Drama di Jakarta Melayu Festival 10
Alfin Habib membawakan lagu Ummi Tsumma Ummi. Lagu itu pertama kali dinyanyikan oleh Ahmad Al Zmali dan Mohammad Bashar pada 2014.
Lalu di medley Erie Suzan yang membawakan Lagu Berjudul Keramat yang diciptakan oleh Rhoma Irama.
Beberapa waktu sebelum konser, saya mengumpulkan semua video maupun foto Anies Baswedan bersama Ibundanya yang sudah beredar di media sosial.
Kemudian meminta Hanuka Dewi, untuk mengedit yang akan menjadi background pada saat dua lagu itu dibawakan.
Nanda (Multi Media) mengedit ulang agar pixelnya sesuai bila ditayangkan melalui Layar LED yang layarnya besar sekali.
Saat latihan di studio bersama Anwar Fauzi (Arranger) Erie Suzan & Alfin Habib, juga para musisi lainnya. Kita berdiskusi berulang kali, agar durasi lagu tak terlalu panjang dan instrumen juga tak semua digunakan.
Cukup biola Hendri Lamiri bersama Anwar Fauzi mengubah suara Keyboardnya menjadi akustik piano. Ada kesamaan keinginan dari semua, baik musisi maupun vokalis.
Saat lagu itu tayang akan menjadi drama yang memukau penonton dan menjadi semacam pengantar sebelum Bapak Gubernur Anies Baswedan Memberikan Pidato Kebangsaan.
Kami berdiskusi dengan detail, bahkan video yg telah dibuat oleh Nanda kami minta direvisi ulang, agar video looping benar-benar memberi tampilan dengan efek dramatis.
Tepat jam 8 malam ribuan penonton telah memenuhi arena konser. Acara Jakarta Melayu Festival pun dimulai oleh Takaeda yang membawakan lagu Teurimong Geunaseh sebagai lagu pembuka.
Lagu demi lagu dibawakan. Penonton bertepuk tangan menikmati suara mereka yang tampil diatas panggung.
Namun situasi mulai sunyi ketika Alfin mulai membawakan lagu Ummi Tsumma Ummi yang liriknya berbunyi: Ummi, Tsumma ummil haddi akhir yaumfa’umriIbu, Oh ibuku, hingga hari terkhir dalam hidupkuHubbi min awwil haya tiwhammuhammi.
Cintanya di hari pertama hidupku dan perhatiannya selalu kepadaku Illi kattar khoir hadab khoir hafi dammi wa’aishfi.
Banyak sekali kebaikannya mengalir di darahku dan hidup bersamaku.
Dilanjutkan oleh Erie Suzan dengan lagu berjudul keramat.
Biola Hendri Lamiri semakin menghujam, Hendri tidak sekedar memainkan biola untuk mengiringi Erie Suzan maupun Alfin Habib, Hendri sedang meluapkan perasaannya melalui lengkingan biola yg mengiris hati.
Anwar Fauzi berusaha untuk tenang memainkan jarinya di keyboard namun dia tak lagi bisa tersenyum menampakan wajah ke penonton seperti biasanya.
Anwar tenggelam dalam musikalisasi yang dibuatnya sendiri sambil menyembunyikan wajahnya.Saya berada di Sebelah Pak Anies dan Ferry Farhati, yang wajahnya terpaku keatas panggung, gambar demi gambar. Anak yang tak mau mengatakan bersedia dicalonkan menjadi Gubernur sebelum mendapat ijin Ibundanya.
Foto dan video bersama ibunda tercinta, dalam berbagai moment tertayangkan dilayar.
Ribuan penonton lainnya diam membisu, suara Erie Suzan semakin melengking melantunkan lirik: Bila kau sayang pada kekasih. Lebih sayanglah pada Ibumu. Bila Kau Patuh Pada Rajamu. Lebih Patuhlah pada Ibumu.
Erie Suzan mengakhiri bait-bait lagunya dengan mengulang lirik. Hai manusia hormati ibumuHormati Ibuu muuuuuuuuu.
Konser Jakarta Melayu Festival 10 malam Itu telah sampai di puncaknya bahkan jauh sebelum acara berakhir.
(Geisz Chalifah)