Urban Farming Festival, Rayakan Panen dan Kemandirian Pangan
RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Urban Farming Festival yang digelar di bantaran Sungai Cikeas, sekitar Kawasan Ekoeduwisata KISUCI (Komunitas Iklim Sungai Cikeas), Cipambuan, Kecamatan Babakan Madang, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Ahad (03/11/2024), sukses menarik perhatian masyarakat perkotaan, terutama generasi muda yang ingin lebih dekat dengan alam serta merasakan pengalaman langsung bertani.
Festival yang diprakarsai oleh Interfaith Youth Climate Alliance (IYCA) bersama Komunitas Iklim Sungai Cikeas (KISUCI) ini merupakan bagian dari program urban farming IYCA serta puncak dari program urban farming (pertanian perkotaan) yang telah berjalan selama 5 bulan bekerjasama dengan murid dari berbagai SMA Jakarta dan Universitas Middlebury, Vermont, USA.
Fasilitator Nasional Interfaith Rainforest Initiative (IRI) Indonesia, Hayu Prabowo menjelaskan, festival tersebut mengajak masyarakat perkotaan untuk lebih dekat dengan alam, memahami pentingnya ketahanan pangan, dan merasakan senangnya menghasilkan pangan sendiri.
"Kami ingin mengajak masyarakat perkotaan, khususnya yang tinggal di sekitar Sentul, untuk merasakan pengalaman berkebun dan memanen hasil tanah mereka sendiri," ujar Hayu dalam keterangan yang diterima, Selasa (05/10/2024).
Ia berharap melalui kegiatan kepemudaan IYCA ini dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan dan menginspirasi masyarakat untuk memulai urban farming di lingkungan mereka masing-masing.
Berbagai kegiatan menarik telah disiapkan, panen raya bersama dengan memetik langsung sayur, jeruk, dan singkong dari kebun urban farming.
Dan, acara ditutup dengan barbeque untuk menikmati hidangan lezat hasil panen dengan suasana pedesaan di pinggiran sungai yang asri dan nyaman.
Urban Farming Festival ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk memulai urban farming di rumah mereka sendiri dan berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Dalam kesempatan yang sama, Koordinator IYCA Faiza Fauziah mengatakan, selain menjadi ajang edukasi, festival ini diharapkan dapat mendorong masyarakat, khususnya generasi muda untuk memulai urban farming di rumah dan berkontribusi pada kemandirian pangan.
“Dengan ketahanan pangan menjadi semakin krusial di era perubahan iklim, kegiatan ini hadir sebagai langkah nyata untuk mengajak semua orang, dari segala usia, memahami bahwa ketahanan pangan bisa dimulai dari kebun kecil di pekarangan rumah,” jelas Hayu. (***)