RSUI Gelar Aksi Evakuasi Pasien dengan Teknik Vertical Rescue
ruzka.republika.co.id--Dalam semarak HUT Kemerdekaan RI Ke-77 Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) ikut aktif memeriahkan semangat kemerdekaan dengan menyelenggarakan upacara pengibaran bendera di lapangan RSUI yang dipimpin langsung oleh Direktur Utama RSUI.
Berbagai kegiatan lainnya seperti lomba fashion show, tarik tambang, menuntun si dia, dan lomba bakiak yang diikuti oleh internal RSUI. Aksi kesiapsiagaan dalam kegawatdaruratan vertical rescue juga kami sertakan dalam momentum ini.
Kemeriahan kegiatan ini turut dihadiri oleh perwakilan Universitas Indonesia yaitu dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., Ph.D, Sekretaris Universitas Indonesia dan Prof. Dr. Ir. Dedi Priadi, DEA,Wakil Rektor Bidang SDM dan Aset.
Direktur Utama RSUI, Dr. dr. Astuti Giantini, Sp.PK (K), MPH menuturkan, berharap dalam momentum ini dapat membangun sinergisitas untuk Indonesia. Sinergisitas adalah kunci membangun SDM yang unggul, berkembang dan mampu dalam kesiapsiagaan.
Sebagaimana RSUI sebagai layanan kesehatan memiliki peran dalam membangun masyarakat Indonesia yang sehat. Sebagai wujud komitmen RSUI dalam kesiapsiagaan dan tanggap darurat, tim komando bencana melaksanakan pelatihan dan simulasi secara berkala. Salah satunya untuk evakuasi korban dalam kondisi darurat.Latihan atau simulasi evakuasi keadaan darurat bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan tim tanggap darurat dalam pemindahan staf, pengunjung, ataupun pasien secara tepat. Latihan dan simulasi evakuasi juga bertujuan untuk melatih kesiapsiagaan serta memastikan kesiapan prosedur dan peralatan tanggap darurat yang telah dimiliki.
"Dalam penanganan keadaan darurat, keterlibatan dari semua pihak baik internal maupun eksternal sangat diperlukan untuk mendukung proses penyelamatan dan evakuasi serta mengevaluasi peran dan tanggung jawab dalam penanggulangan keadaan darurat” terang Astuti.
Pada rangkaian kegiatan ini, K3 RSUI bekerjasama dengan UPT K3L UI melakukan aksi simulasi evakuasi pasien dengan teknik vertical rescue. Proses evakuasi dilakukan dari lantai 5 gedung rumah sakit menuju lantai dasar di area samping Unit Radiologi dengan ketinggian kurang lebih 40 meter.
Meilisa Rahmadani, SKM, M.KKK, Kepala Unit Keselamatan dan Kesehatan Kerja RSUI menjelaskan, sebelum melakukan evakuasi, regu penyelamat RSUI yang terdiri dari tim keperawatan melakukan triase (kategori pasien berdasarkan tingkat keparahan kondisinya) untuk memutuskan pasien mana yang membutuhkan evakuasi segera.
"Hasil penilaian berupa pita dengan kode warna merah untuk pasien kondisi kritis, butuh pertolongan segera, kode warna kuning untuk pasien kondisi serius, tidak mengancam nyawa, pertolongan dapat ditunda, kode warna hijau untuk pasien yang dapat berjalan, cidera dapat diatasi dengan pertolongan minor, serta hitam untuk pasien dengan nadi tidak teraba dan sudah tidak bernafas," jelasnya.
Dr. Ir. Sjahrul M. Nasri, M.Sc, Kepala UPT Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Universitas Indonesia mengungkapkan, penyelamatan pasien menggunakan teknik lowering yaitu teknik Vertical Rescue Evacuation yang dilakukan dengan cara memindahkan (evakuasi) korban atau pasien pada medan terjal (High Angle / Vertical) dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah di bawahnya dengan menggunakan basket strecher.
Teknik Vertical Rescue Evacuation dipilih sebagai alternatif terakhir jika kondisi sarana jalur evakuasi keadaan darurat di rumah sakit tidak dapat digunakan dalam proses penyelamatan dan evakuasi korban.
Teknik Vertical Rescue Evacuation dilakukan oleh petugas UPT K3L UI yang terlatih dengan menggunakan alat pelindung diri, peralatan vertical rescue dan tali-temali yang sesuai standar dan dilakukan manajemen tandu untuk mengamankan posisi korban dalam proses evakuasi korban.
Semangat patriotisme menjadi nilai yang kami usung pada kegiatan kali ini, dimana RSUI tidak hanya fokus pada pelayanan, namun juga melakukan antisipasi jika kondisi darurat dan bencana terjadi. Hal ini sejalan dengan tagline RSUI. (Rusdy Nurdiansyah)