Waspada! Ginjal Akut Misterius Menyerang Anak-anak Indonesia
ruzka.republika.co.id - Kabar tak sedap berhembus dari dunia kesehatan Indonesia. Ratusan anak dilaporkan mengidap gagal ginjal akut misterius (acute kidney injury of unknown origin).
Tren kasus dilaporkan sempat memuncak pada September lalu dan terpantau mulai mengalami penurunan pada Oktober ini.
Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI Eka Laksmi Hidayati mengatakan bahwa angka tersebut didapatkan berdasarkan laporan dari 14 cabang IDAI di daerah, dengan total kasus kumulatif sebanyak 131 kasus.
Dokter Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) mengatakan, anak-anak yang terinfeksi penyakit ini mengalami gangguan buang air kecil dalam tiga sampai lima hari. Bahkan dari 131 pasien yang dilaporkan kebanyakan membutuhkan cuci darah.
"Untuk persentasenya, di Jakarta 80-90 persen ya membutuhkan cuci darah,” kata dr Eka dalam konferensi pers virtual, Selasa (11/10).
Rinciannnya menurut dr Eka pada Agustus ada 35 kasus, September sebanyak 71 kasus dan Oktober 9 kasus.
Lebih lanjut dikatakan, hingga kini pasien gagal ginjal akut misterius pada anak umumnya berusia di bawah lima tahun (balita).
Namun, ada juga yang mencapai usia delapan tahun. Sebenarnya, kasus ini sudah ada sejak Januari, namun melonjak di periode Agustus dan September. Syukurnya, sampai kini belum ada pasien gagal ginjal kronik yang harus cuci darah rutin.
"Sementara untuk Agustus-September memang ada pasien sudah pulang tapi harus cuci darah. Trennya sih perbaikan semoga tidak kronik, pungkasnya.
"Anak-anak ini tidak mengalami sakit perut. Anak-anak ini bukan mengalami sumbatan dalam aliran buang air kecil. Tapi memang ginjalnya tidak memproduksi air seni. Kami pasang kateter, tapi kering. Kami melihat USG enggak ada urine, sumbatan," jelasnya. * (yayan)