Jadi Narasumber Pengajian MUI, Wali Kota Depok Bahas Keragaman Suku dan Budaya
ruzka.republika.co.id--Wali Kota Depok Mohammad Idris menghadiri Pengajian Ulama Umaro dan Halalbihalal Idulf Fitri 1444 Hijriah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok, Rabu (17/05/2023).
Wali Kota Depok didaulat menjadi narasumber pengajian MUI menyampaikan tema Beragam Suku dan Budaya Berpadu untuk Depok Lebih Maju.
Wali Kota Depok, membahas sejumlah poin penting, salah satunya mengenai toleransi kerukunan umat beragama."Tentang masalah toleransi, tentang kerukunan umat beragama sebenarnya sudah final dalam Islam, jadi tidak perlu lagi didiskusikan dalilnya apa, apalagi para ulama sudah jago tentang dalil-dalil," ujar Idris.
Lanjut Idris, keragaman yang menjadi sunnatullah ini, tentu dapat menjadi potensi positif atau sebaliknya, bisa jadi potensi negatif, maka perlu adanya rekayasa sosial. "Rekayasa ini harusnya umat Islam yang paling berperan agar keragaman ini bisa menjadi potensi yang positif," terangnya.
Ia menambahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memiliki peran sebagai fasilitator, guna mewujudkan rekayasa sosial. Seperti, mempunyai Badan Kesbangpol, di Kesbangpol ini ada peran-peran, salah satunya Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) dan beberapa forum dalam rangka program merekayasa sosial.
"Jadi ini beberapa perangkat yang memang diinisiasi, disubsidi oleh pemerintah," ucapnya.
Pemkot Depok sudah melakukan survei mengenai kerukunan dan potensi konflik di daerah. Hasilnya, ungkap Kiai Idris, kerukunan umat beragama di Kota Depok tidak ada masalah, artinya cukup rukun.
"Potensi konflik juga cukup aman, tapi ini perlu terus dijaga, antara lain berkolaborasi dengan Forkopimda, juga DPRD, kami melakukan rakor (rapat koordinasi) setiap bulan untuk melihat kondisi dan apa program ke depan," papar Idris.
Kemudian, Idris meminta kepada para alim ulama agar bisa berkolaborasi menguatkan kerukunan umat beragama dan melihat keamanan, serta mengurangi potensi konflik di Kota Depok.
"Maka para alim ulama kami mohon untuk bisa berkolaborasi, yang unik adalah justru dalam survei potensi yang harus diwaspadai agar kita menjaga potensi konflik dalam satu agama," pungkasnya. (Rusdy Nurdiansyah)