Karakter Generasi Z Dimulai dari Etika
ruzka.republika.co.id - Pada era yang serba modern ini pemanfaatan teknologi yang baik akan jadi kunci utama dalam nilai karakter para generasi Z.
Sejak usia dini, para Gen - Z sudah mengenal teknologi bahkan sudah bisa menggunakan smartphone yang secara tidak langsung ini mempengaruhi kepribadian mereka.
Hal ini harus menjadi perhatian jangan sampai teknologi yang seharusnya membawa manfaat positif malah berbalik menjadi negatif akibat pemanfaatan yang tidak bijak.
Maka dari itu Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerjasama dengan SiberKreasi menggelar program webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema: Pendidikan Karakter Gen - Z di Era Digital.
Webinar yang digelar Rabu, 31 Agustus 2022 di Jawa Timur, diikuti oleh ribuan siswa dan guru sebagai peserta secara daring. Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skill, digital culture, digital ethic, dan digital safety.
Muhajir Sulthonul Aziz, Ketua Relawan TIK Surabaya, mengawali sebagai pembicara. Ia mengatakan para Gen - Z harus mengetahui keamanan yang mereka jaga di era digital ini.
“Mengamankan identitas diri kita pada ruang digital juga merupakan salah satu pengetahuan dasar agar data pribadi kita tidak disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Banyaknya orang-orang yang tidak bertanggung jawab akan melakukan Phising untuk mendapatkan informasi kita dan Scaming untuk menipu diri kita dengan tujuan mendapatkan uang dari para korbannya,” ujar Muhajir.
Desto selaku Key Opinion Leader menambahkan, generasi Z ini diisi oleh orang-orang yang up to date, lebih cakap teknologi, lebih cerdas dan toleran pada perbedaan budaya. Tetapi kekurangannya adalah mereka lebih suka pada sesuatu yang instan dan kurang peka terhadap suatu nilai dan esensi.
“Generasi Z memiliki kelebihan seperti itu karena memang mereka terlahir dan tumbuh berkembang di era teknologi digital sedang berkembang juga, dimana hal tersebut menjadikan Gen Z bisa mengerjakan sesuatu dengan multitasking dan Gen Z ini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang berbagai hal," ujar Desto.
Tetapi di generasi ini menurut Desto juga lebih banyak orang-orang yang depresi karena di dalam sosial media terisi oleh konten-konten yang lebih baik dari pada hidupnya jadinya sering membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Sementara itu, E. Rizky Wulandari, dosen Ilmu Komunikasi STIKOSA AWS menambahkan, pendidikan karakter Gen - Z harus dimulai dari etika terlebih dahulu.
“Mengapa harus diajarkan etika? Karena di dunia nyata maupun dalam ruang digital kita akan berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang dari latar budaya yang berbeda. Etika digital ditawarkan sebagai pedoman menggunakan berbagai platform digital secara sadar, tanggung jawab, berintegritas, dan menjunjung nilai-nilai kebajikan antar insan dalam menghadirkan diri, kemudian berinteraksi, berpartisipasi, bertransaksi, dan berkolaborasi dengan menggunakan media digital.
Rani Purwati sebagai peserta dalam webinar menanyakan: bagaimana cara kita generasi Z mensosialisasikan aturan dalam menggunakan sosial media sosial dengan bijak?
“Yang pastinya kita harus banyak baca apa yang perlu kita lakukan dan apa yang tidak boleh kita lakukan pada sosial media, lalu ikuti juga webinar atau seminar seperti ini karena banyak sekali ilmu di dalamnya, yang terakhir jangan terbawa emosi ketika kita kena oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab di media sosial,”jawab Desto.* (Yayan)
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Jawa Timur. Kegiatan ini terbuka untuk para pelajar mulai dari kelas 4 SD sampai kelas 12 SMA dan para Guru.
Untuk info kegiatan Literasi Digital lainnya, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo, atau ke website info.literasidigital.id.* (Yayan)