Home > Info Sehat

Berebut Tanya Lebih Baik Mencegah daripada Terpapar Pneumonia

Marcomm Summit 2024 membantu pelaku industri asuransi jiwa menghadapi ekspektasi masyarakat yang semakin tinggi terhadap komitmen ESG dan pemenuhan SDG.
Dokter penyakit dalam Dokter Dirga Sakti Rambe, M. Sc, Sp.PD (tengah) bersama Ketua Panitia MarComm Summit 2024, Roy Hendrata Gozalie (kiri) usai menjadi narasumber Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) AAJI Marketing Communication Summit 2024 EcoAI: Redefining the Marketing Playbook for di M Bloc Live House, Jakarta, Kamis (21/11/2024). (Foto: Dok Ruzka Indonesia/AAJI)
Dokter penyakit dalam Dokter Dirga Sakti Rambe, M. Sc, Sp.PD (tengah) bersama Ketua Panitia MarComm Summit 2024, Roy Hendrata Gozalie (kiri) usai menjadi narasumber Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) AAJI Marketing Communication Summit 2024 EcoAI: Redefining the Marketing Playbook for di M Bloc Live House, Jakarta, Kamis (21/11/2024). (Foto: Dok Ruzka Indonesia/AAJI)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK - Disebabkan waktu yang terbatas, keinginan para peserta bertanya lebih jauh tentang penyakit infeksi paru-paru mematikan, Pneumonia, menjadi berakhir. Padahal, mereka masih ingin terus menggali informasi tentang penyakit yang disebabkan infeksi virus, bakteri, dan jamur itu.

Suasana nanggung itu terjadi usai dokter penyakit dalam, dr. Dirga Sakti Rambe, M. Sc, Sp.PD, memaparkan materi tentang kesehatan karyawan sebagai elemen kunci keberlanjutan bisnis bertajuk Healthy Employees, Sustainable Business: Why Adult Pneumonia Prevention is Important? pada Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) AAJI Marketing Communication Summit 2024 EcoAI: Redefining the Marketing Playbook for di M Bloc Live House, Jakarta, Kamis (21/11/2024).

Para peserta forum yang berjumlah 132 orang dari 56 perusahaan itu tampaknya ingin mendapatkan penegasan dari dokter Dirga Sakti Rambe tentang vaksin mencegah pneumonia. Sebab, selama ini banyak yang tidak tahu kalau vaksinasi pneumococcal conjugate vaccines atau PCV direkomendasikan juga untuk orang dewasa.

Mereka ingin tahu tentang pneumonia karena berkaitan dengan lingkungan kerja dan lingkungan masyarakat. Apalagi, disebutkan dokter Dirga, penyebab pneumonia adalah polusi udara.

Data diungkapkan, 4,28 persen terjadi peningkatan 30 hari di antara karyawan yang harus dirawat untuk pneumonia. Kemudian, 328 persen rata-rata terjadi kenaikan biaya pengobatan itu perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk pengobatannya pekerja yang terkena pneumonia. Dan, dua kali rata-rata per hari ketidakhadiran yang lebih tinggi pekerja yang terkena pneumonia, dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukannya.

Dokter Dirga menjelaskan bahwa pneumonia adalah penyakit yang serius dan dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, penting untuk menjalani gaya hidup sehat agar imunitas kita selalu terjaga,” jelasnya.

Dia kemudian mengungkapkan bahwa penyakit yang disebabkan bakteri tersebut dapat dicegah melalui vaksinasi pneumococcal conjugate vaccines atau PCV. Vaksinasi PCV13 termasuk dalam rekomendasi imunisasi dewasa oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) guna melindungi masyarakat Indonesia dari pneumonia.

“Orang dewasa termasuk lansia, hanya perlu satu kali vaksinasi seumur hidup. Bila sedang sakit, jangan lupa memakai masker, supaya tidak menularkan ke orang lain,” ujarnya.

Dirga juga menyinggung bagaimana sebagian besar vaksin memerlukan pengulangan dan merupakan kelanjutan vaksinasi pada saat anak-anak. “Badan Kesehatan Dunia atau WHO mencatat lebih dari 740 anak di bawah 5 tahun meninggal pada 2019 akibat penyakit pneumonia. Kematian tertinggi berada di negara Asia Tenggara dan sejumlah negara Afrika,” ungkap dokter Dirga.

Pada kesempatan itu, dokter Dirga menegaskan kepada para peserta seminar khususnya dan perusahaan pada umumnya, untuk melakukan pencegahan melalui vaksinasi. “Biaya vaksinasi pneumonia kurang dari 1 juta rupiah per sekali vaksin untuk seumur hidup. Bandingkan jika sudah terpapar, biaya perawatan karena pneumonia mencapai sekitar 25 juta rupiah per kasus,” tegasnya.

Untuk diketahui, Marcomm Summit 2024 merupakan forum strategis yang dirancang untuk membantu pelaku industri asuransi jiwa menghadapi ekspektasi masyarakat yang semakin tinggi terhadap komitmen perusahaan tanggung jawab Environment Social Governance (ESG) dan pemenuhan SDG (Sustainable Development Goals).

