Budaya Digital dengan Cepat Mengubah Kebiasaan Masyarakat
ruzka.republika.co.id - Budaya digital adalah hasil olah pikir, kreasi, dan cipta karya berbasis teknologi internet. Perkembangannya saat ini semakin meroket. Bahkan, mampu membuat kebiasaan baru bagi masyarakat.
Kehadiran budaya digital mempermudah masyarakat dalam mencari dan mendapatkan segala sesuatu informasi. Satu hal yang perlu diingat, internet memberikan manfaat dan dampak bagi kita semua.
Hal itu terjabarkan dalam webinar literasi digital "Makin Cakap Digital dengan tema “Positif, Kreatif, dan Aman di Internet." Kegiatan itu digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerjasama dengan SiberKreasi di Jawa Timur, Sabtu (13/8/2022).
Ribuan siswa dan guru mengikuti kegiatan tersebut secara daring yang menghadirkan Drs Eko Pamuji, M.I.Kom (Dosen Ilmu Komunikasi), Desto (Key Opinion Leader), dan Dr. Meithiana Indrasari, ST., MM (Ketua STIKOSA AWS).
"Pada budaya digital ini, masyarakat harus mengimplementasikannya seperti bagaimana mereka berbudaya di kehidupan nyata. Maka dari itu kita sebagai masyarakat harus bisa menjadikan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital,” kata Eko Pamuji yang jadi pembicara pertama.
Mengapa kita harus mengimplementasikan hal-hal tersebut? Menurut Eko yang juga Sekretaris PWI Jawa Timur agar kita bisa menahan dampak-dampak dan tantangan pada digitalisasi budaya ini.
Dia mencontohkan seperti minimnya pengetahuan akan hak-hak dan kewajiban yang harus dilakukan pada ruang digital.
"Dari hal ini saja sudah bisa berkembang menjadi berkurangnya toleransi kita, kebebasan berekspresi yang kebablasan, dan yang paling parah adalah pelanggaran hak cipta dan karya intelektual,” urai Eko Pamuji.
Disatu sisi kita juga harus bisa memanfaatkan apa yang telah kita dapatkan dari kemudahan mencari informasi dalam berinternet. Salah satunya dengan mengembangkan kreativitas, bagaimana caranya?
Desto mengatakan banyak sekali cara mengembangkan kreativitas. Dia berpesan banyak-banyaklah membaca dan mencari informasi dari hal apa yang ingin kita kembangkan.
"Jika sudah berlatih dan terus mencobanya, berkaryalah dengan percaya diri karena hasil maksimal akan kita dapatkan bila kita percaya atas apa yang kita jalani," ujar Desto.
Persolannya, lanjut Desto jarang sekali anak-anak zaman sekarang menerima saran dan kritik dari orang lain.
Seperti kehidupannya nyata, ruang digital hanyalah ruang yang dipakai oleh manusia dengan ragam tingkah lakunya. Ada yang baik dan jahat. "Maka dari itu penting untuk kita menjaga keamanan pada ruang digital," imbuhnya.
Sementara itu, Meithiana menegaskan keamanan digital adalah sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring dapat dilakukan secara aman.
"Tidak hanya untuk mengamankan data yang kita miliki melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia," tutur Meithiana.
Dia mengingatkan tidak ada 100 persen yang aman. Karena itu menurutnya pengguna digitalisasi harus bisa mengurangi risikonya. "Teruslah melakukan hal-hal yang bermanfaat, berpikir secara kritis, dan jangan mudah percaya dengan semua yang kita dapatkan dari internet," pungkas Meithiana.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Jawa Timur. Kegiatan ini terbuka untuk para pelajar mulai dari kelas 4 SD sampai kelas 12 SMA dan para Guru.
Untuk info kegiatan Literasi Digital lainnya, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo, atau ke website info.literasidigital.id.* (Yayan)