Home > Iptek

Hadiri COP 29 Azerbaijan, Utomo SolaRUV Berkomitmen Dukung Target 100 GW EBT Pemerintah Indonesia

Managing Director Utomo SolaRUV, Anthony Utomo, menyampaikan komitmennya untuk meningkatkan kapasitas industri surya Indonesia dengan penguatan rantai pasok melalui produksi modul surya serta konstruksi dan pengembangan PLTS terapung
Utomo SolaRUV, pelopor distributor panel surya Indonesia yang hadir di konferensi tingkat tinggi COP 29 Sumber:utomo solaruv
Utomo SolaRUV, pelopor distributor panel surya Indonesia yang hadir di konferensi tingkat tinggi COP 29 Sumber:utomo solaruv

JAKARTA REPUBLIKA NETWORK - Dalam mendukung pertumbuhan ekonomi 8%, Utomo SolaRUV, pelopor distributor panel surya Indonesia yang hadir di konferensi tingkat tinggi COP 29, menegaskan komitmennya untuk berkontribusi aktif dalam mewujudkan target pemerintah Indonesia menambah kapasitas pembangkit listrik baru sebesar 100 GW, dimana 75 persen atau 75 GW diantaranya berasal dari energi bersih pada tahun 2040.

Kehadiran Utomo SolaRUV di COP 29 juga merupakan wujud dukungan aktif perusahaan dalam membantu Indonesia untuk mempercepat transisi energi bersih dan berkelanjutan.

Di sela-sela pertemuan COP 29, Managing Director Utomo SolaRUV, Anthony Utomo, menyampaikan komitmennya untuk meningkatkan kapasitas industri surya Indonesia dengan penguatan rantai pasok melalui produksi modul surya serta konstruksi dan pengembangan PLTS terapung. Inisiatif ini dapat memperluas akses energi bersih, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendorong pertumbuhan industri lokal.

Sebagai contoh, industri surya di China telah menciptakan hampir 4,6 juta lapangan kerja, sementara menurut data IESR 2024, di Indonesia industri energi surya membuka sekitar 175.000 lapangan kerja setiap tahunnya.

“Saat ini, harga modul surya lokal 30 hingga 45 persen lebih tinggi dibandingkan modul surya impor.

Oleh karena itu, untuk memenuhi target pembangunan infrastruktur EBT ketenagalistrikan di dalam negeri, Indonesia perlu mengembangkan rantai pasok manufaktur energi surya.

Pengembangan rantai pasok ini akan memastikan energi terbarukan dapat diakses dengan biaya yang lebih kompetitif dan terjangkau, serta mendukung ketahanan energi yang berkelanjutan,” ucap Anthony.

Anthony juga menyampaikan bahwa Utomo SolaRUV saat ini sudah bekerja sama dengan sejumlah produsen modul surya tier 1 dunia untuk mengembangkan industri energi surya di Indonesia.

“Adanya kerja sama ini memungkinkan kami untuk membawa teknologi terbaru ke Indonesia dan memastikan ketersediaan produk berkualitas tinggi yang dapat mendukung pertumbuhan sektor energi terbarukan domestik,” lanjut Anthony.

Di tingkat global, energi surya kini memegang peran utama dalam transisi menuju energi bersih.

Berdasarkan data IRENA tahun 2024, kapasitas energi surya global mengalami peningkatan hingga 73% dibandingkan tahun sebelumnya, didominasi oleh China yang menyumbang 217 GW atau 63% dari total pemanfaatan energi surya di dunia.

Sementara itu, Indonesia, dengan potensi energi surya yang mencapai 3.295 GW atau sekitar 90% dari total sumber energi bersih negara ini, baru memanfaatkan sekitar 675 MW dari kapasitas tersebut.

Demikian, Wakil Ketua Umum Bidang Lingkungan Hidup Kadin Indonesia, Dharsono Hartono, menyoroti bahwa masih terdapat kesenjangan besar dalam pemanfaatan energi surya di Indonesia dibandingkan dengan potensi yang dimiliki.

Maka dari itu, dukungan dari sektor swasta, seperti inisiatif yang ditunjukkan oleh Utomo SolaRUV, menjadi sangat penting untuk mengakselerasi pencapaian target energi bersih nasional.

"Kolaborasi antara pemerintah, pelaku swasta, dan masyarakat merupakan kunci untuk mengoptimalkan potensi energi surya kita.

Dengan pendekatan inovatif dan teknologi yang efisien, kita dapat memperkecil kesenjangan ini, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendorong perekonomian berkelanjutan,” ucap Dharsono.

Partisipasi Utomo SolaRUV di COP 29 dan komitmennya dalam mendukung energi bersih tidak hanya menjadi bukti kontribusi perusahaan dalam membantu Indonesia menuju keberlanjutan tetapi juga mencerminkan peran Indonesia dalam peta global transisi energi.

Kehadirannya juga memperlihatkan bagaimana pelaku swasta dapat menjadi mitra strategis dalam mewujudkan target besar energi bersih nasional demi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.

× Image