PGN Ajak Investor dan Analis Kunjungi Operasional Gas di Jawa Tengah
RUZKA INDONESIA - PT PGN Tbk mengajak investor mengunjungi operasional gas bumi perusahaan berkode saham PGAS di wilayah Jawa Tengah pada Kamis (26/9/2024). PGN juga mengajak investor dan analis saham mengetahui prospek dan potensi bisnis PGN, selaku Subholding Gas Pertamina.
Beberapa lokasi strategis yang dikunjungi antara lain Kantor Area Semarang, ORF Tambak Rejo, dan Kawasan Industri Terpadu Batang (KIT Batang).
Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko, mengatakan pihaknya terus menjaga integritasnya dalam pengelolaan gas bumi nasional.
"Integrasi infrastruktur terus berjalan agar monetisasi gas bumi dapat berlangsung secara komprehensif, salah satunya di wilayah Jawa Tengah," katanya dalam keterangannya di Jakarta, Senin (30/9/2024).
Arief menjelaskan bahwa kegiatan kunjungan dengan mengajak investor dan analis untuk melihat secara langsung bagaimana PGN beroperasi dan berkomitmen menjaga standar tinggi dalam setiap aspek bisnis.
“Kami juga ingin memastikan para investor dan analis mendapatkan informasi terkini mengenai perkembangan bisnis dan strategi PGN untuk menghadapi tantangan serta memanfaatkan peluang di industri migas," ujar Arief.
Salah satu investor yang hadir, Lo Kheng Hong mengaku kegiatan kunjungan ke Semarang tersebut bermanfaat.
"Kami sebagai investor PGAS jadi tahu tentang pipa Cisem 1 dan kami juga bisa mendapat penjelasan berbagai hal terkini yang sedang berlangsung di perusahaan," ujar Lo Kheng Hong.
Lo Kheng Hong berharap PGAS dapat terus tumbuh, serta laba dan harga sahamnya terus meningkat dan bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Arief melanjutkan investor dan analis berkesempatan melihat bagian dari pilar Grow, yakni bagaimana PGN mengembangkan dan mengintegrasikan infrastruktur gas untuk memenuhi demand dan potensinya yang terus tumbuh di Jateng.
Direktur Komersial PGN, Ratih Esti Prihatini menambahkan bahwa market PGN terus berkembang dan Jawa Tengah merupakan salah satu pusat pertumbuhan di wilayah SOR 3.
“Seiring dengan agresivitas perkembangan infrastruktur kami, arah market PGN di SOR 3 juga fokus pada kawasan industri," kata Ratih.
Pembangunan infrastruktur gas bumi Gresik-Semarang yang menghubungkan Jatim dan Jateng selesai dibangun PT Pertagas dan beroperasi memenuhi kebutuhan pembangkit listrik Tambak Lorok dan industri di koridor Semarang-Demak.
Sedangkan, pipa transmisi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap I yang dibangun pemerintah dan dioperasikan Pertagas telah beroperasi sejak Agustus 2023.
Dari pipa backbone Cisem tersebut, PGN menyalurkan gas melalui pipa distribusi ke pelanggan di Kawasan Industri Kendal, Kawasan Industri Terpadu Batang, Kawasan Industri Tambak Aji, dan Kawasan Industri Wijayakusuma Semarang.
Saat ini, total volume terkontrak dengan 28 konsumen di sepanjang pipa Cisem 1 sebesar 13,4 BBTUD atau setara 11,2 juta m3/bulan.
Jumlah penyewa di kawasan industri tersebut akan terus tumbuh, sehingga penyerapan gas bumi juga berpotensi tumbuh.
Dengan sumber pasokan gas dari Jambaran Tiung Biru, penyaluran pipa Cisem 1 dan ORF Tambak Rejo juga untuk pelanggan kecil, hotel, rumah sakit , UMKM, dan rumah tangga di Semarang-Batang.
Nantinya, jika pipa Cisem 2 selesai dibangun, maka kebutuhan gas di Jabar bisa dipenuhi dari Jatim.
PGN juga sedang mengembangkan klaster CNG untuk melayani rumah tangga di Sleman, Yogyakarta.
Jumlah pelanggan PGN di wilayah Sales & Operation Region 3 (SOR 3) saat ini tercatat 203.754 di sektor rumah tangga, 431 pelanggan kecil dan 605 pelanggan komersial-industri. Pengelolaan gas untuk seluruh sektor pelanggan mencapai 262 BBTUD.
Selanjutnya, RU IV Cilacap juga membutuhkan gas sebesar 51 MMSCFD. PGN pun berencana melakukan regasifikasi Kilang RU IV Cilacap yang sejalan dengan membangun infrastruktur pipa Tegal-Cilacap.
Regasifikasi RU IV Cilacap tersebut sejalan dengan pembangunan pipa Cisem 2 dan rencana integrasi pipa transmisi di Pulau Jawa.
"PGN terus menjaga menjaga reliability dan keamanan suplai untuk memenuhi demand. PGN juga sudah memetakan potensi supply & demand di masa depan seiring pengembangan infrastruktur. Ketika ada produksi di upstream, PGN dapat memonetisasi gasnya baik dari sisi midstream dan downstream," sebut Ratih. ***