Hasil ISG Konya 2021 Jadi Acuan Strategi Menuju Paris 2024
ruzka.republika.co.id - Angkat Besi Tim Indonesia mendulang hasil manis di Islamic Solidarity Games (ISG) Konya 2022.
Membawa skuad pelapis, total menyumbang 12 medali emas, 7 perak dan 10 perunggu. Torehan membanggakan ini akan dijadikan acuan untuk mengatur strategi menuju Olimpiade Paris 2024.
Adalah Nurul Akmal yang meraih tiga medali perunggu di kelas 87kg putri yang didapat dari total angkatan, snatch, dan clean&jerk. Ini menjadi persembahan terakhir cabang olahraga angkat besi di ISG Konya.
“Medali ini sangat berarti, terlebih rivalitas di ISG ini sangat ketat sekali karena bersaing dengan lifter-lifter dari Eropa, seperti Kazakhstan dan atlet tuan rumah. Saya sangat senang bisa meraih medali di sini,” kata Amel, sapaan karib Nurul Akmal.
Amel mendapat medali perunggu usai membuat total angkatan 255kg (snatch 113kg dan clean&jerk 142kg). Emas didapat Aizada Muptilda dari Kazakhstan yang membukukan total angkatan 266kg (snatch 116kg dan clean&jerk 150kg) dan perak didapat kompatriotnya yakni Lyubov Kovalchuk yang meraih 261kg (snatch 114kg dan clean&jerk 147kg).
“Semoga setelah dari ISG, saya bisa tampil lebih baik lagi ke depannya. Apalagi Oktober akan ada Kejuaraan Asia dan Desember akan ada Kejuaraan Dunia yang akan menjadi kualifikasi pertama menuju Paris 2024. Insya Allah saya akan berusaha terus ke depannya,” ujar Amel.
Terpisah, Kepala Pelatih Angkat Besi Tim Indonesia Dirja Wihardja mengaku bangga dengan hasil yang diraih lifter-lifternya di Konya. Apalagi, PABSI menurunkan banyak wajah baru sebagai bagian try-out mereka.
Hasil ISG Konya ini, lanjut Dirja, juga akan menjadi acuan tim pelatih untuk menentukan strategi menuju Paris 2024 di Weightlifting World Championship 2022 di Bogota, Kolombia, 5-15 Desember.
"Saya pribadi sebagai pelatih puas dengan hasil di ISG. Tidak cuma dari segi medali, tetapi juga dari angkatan mereka yang meningkat. Mereka menunjukkan progres dari hasil SEA Games, sehingga ISG ini memang sarana sempurna untuk mendapat pemanasan jelang meraih tiket Olimpiade Paris 2024," ujar Dirja.
Berbicara strategi, kata Dirja, PB PABSI akan menurunkan dua lifter di beberapa kelas saat kualifikasi Olimpiade nanti. Hal ini untuk memperlebar kesempatan mengamankan tiket Paris.
“Misalnya untuk kelas 61kg, kita punya lifter senior Eko (Yuli Irawan) dan ada juga Ricko Saputra yang mengamankan tiga medali emas di ISG. Secara angkatan Eko tentu lebih baik, tetapi Ricko juga menjunjukkan peningkatan di ISG. Begitu juga di kelas 73kg putra, kita punya dua lifter. Tak cuma Rahmat Erwin Abdulah, tetapi juga ada Rizki Juniansyah yang kemarin membuktikan bisa meraih tiga emas di Konya. Yang jelas hasil Konya akan menjadi bahan evaluasi kami,” kata Dirja.* (yayan)