Waspada Bahaya Mangga Karbitan, Ada Residu Pestisida dan Pengawet yang Mengintai
RUZKA REPUBLIKA NETWORK - Harganya yang terjangkau karena sedang musim, juga rasanya yang enak dan manis membuat buah ini digemari.
Namun, seiring dengan permintaan buah ini yang meningkat, banyak oknum yang tak bertanggung jawab dengan melakukan proses pengarbitan agar mangga itu cepat matang.
Bahkan, tak sedikit mangga yang masih mudah dan belum layak petik dikarbit agar terlihat "matang".
Dilihat secara fisik, mangga itu terlihat merah atau kuning seolah-olah sudah matang, tapi saat dipotong dan dibelah, rasanya sangat asam dan kandungan seratnya dagingnya masih keras.
Ternyata, buah mangga itu sudah mendapatkan paparan zat kimia untuk mempercepat proses pematangan.
Salah satu zat yang paling sering digunakan adalah kalsium karbida dengan Bahasa populer karbit.
Apa itu Mangga Karbitan?
Mangga karbitan adalah mangga yang proses pematangannya dipercepat secara buatan menggunakan kalsium karbida. Zat ini akan menghasilkan gas asetilena yang memiliki efek mirip dengan etilen, hormon alami yang berperan dalam pematangan buah.
Dengan cara ini, mangga yang masih hijau dapat dengan cepat berubah warna menjadi kuning dan tampak matang sempurna.
Bahaya Kalsium Karbida bagi Kesehatan
Penggunaan kalsium karbida pada buah-buahan, termasuk mangga, memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan antara lain:
Sakit kepala: Paparan gas asetilena dalam jangka panjang dapat menyebabkan sakit kepala yang berkepanjangan.
Mual dan muntah: Iritasi pada saluran pencernaan akibat residu kalsium karbida dapat memicu mual dan muntah.
Iritasi kulit: Kontak langsung dengan kalsium karbida dapat menyebabkan iritasi kulit.
Risiko kanker: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap zat kimia tertentu yang digunakan dalam proses pematangan buah dapat meningkatkan risiko kanker.
Residu Pestisida: Ancaman Tersembunyi
Selain kalsium karbida, mangga yang dijual secara massal juga seringkali mengandung residu pestisida. Pestisida digunakan oleh petani untuk melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit. Namun, jika tidak dicuci dengan benar, residu pestisida dapat tertinggal pada permukaan buah dan termakan bersama daging buah.
Paparan residu pestisida dalam jangka panjang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan sistem saraf, gangguan hormon, dan kerusakan organ dalam.