Stres Pada Remaja Dapat Picu Penyakit Rongga Mulut
ruzka.republika.co.id--Masa remaja merupakan fase transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa dan menjadi periode penting dalam perkembangan manusia. Hal ini ditandai dengan perubahan pada neurobiologis, hormonal, psikologis, dan sosial. Perubahan-perubahan tersebut dapat memicu stres psikososial pada remaja.
Umumnya, remaja mengalami stres ketika mereka mengalami situasi yang sulit, berbahaya ataupun menyakitkan dan mereka tidak mampu untuk mengatasinya.
Stres yang dialami dapat membuat mereka kewalahan, cemas, menarik diri, agresi, hingga mengalami penyakit pada fisik, bahkan mengarah pada penggunaan obat-obatan terlarang.
Selain itu, stres dapat menimbulkan beberapa penyakit di rongga mulut, seperti stomatitis aftosa rekuren, lichen planus, dan burning mouth syndrome. Kondisi ini dapat terjadi rekurensi dan memiliki efek negatif terhadap kualitas hidup.
Berdasarkan kondisi-kondisi di atas, maka remaja perlu mengetahui tentang stres yang mereka alami serta efek dari stres terhadap tubuh, terutama pada rongga mulut yang dapat memengaruhi kualitas hidup mereka. Oleh karena itu, seperti halnya orang dewasa, penting bagi remaja untuk memiliki keterampilan dalam manajemen stres.
Untuk itu, Departemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia (UI) bekerja sama dengan Mandiri Amal Insani menyelenggarakan pengabdian masyarakat (pengmas) yang bertema “Stres pada Remaja serta Manifestasi pada Rongga Mulut”. Kegiatan ini dilaksanakan di SMP Negeri 126 Kramat Jati, Jakarta Timur pada Selasa 8 Agustus 2023 lalu.
Peserta yang mengikuti kegiatan ini terdiri dari siswa perwakilan kelas VII-IX, anggota OSIS, dan guru, dengan total peserta 120 orang. Selain siswa dan guru, kegiatan ini juga diikuti oleh dosen dan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) Penyakit Mulut (PM) FKG UI sejumlah 16 orang.
Kegiatan tersebut diawali dengan penyampaian pemaparan materi oleh Anindya Phalita Padma, M. Psi, Psikolog, tentang “Manajemen Stres pada Remaja: Mengatasi Tantangan dan Menjaga Kesehatan Mental”.
Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) untuk menggali permasalahan yang dialami oleh remaja. Setelah itu, acara ditutup dengan pemaparan materi oleh Dr. drg. Febrina Rahmayanti, Sp. PM, SubSp. Inf (K) tentang dampak stres, rokok, dan infeksi menular seksual pada rongga mulut.
"Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan pada remaja untuk lebih memahami mengenai stres, bagaimana untuk melakukan manajemen stres, serta mampu memahami bahwa stres dapat memicu penyakit pada tubuh, termasuk di rongga mulut. Selain itu, dengan diselenggarakannya kegiatan ini diharapkan remaja mendapat pengetahuan mengenai bahaya dari merokok dan pergaulan bebas, sehingga mereka dapat mencari solusi untuk menghindari hal tersebut,” ujar Dr. drg. Febrina Rahmayanti, Sp. PM, SubSp. Inf (K), Ketua Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG UI dalam siaran pers yang diterima, Senin (21/08/2023).
Menurut Dekan FKG UI, Dr. drg. Nia Ayu Ismaniati, MDSc., Sp.Ort(K), FKG UI berkomitmen untuk senantiasa hadir di tengah masyarakat melalui berbagai kegiatan sosial, termasuk pengmas.
Ia mengapresiasi langkah yang telah dilakukan oleh Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG UI dengan memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama remaja.
Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk menggalakkan pentingnya pencegahan penyakit lewat edukasi preventif serta proses skrining lebih dini. Hal ini dilakukan agar penyakit dapat dideteksi sejak awal untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Tim pengmas FKG UI terdiri dari Koordinator Pengmas Dr. drg. Anandina Irmagita, Sp.PM., SubSp. NonInf(K).; Penanggung Jawab (PJ) Pengmas drg. Haniah Alatas (PPDGS PM angkatan 2022); dan anggota pengmas yang meliputi 5 orang staf dari Departemen Ilmu Penyakit Mulut dan 10 orang PPDGS PM FKG UI. (Rusdy Nurdiansyah)