Home > News

Begini Cara Menjadi Netizen yang Baik

jagalah privasi data diri jangan mudah terpedaya untuk mengklik link dari nomor yang tidak jelas.
Webinar yang digelar pada Kamis (11/8/2022) di Jawa Timur, diikuti oleh ribuan siswa dan guru sebagai peserta secara daring.
Webinar yang digelar pada Kamis (11/8/2022) di Jawa Timur, diikuti oleh ribuan siswa dan guru sebagai peserta secara daring.

ruzka.republika.co.id - Abad 21 ini manusia disuguhkan dengan kekuatan teknologi 4.0 yang bahkan sebentar lagi akan beralih kepada 5.0. Hal tersebut memaksa masyarakat beralih kepada kehidupan yang serba digital.

Masyarakat sekarang ini sudah terbiasa dengan pola interaksi menggunakan teknologi digital. Tapi, hal ini akan menjadi tantangan baru bagi kita sebagai bangsa. Perlu adanya pemahaman agar anak bangsa kita tidak melupakan budaya dan etika pada ruang digital ini.

Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerjasama dengan SiberKreasi menggelar program webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema“Etika Berjejaring: Jarimu Harimaumu!”.

Webinar yang digelar pada Kamis (11/8/2022) di Jawa Timur, diikuti oleh ribuan siswa dan guru sebagai peserta secara daring.

Webinar ini mengundang dari berbagai macam bidang keahlian profesi, yakni Drs. Eko Pamuji, M.I.Kom (Dosen Ilmu Komunikasi), Desto (Key Opinion Leader), dan Dr. Meithiana Indrasari , ST., MM (Ketua STIKOSA AWS).

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skill, digital ethic, dan digital culture.

Eko Pamuji membuka webinar dengan mangatakan,“dengan adanya media baru, masyarakat memiliki kebiasaan baru untuk berinteraksi. Inilah mengapa budaya digital perlu diterapkan untuk masyarakat dalam ruang digital, agar mereka dapat mengetahui, memahami, dan menggunakan perilaku-perilaku yang positif di ruang digital,”ujar Eko Pamuji.

Lalu bagaimana caranya kita menjadi netizen yang baik?

Desto selaku Key Opinion Leader menambahkan,“ada 4 cara agar kita menjadi netizen yang baik.

Pertama, jagalah privasi data diri jangan mudah terpedaya untuk mengklik link dari nomor yang tidak jelas. Kedua, tidak berkata kasar. Ketiga, hargailah karya-karya orang lain, dan yang keempat tidak menyebarkan berita bohong,”paparnya.

Desto menambahkan,“pergunakan social media untuk hal yang positif, jaga etika berjejaring dengan tidak mudah berkomentar negatif dan memancing pertententangan. Menyebarkan berita bohong hanya akan mencelakai dirimu sendiri, jejak digital sulit dihilangkan,” tambahnya.

Jagalah semua data pribadi jangan sampai data kita mudah diretas oleh orang lain, dan bijaklah dalam berjejaring, pungkas Desto.

Meithiana turut menambahkan,“Jatidiri kita dalam ruang budaya digital tidak berbeda dengan budaya non digital. Digitalisasi Budaya memungkinkan kita mendokumentasikan kekayaan budaya dan dapat menjadi peluang untuk mewujudkan kreativitas kita,”katanya.

Pada ruang digital juga kita diberikan hak yaitu, hak asasi manusia yang menjamin tiap warga negara untuk mengakses, menggunakan, membuat, dan menyebarluaskan media digital.

"Dunia Digital adalah dunia kita sekarang inii. Mari mengisinya dan menjadikannya sebagai ruang yang berbudaya, tempat kita belajar dan berinteraksi, tempat anak-anak kita bertumbuhkembang, sekaligus tempat di mana kita sebagai bangsa, hadir dengan bermartabat,”pungkas Meithiana.

Salah satu peserta bernama Tutik Sri Rejeki menanyakan, perkembangan teknologi informasi sudah sangat bagus, kita dengan mudah mengakses informasi. Tetapi kadang-kadang di sela-sela kita membuka web browser kami mendapatkan iklan-iklan yang muncul seperti judi online, pornografi dan kekerasan/kejahatan. Bagaimana cara agar hal tersebut tidak muncul lagi?

Meithiana menjawab: "Iklan-iklan yang muncul tersebut sebenarnya sudah masuk ke dalam kategori kejahatan. Kalau kita berbicara kejahatan, kejahatan tidak hanya ada di dunia nyata, tetapi ada juga di dunia digital, butuhnya kesadaran pribadi agar kita dapat terhindari dari hal tersebut dan yang paling penting jangan di buka iklan-iklan tersebut, sekali kita mengklik, algoritma kita berubah dan akan menayangkan hal tersebut.”

"Bagaimana kita terhindar dari hal tersebut? Pastinya salah satunya dengan mengikuti acara seperti webinar literasi digital ini kita jadi mendapatkan wawasan dan kita terhindar hal-hal yang negatif,”jawabnya.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Jawa Timur. Kegiatan ini terbuka untuk para pelajar mulai dari kelas 4 SD sampai kelas 12 SMA dan para Guru juga. Untuk info kegiatan Literasi Digital lainnya, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo, atau ke website info.literasidigital.id.* (Yayan)

× Image