di titik-titik strategis di lingkungan RT 02 untuk mempermudah warga dalam membuang sampah secara terpisah.
Selanjutnya, di kantor desa, dilakukan lokakarya edukasi digital yang ditujukan bagi para ibu-ibu dan warga dewasa yang ingin meningkatkan keterampilan digital mereka.
Materi yang diberikan mencakup penggunaan media sosial untuk promosi usaha, aplikasi desain grafis sederhana, dan cara mengakses informasi kesehatan online.
Di SDN Sukajaya 03, mahasiswa FIB UI mengadakan pengajaran kelas bahasa Inggris, kelas literasi, dan kelas bahasa Indonesia. Kelas-kelas ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan dasar siswa, terutama dalam membaca, menulis dan berbicara dalam bahasa yang digunakan di kehidupan sehari-hari.
Hari Ketiga: Ahad, 10 November 2024
Pada hari ketiga, kegiatan dimulai dengan kegiatan senam pagi bersama di Kantor Desa yang melibatkan seluruh warga. Disisi lain, siswa SDN Sukajaya 03 mengikuti dekorasi kelas dan latihan tampil untuk meningkatkan kreativitas serta kepercayaan diri mereka.
Mahasiswa FIB UI bersama warga melanjutkan kerja bakti di lingkungan RT 01 untuk membersihkan area sekitar, kemudian dilanjutkan dengan penanaman benih kangkung di lahan RW 13 yang diharapkan dapat menjadi sumber pangan berkelanjutan bagi desa.
Salah satu momen penting hari terakhir adalah pembagian sembako yang dilakukan di depan kontrakan mahasiswa UI. Sebanyak 50 kepala keluarga yang membutuhkan menerima bantuan berupa bahan pangan bergizi untuk mendukung kebutuhan dasar mereka.
Sebagai penutup, rangkaian acara Bakti Sosial ditutup dengan Grand Closing yang meriah di Kantor Desa. Dalam acara ini, mahasiswa UI bersama warga saling berbagi pengalaman dan kesan mengenai kegiatan yang telah dilakukan selama tiga hari.
Warga pun mengungkapkan keinginan mereka agar kegiatan seperti ini dapat terus diadakan. "Kami merasa sangat berterima kasih karena kehadiran Bakti Sosial membawa banyak manfaat untuk desa kami, dan semoga tahun depan bisa diadakan lagi di Desa Harkatjaya," terang Taufik, perwakilan dari pemerintahan Kecamatan Sukajaya, saat memberikan sambutan di acara grand closing.
Fandy, Project Officer (PO) Bakso IKM FIB UI 2024, menekankan pentingnya kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat untuk menciptakan dampak yang nyata terhadap isu-isu sosial. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang agar seluruh jurusan di FIB UI dapat berkontribusi sesuai dengan bidangnya.
"Melalui Bakti Sosial ini, kami ingin menunjukkan bahwa peran mahasiswa sangat penting dalam membantu masyarakat yang membutuhkan. Mahasiswa FIB UI dari berbagai jurusan bekerja sama untuk mengatasi isu-isu sosial di Desa Harkatjaya, seperti kesehatan, pendidikan, dan lingkungan," ungkapnya.
Baksos IKM FIB UI membuktikan bahwa perubahan dapat dimulai dari langkah kecil yang penuh makna. Tagline "Merajut Kebaikan, Membangun Sejuta Harapan" memiliki arti mendalam, yakni bahwa setiap kebaikan yang kita rajut bersama akan membangun harapan-harapan baru bagi masa depan yang lebih baik.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan dampak langsung bagi warga Desa Harkatjaya, tetapi juga menunjukkan komitmen mahasiswa terhadap upaya pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Kolaborasi yang terjalin selama tiga hari ini membawa perubahan positif nyata, baik dalam aspek kesehatan, pendidikan, maupun lingkungan, sekaligus menjadi langkah kecil namun menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi desa dan masyarakatnya.
"Teruskan menebar kebermanfaatan ke orang sekitar, karena di luar sana masih banyak orang yang membutuhkan peran kita sebagai mahasiswa untuk menciptakan perubahan. Tidak ada hari tanpa pengabdian, dan setiap kebaikan yang kita lakukan memiliki dampak yang luar biasa bagi masa depan yang lebih baik," pungkas Fandy. (***)
Penulis: Nailyssa Talita/mahasiswa semester 4, Program Sudi Sastra Inggris FIB UI