Home > Info Sehat

Musim Penghujan, Warga Depok Diimbau untuk Waspadai Penyakit Leptospirosi

Adapun penularannya melalui kontak secara langsung atau tidak langsung dengan urin hewan yang terinfeksi.
Foto ilustrasi penyebaran penyakit Leptospirosi di musim penghujan. (Foto: Dok REPUBLIKA)
Foto ilustrasi penyebaran penyakit Leptospirosi di musim penghujan. (Foto: Dok REPUBLIKA)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Saat ini memasuki musim hujan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok mengingatkan kepada masyarakat saat musim hujan untuk waspada terhadap penyakit Leptospirosis atau yang kita kenal dengan infeksi air kencing tikus.

"Ketika musim hujan seperti saat ini risiko penyebaran leptospirosis pun meningkat lebih cepat," kata Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Umi Zakiati dalam keterangan yang diterima, Sabtu (21/12/2024).

Lanjut Umi, sebab, air kencing tikus ini akan mengkontaminasi air banjir ke sejumlah media seperti tanah, makanan, maupun benda-beda lain disekitar tempat tinggal.

"Infeksi kencing tikus tersebut disebabkan oleh bakteri leptospira," terangnya.

Adapun penularannya melalui kontak secara langsung atau tidak langsung dengan urin hewan yang terinfeksi.

"Selama musim hujan ini masyarakat diminta waspada terhadap penyakit leptospira, karena berpotensi terjangkit penyakit tesebut terlebih pada wilayah rawan banjir," jelas Umi.

Menurut Umi, penularan penyakit leptospirosis rata-rata tujuh sampai sepuluh hari sebelum timbulnya gejala klinis.

Adapun gejala yang timbul dari penyakit tersebut antara lain demam, nyeri kepala dan otot, batuk dengan atau tanpa darah hingga pendarahan.

"Terdapat beberapa kelompok yang berisiko tertular leptospirosis, yaitu korban banjir, petani, peternak, pekerja rumah pemotongan hewan, dan pembersih selokan," ungkapnya.

Lebih lanjut, Umi menyebutkan bahwa sejumlah pencegahan dapat dilakukan. Seperti pengendalian tikus dengan memperbaiki sanitasi dan penggunaan perangkap, vaksinasi pada hewan ternak, serta pemberian disinfeksi pada penampungan air.

"Pemakaian pakaian khusus seperti sepatu boot dan sarung tangan juga dapat menghindari kontak dari tanah yang terkontaminasi," terangnya.

Untuk pengobatannya, pada kondisi ringan tidak memerlukan penanganan khusus dan akan sembuh sendiri dalam tujuh hari.

"Kalau kondisi berat, silakan melakukan pemeriksaan ke rumah sakit agar diberikan obat-obatan untuk meredakan gejala dan mengatasi infeksi bakteri," pungkas Umi. (***)

× Image