Home > Gaya Hidup

Silaturahim Akbar Masyarakat Bima-Dompu Depok Meriah, Ada Parade Rimpu

Ada dua jenis Rimpu yang biasanya dikenakan. Yang pertama adalah Rimpu Mpida atau tutup kepala bagi perempuan yang belum menikah. Rimpu Mpida ini akan menutupi seluruh wajah kecuali bagian mata saja. Kemudian bagi perempuan yang sudah menikah maka me
Rimpu merupakan busana tradisional wanita Suku Mbojo atau Bima, Pulau Sumbawa, NTB. Foto: Facebook 
Rimpu merupakan busana tradisional wanita Suku Mbojo atau Bima, Pulau Sumbawa, NTB. Foto: Facebook

ruzka.republika.co.id--Rimpu merupakan busana tradisional wanita asal Suku Mbojo atau Bima, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Rimpu adalah memakai sarung dengan melingkarkannya pada kepala dimana yang terlihat hanya wajah dengan menggunakan sarung.

Ada dua jenis Rimpu yang biasanya dikenakan. Yang pertama adalah Rimpu Mpida atau tutup kepala bagi perempuan yang belum menikah. Rimpu Mpida ini akan menutupi seluruh wajah kecuali bagian mata saja. Kemudian bagi perempuan yang sudah menikah maka menggunakan Rimpu Colo, yang pada bagian wajahnya terbuka.

Budaya Rimpu mulai dikenal sejak masuknya Islam di Bima dan Dompu yang dibawa oleh tokoh-tokoh agama dari Gowa Makassar. Meskipun di masyarakat Gowa sendiri tidak mengenal budaya rimpu sehingga budaya rimpu merupakan hasil dari kebudayaan kaum perempuan di Bima.

Busana Rimpu yang menjadi salah satu budaya berbusana masyarakat Bima saat ini hampir punah. Untuk melestarikan budaya Rimpu tersebut, masyarakat Bima dan Dompu se-Kota Depok menggelar acara silahturahim akbar melalui parade Rimpu dan kegiatan seni yang digelar di Hotel Bumi Wiyata (BW) Kota Depok, Ahad (09/10/2022).

Acara Silahturahim Akbar Masyarakat Bima Dompu ini dihadiri Wali Kota Bima, Bupati Bima, DPRD Bima, Anggota DPRD Provinsi NTB, Anggota DPR RI dapil NTB dan seluruh Pejabat Bima Dompu baik Tokoh daerah dan nasional.

Ketua Panitia Acara Silaturahmi Akbar Masyarakat Bima dan Dompu se-Kota Depok, Mujahid Alatief mengatakan budaya berbusana Rimpu harus tetap dilestarikan sampai kapanpun karena itu adalah warisan budaya masyarakat Bima.

"Generasi muda harus paham akan budaya nya sendiri dan harus ikut tetap melestarikan budaya berbusana Rimpu,“ terangnya.

Ia berharap penggunaan busana Rimpu dilakukan masyarakat di Bima bukan pada saat acara-acara tertentu saja melainkan digunakan setiap hari agar mencerminkan identitas dari Suku Mbojo tersebut.

"Alhamdulillah, acara Silahturahim Masyarakat Bima Dompu se-Kota Depok berlangsung meriah dan sukses. Semoga acara ini mempererat tali silaturahmi ini akan berlangsung setiap tahunnya. Acara ini juga untuk memperkenalkan seni dan budaya Bima dan Dompu sekaligus melestarikannya," jelas Mujahid. (Furkan/Rusdy Nurdiansyah)

× Image