Berdasarkan data tahun 2023 dari KG Media Lestari, bahwa 68% responden survei tertarik untuk beralih ke merek yang mengimplementasikan program mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), dan 53% bersedia membayar lebih kepada merek yang menerapkan program SDG.

Temuan ini menegaskan pentingnya inisiatif keberlanjutan dalam membangun loyalitas dan preferensi konsumen. EcoAI, konsep yang mengintegrasikan keberlanjutan dengan kecerdasan buatan (AI), menjadi fokus utama dalam forum ini. Pendekatan ini memberikan paradigma baru bagi pelaku industri untuk meningkatkan efisiensi operasional, menciptakan nilai tambah bagi nasabah yang relevan, dan secara bersamaan mendukung pelestarian lingkungan.

Ketua Bidang Marketing & Komunikasi AAJI, Novita Rumngangun mengingatkan seluruh pelaku industri asuransi jiwa bahwa pada Semester I tingkat penetrasi tercatat masih stagnan dari tahun 2023 dengan angka 0.8%. Hal ini mengingatkan kita untuk terus beradaptasi dan inovatif mengingat kita masih tertinggal jauh dari negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

“Melalui Marcomm Summit 2024, AAJI ingin mengajak pelaku industri secara umum khususnya asuransi jiwa untuk mengharmoniskan profitabilitas dengan keberlanjutan dan teknologi, terutama kecerdasan buatan. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, kita dapat bersama-sama menciptakan dampak positif yang lebih besar dan memastikan semakin banyak keluarga terlindungi serta kesejahteraan masyarakat dan Indonesia meningkat” ujar Novita.

Ketua Panitia MarComm Summit 2024, Roy Hendrata Gozalie menyatakan pada event tahun ini, kami mengintegrasikan pengalaman eco All The Way, secara end-to-end dengan mengedepankan konsep berkelanjutan mulai dari pemilihan venue, peralatan pendukung acara, merchandise yang dipilih, hingga perhitungan carbon footprint dari limbah yang dihasilkan setelah acara, dimana semua ini merupakan satu Langkah kecil di awal yang bila dilakukan bersama secara konsisten akan memberikan dampak besar bagi industri khususnya industri asuransi jiwa.

“Bentuk komitmen industri asuransi jiwa juga akan digaungkan lintas industri dalam bentuk media coverage. Oleh karenanya, untuk memaksimalkan tujuan dari acara MarComm Summit 2024 kami mengadakan Kompetisi Best Media Coverage dan tercatat sudah 20 lebih jurnalis yang mendaftarkan diri dari berbagai media online dan offline. Harapannya pengalaman ini dapat membuka mata bahwa kegiatan & strategi marketing communications dapat memberikan nilai tambah lebih untuk performa bisnis serta memberi sudut pandang baru yang relevan dengan mengintegrasikan konsep keberlanjutan” ujar Roy.

Selain diskusi panel, summit ini juga menampilkan inisiatif nyata seperti seremoni penyerahan bibit mangrove untuk ditanam sebagai simbol komitmen AAJI terhadap pelestarian lingkungan, serta peluncuran Insurance Sustainability Report (ISR) yang menyoroti kontribusi industri terhadap tujuan keberlanjutan. AAJI menjaga komitmennya dengan melakukan donasi mangrove secara rutin di tahun 2024.

Forum ini menghadirkan sejumlah pembicara terkemuka yang berbagi wawasan tentang cara membangun ekosistem bisnis yang tangguh dan berkelanjutan, antara lain:

• Dr. Muhammad Ariono Margiono, PhD, Associate Professor in Management, Binus University, yang membahas tentang bagaimana EcoAI dapat menjadi pendorong keberlanjutan dalam operasional bisnis.

• Orin Axel Setyadi, ESG Manager Carbonethics, memaparkan perihal pentingnya penerapan ESG dalam ekosistem industri asuransi yang secara terukur dan terstruktur.

• Kendro Hendra, CEO & Founder PT InTouch Innovate Indonesia, yang secara praktis memaparkan perihal strategi dalam menghubungkan loyalitas pelanggan dengan upaya keberlanjutan yang dapat meningkatkan performa bisnis.

• Dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, Ahli Vaksinasi, yang menyoroti kesehatan karyawan sebagai elemen kunci keberlanjutan bisnis.

• Dian Suri, Founder & Designer Kunang Jewelry, mengangkat materi serta berbagi Langkah nyata peri hal peran dan pemberdayaan perempuan dalam sektor keberlanjutan.

• Benjamin Handradjasa, CEO Adidas Indonesia, yang mengulas pembangunan citra merek ramah lingkungan yang kuat dan konsisten.

• Wisnu Nugroho, VP Sustainability KG Media, yang membahas tentang peran media dalam mendukung keberlanjutan.

• Didi Kaspi Kasim, Pemimpin Redaksi National Geographic Indonesia, memaparkan perihal strategi dalam pembuatan konten ramah lingkungan dalam pemasaran digital yang berkelanjutan. (yoyok bp)

× Image