STKQ Al-Hikam Fokus Jadi Sekolah Pentashih Mushaf Al-Qur'an dan Digital
ruzka.republika.co.id - Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur'an (STKQ) Al-Hikam memfokuskan diri sebagai Sekolah Pentashih Mushaf Al-Qur'an dan digital.
Tashih mushaf Al-Qur'an merupakan upaya untuk mengoreksi dan mengevaluasi sebagai jaminan kebenaran mushaf Al-Qur'an. Hal itu dibenarkan Ketua STKQ Al-Hikam KH Yusron Sidqi.
STKQ Al-Hikam tidak mengembangkan jurusan lain untuk menjadi Institut atau Universitas.
Namun, menjadikannya sebagai satu-satunya Sekolah yang mencetak ahli dalam tashih mushaf Al-Qur'an atau digital.
"Kita akan memfokuskan diri sebagai kampus pencetak pentashih Al-Qur'an. Kita mengenal Sekolah Kedinasan. Misalnya yang ingin kuliah lulus langsung jadi PNS masuknya IPDN, Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN, dan lainnya. Kalau mau menjadi pentashih Al-Qur'an maka masuknya ya ke STKQ Al-Hikam,"ujar KH Yusron Sidqi, Ahad (02/04/2023) di Pesantren Al-Hikam, Kukusan, Beji, Depok.
STKQ Al-Hikam membekali mahasiswa kualifikasi dan kompetensi dasar yang diperlukan dalam pentashihan mushaf Al-Qur'an.
Sehingga, kedepannya memiliki skill maupun soft skill yang baik dan mumpuni di era 5.0. Dia mengatakan, kurikulum di kampus mendukung pengembangan ilmu dari hafalan Al-Qur'an.
"Tidak hanya materi di kampus saja, namun juga melalui pelatihan dan kerjasama. Para mahasiswa ini adalah hafidz (hafal Al-Qur'an 30 juz). Tentu, ini sesuai dengan pesan Abah (KH. Hasyim Muzadi-red) agar para hafidz bisa berkhidmat sesuai dengan perkembangan zaman," katanya.
Gus Yusron biasa disapa ini mengaku di STKQ Al-Hikam kurikulum yang dijalankan juga sesuai dengan dasar pentashihan.
Menurutnya, menghafal Al-Qur'an dari seorang hafidz adalah tahap awal bukan akhir.
Dia menambahkan, pihaknya juga telah mengirimkan mahasiswa untuk mengikuti pelatihan pentashihan Al-Qur'an yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI.
"Kita berharap para mahasiswa ke depan setelah lulus bisa bermanfaat ilmunya bagi masyarakat. Salah satunya dengan mengikutkan pelatihan pentashihan mushaf Al-Qur'an dan digital," katanya.
Hal senada juga diutarakan H. Deni Hudaini Ahmad Arifin, Lc, MA., Ketua Pentashihan Mushaf Al-Qur'an Kemenag.
Pihaknya sedang menyelenggarakan kegiatan penyusunan basis data Mushaf Standar Indonesia Per-Kata. Kerjasama antara Sekolah Tinggi Kulliyatul Quran Al-Hikam dengan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.
"Kegiatan ini sangat penting, kami ingin mengajak bersinergi bersama dengan STKQ Al-Hikam Depok. Karena untuk menjaga mushaf Alquran harus melibatkan kita bersama, Allah sendiri menggunakan kata nahnu yang artinya kami," terangnya.
Menurutnya, salah satu tantangan zaman ini adalah menghidangkan Al-Qur'an dalam berbagai aplikasi.
Untuk itu, agar produk digital bisa tersusun dengan baik salah satu yang dibutuhkan adalah melalui penyusunan database.
Melalui kegiatan ini, lanjutnya, akan dirancang produk digital sehingga Al-Qur'an dapat tersusun dan dibaca oleh tiap kalangan.
"Terlebih lagi, bagi teman disabilitas bisa terbantu dengan aplikasi ini. Tentu, dari penyusunan ini hasilnya adalah terjemahan mushaf Al-Qur'an sesuai standar Kemenag,"jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut melibatkan 30 mahasiswa STKQ Al-Hikam 16 putra dan 14 putri.
Para hafidz ini mendapatkan tugas menyusun satu juz tiap orang.
Targetnya dua minggu di bulan ramadhan menyelesaikan tugasnya. Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (disingkat LPMQ) berada dibawah naungan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. (Supriyadi)