Mahfud MD Tegaskan TGIPF Bisa Ungkap Akar Masalah Tragedi Kanjuruhan
ruzka.republika.co.id - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan, mulai bekerja. Rapat pertama digelar di kantor Kemenko Polhukam, Selasa (4/10/2022) malam.
Rapat dipimpin langsung dipimpin oleh Ketua tim TGIPF, Menko Polhukam Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD, serta dihadiri oleh semua anggota tim sebanyak 13 orang. Namun dua orang via zoom karena berada di Papua dan Malaysia.
Mahfud MD mengatakan, kerusuhan pertandingan sepak bola selalu terjadi dan terus berulang.
"Peristiwa tentang kerusuhan di pertandingan sepak bola selalu terjadi dan selalu dibentuk tim tapi tidak pernah berubah," ujar Mahfud dalam siaran pers video, Rabu (5/10/2022).
Dalam rapat itu, kata Mahfud, ditegaskan agar TGIPF bisa mengungkap akar masalah yang terjadi dalam persepakbolaan di Indonesia.
"Rapat pertama Alhamdulillah dihadiri oleh semua anggota tim 13 orang, dan bersepakat untuk segera bekerja dan mencari akar masalah serta memberi rekomendasi untuk mengehetikan masalah-masalah yang selalu terjadi," ucap dia.
Hasil dari rapat perdana tersebut, TGIPF bersepakat untuk segera bekerja dan mencari akar masalah dari tragedi Kanjuruhan yang merenggut 125 jiwa dan korban yang dirawat lainnya, serta memberikan rekomendasi untuk menghentikan masalah-masalah yang selalu terjadi terhadap persepakbolaan Nasional.
Seperti diketahui, peristiwa kerusuhan pertandingan di sepak bola Tanah Air sudah sering terjadi dan selalu dibentuk tim pencari fakta.
Tapi tidak pernah berubah kondisinya. Akar masalahnya harus ditemukan oleh tim ini, untuk kemudian direkomendasikan apa yang harus dilakukan agar tidak terulang di masa yang akan datang.
"Tim akan merekomendasikan penjatuhan sanksi bagi pihak-pihak yang melakukan pelanggaran pada pertandingan antara Arema dan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang," ucap Mahfud
Sementara itu, Akmal Marhali, anggota dari TGIPF, mengatakan TGIPF akan merekomendasikan sinkronisasi regulasi baik regulasi FIFA dan peraturan perundangan di Indonesia, sekaligus melakukan sosialisasi dengan memberikan pemahaman kepada seluruh stakeholder sepak bola, aparat keamanan, supporter, offical dan sebagainya.
"Semua pihak terlibat harus memahami peraturan ini," kata Akmal Marhali.* (yayan)