Home > Info Sehat

Benarkah Garam Himalaya Aman Bagi Pasien Hipertensi?

Garam himalaya menjadi pilihan bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit hipertensi karena kandungan natrium dan sodium lebih rendah dari garam dapur.
Ilustrasi pengecekan tekanan darah. (Foto: Ist)

RUZKA INDONESIA - Garam himalaya menjadi tren beberapa tahun belakangan sebagai pilihan pengganti garam konvensional. Alasannya, karena garam himalaya bebas dari zat kimia buatan dan kaya akan kandungan yang mineral, seperti zat besi, sulfur, magnesium, kalsium, dan kalium yang bermanfaat untuk memaksimalkan fungsi organ tubuh, menghidrasi, menyeimbangkan pH tubuh hingga kebaikan bagi kecantikan.

Kini, garam himalaya menjadi pilihan bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit hipertensi karena kandungan natrium dan sodium lebih rendah dari garam dapur.

Head of Department Underwriting Sequis dr. Fridolin Seto Pandu mengingatkan agar pasien hipertensi tetap membatasi konsumsi garam secara keseluruhan.

Mengapa penderita hipertensi disarankan menggunakan garam dalam jumlah sedikit? karena kadar garam tinggi dapat meningkatkan jumlah natrium dalam sel dan dapat mengganggu keseimbangan cairan.

"Meskipun garam himalaya mengandung banyak kebaikan, tetapi kandungan natrium dapat memicu meningkatnya tekanan darah. Anda dapat saja menggunakan garam himalaya untuk masakan, tetapi bukan berarti garam ini lebih baik sehingga pengidap hipertensi menggunakannya berlebihan,” sebut dr. Fridolin.

Lebih lanjut, dr. Fridolin mengatakan bahwa tubuh yang mengandung banyak kadar garam akan membuat natrium masuk ke dalam sel. Jika natrium menarik cairan berlebihan masuk ke dalam sel dapat membuat jantung memompa darah lebih kuat sehingga tekanan darah ikut meningkat.

Pasien tekanan darah tinggi juga perlu memberikan perhatian pada kesehatan ginjal karena ginjal dan sistem peredaran saling berhubungan dan saling bergantung. Sistem peredaran darah meliputi jantung dan pembuluh darah dan ginjal bertugas menyaring limbah dan cairan dari darah melibatkan pembuluh darah.

“Jika tubuh mengandung banyak garam bisa membuat ginjal bekerja lebih ekstra untuk mengeluarkan garam dari tubuh melalui urin yang lebih sering. Jika ginjal tidak mampu lagi menyeimbangkan kadar garam dalam tubuh maka garam yang berlebih tersebut akan beredar dalam darah dan menarik air sehingga volume darah meningkat. Demikian juga tekanan di pembuluh darah akan ikut meningkat dan bisa mengganggu kerja jantung,” sebut dr. Fridolin.

Dr Fridolin mengajak masyarakat peduli pada bahaya hipertensi karena penyakit dapat membahayakan jiwa. WHO menyebutkan bahwa hipertensi sebagai penyebab utama kematian dini di seluruh dunia.

WHO pun melansir ada sekitar 46% orang dewasa diperkirakan menderita hipertensi, tetapi mereka tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit tersebut. Penderita tekanan darah tinggi seringkali tidak merasakan gejala apapun. Satu-satunya cara mengetahui adalah dengan pemeriksaan tekanan darah.

“Jika hasil pemeriksaan menunjukkan 140/90 mmHg atau lebih tinggi, menunjukkan tekanan di pembuluh darah terlalu tinggi. Ini berarti Anda mesti waspada pada risiko hipertensi,” sebut dr.Fridolin.

Pasien hipertensi dapat mengontrol tekanan darah dengan mengurangi konsumsi garam, rutin memeriksakan diri ke dokter termasuk memeriksa tensi darah, dan minum obat hipertensi sesuai resep dokter. Ini adalah cara mencegah terjadinya penyakit komplikasi, seperti serangan jantung, stroke, kerusakan ginjal serta masalah kesehatan lainnya.

WHO mendukung upaya negara-negara untuk mengurangi hipertensi sebagai masalah kesehatan masyarakat. Beban hipertensi dirasakan tidak proporsional di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. Kita pun dapat mendukung mencegah dan mengurangi hipertensi dengan gaya hidup sehat dan berasuransi.

Sequis menyediakan Sequis Q Infinite MedCare Shield Rider (IMC Shield) untuk mendukung masyarakat bisa mendapatkan perlindungan kesehatan dengan harga terjangkau dan tetap bisa menjalani proses perawatan dengan nyaman karena bisa dirawat di 1 tempat tidur terendah saat rawat inap serta manfaat perlindungan kesehatannya dapat digunakan hingga Rp12 miliar per tahun polis.

Artikel ini merupakan dukungan Sequis menyukseskan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024 “Akses Keuangan Inklusif, Wujudkan Masyarakat Produktif” yang digagas OJK untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat.

× Image