Pantau Pertumbuhan Balita, Jumlah Balita Stunting di Kota Depok Menurun
RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok mengelar acara Publikasi Data Stunting Semester 2 Tahun 2023 di Aula Lantai 10 Gedung Dibaleka II Balai Kota Depok, Jumat (01/11/2024).
Adapun kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid tersebut dilakukan untuk menyampaikan persentasi balita yang diukur dan ditimbang pada bulan Agustus 2024 sebagai gambaran partisipasi masyarakat dalam pemantauan pertumbuhan balita.
"Dari hasil penimbangan ini akan diketahui data status gizi khususnya data balita stunting yang akurat dan relevan," terang Sekretaris Dinkes Kota Depok Yuliandi dalam keterangan yang diterima, Ahad (03/11/2024).
Menurut Yuliandi, berdasarkan hasil penimbangan balita di Bulan Agustus 2024 yang merupakan Semester 2 terdapat sebanyak 3.377 balita berstatus stunting di Kota Depok.
Dalam kegiatan publikasi ini juga disampaikan data stunting per kelurahan dan kecamatan di Kota Depok.
"Sehingga dapat dilakukan rekomendasi upaya percepatan penurunan stunting berdasarkan data stunting terbaru," terangnya.
Lanjut Yuliandi, salah satu kegiatan percepatan penurunan stunting yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok yaitu melakukan surveilans gizi pada balita dengan menimbang dan mengukur balita setiap bulannya.
Dalam aksi publikasi data stunting, Dinkes setiap tahun mengeluarkan data prevalensi balita stunting yang diperoleh dari hasil pengukuran Bulan Februari dan Agustus.
"Penimbangan secara rutin ini merupakan bagian dari pelaksanaan surveilans gizi untuk mengetahui pertumbuhan balita," jelasnya.
Ia berharap, dengan data stunting yang dipublikasikan ini akan dapat menjadi dasar perencanaan program dan kegiatan.
"Selain itu juga sebagai dasar untuk kerja bersama dan sinergi kegiatan dari berbagai perangkat daerah dan lintas sektor lainnya untuk satu tujuan yaitu mencapai zero stunting di Kota Depok," harap Yuliandi.
Dinkes Kota Depok juga menyampaikan hasil penimbangan balita di Kota Depok selama bulan Agustus atau semester 2 di tahun 2024.
Berdasarkan penimbangan yang dilakukan tersebut jumlah balita stunting mengalami penurunan atau menunjukan trend yang positif.
Sebelumnya, pada Februari atau semester 1 di tahun 2024 terdapat 3.463 balita dan pada Agustus atau semester 2 menurun menjadi 3.377 balita.
"Setelah dilakukan pengurukan tinggi badan dan berat badan di Posyandu, jumlah balita dengan status stunting di Kota Depok mengalami penurunan," ungkap Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kota Depok, Zakiah.
Zakiah menyebutkan, penurunan angka stunting tersebut tidak lepas dari dukungan seluruh perangkat daerah, stakeholder terkait, hingga masyarakat dalam memberikan asupan dengan gizi seimbang.
"Selain itu juga perubahan perilaku masyarakat dalam menerapkan pola hidup yang sehat. Selain itu juga dengan meninggalkan kebiasaan merokok yang dapat menyebabkan stunting," paparnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Depok akan terus melalukan berbagai program sebagai upaya dalam menurunkan angka stunting. Mulai dari pemberian pangan lokal bergizi, sosialisasi dan edukasi, hingga pendampingan.
"Harapannya dengan dukungan dari semua pihak dan upaya yang dilakukan, status stunting di Kota Depok dapat terus menurun. Serta tidak ada lagi kasus stunting baru," harap Zakiah.
Staff Ahli Wali Kota Depok Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dan Kemasyarakatan Pemkot Depok,, Diah Sadiah mengungkapkan, munculnya stunting baru atau new stunting di Kota Depok perlu menjadi perhatian bersama.
Kondisi stunting baru tersebut dapat berupa bayi baru lahir dengan kondisi berisiko stunting, balita yang dengan kondisi stunting tanpa pantauan dari Posyandu ataupun balita yang bermigrasi ke Kota Depok dengan kondisi stunting.
"Dengan terjadinya kemungkinan penyebab-penyebab tersebut maka harus dilakukan peningkatan upaya pencegahan stunting dari hulu, yaitu kepada ibu hamil, calon ibu hamil, sehingga dapat mencegah munculnya stunting baru," ungkapnya.
Diah menambahkan, upaya dalam penanganan permasalahan gizi terutama pada balita juga harus ditingkatkan.
Dalam hal ini, Pemkot Depok sendiri telah melakukan berbagai upaya dalam peningkatan pemenuhan gizi pada anak.
"Seperti, Pemberian Makanan Tambahan (PMT), Bina Keluarga Balita (BKB), Program Keluarga Harapan (PKH), imunisasi dan pemberian vitamin A yang masih terus dilakukan pemerintah," jelasnya.
Lanjut Diah, upaya pencegahan stunting jauh lebih efektif dibandingkan pengobatan stunting.
Dalam pencegahannya, dilakukan perbaikan gizi dimulai pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dengan konsumsi beragam makanan bergizi dan mengandung protein hewani.
"Protein berperan penting dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting. Protein yang merupakan pangan berasal dari hewan memiliki kandungan gizi tinggi dan kuat hubungannya dengan pencegahan stunting," pungkasnya. (***)