Mendorong Generasi Z Maksimalkan Media Sosial
ruzka.republika.co.id - Jatidiri kita dalam ruang budaya digital tidak berbeda dengan budaya non digital. Digitalisasi Budaya memungkinkan kita mendokumentasikan kekayaan budaya. Pun dapat menjadi peluang untuk mewujudkan kreativitas.
Budaya bermedia digital merupakan kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari−hari.
Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerjasama dengan SiberKreasi menggelar program webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Bikin Konten Viral Yuk”.
Webinar yang digelar pada Rabu (10/8/2022) di Jawa Timur, diikuti oleh ribuan siswa dan guru sebagai peserta secara daring.
Webinar ini mengundang dari berbagai macam bidang keahlian profesi, yakni Ir. M. Adhi Prasnowo ST., MT., IPM., ASEAN Eng, M.I.Kom (Dosen / Praktisi), Desra (Key Opinion Leader), dan E. Rizky Wulandari, S.Sos., M.I.Kom (Dosen Ilmu Komunikasi).
Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skill, digital ethic, dan digital culture.
Adhi Prasnowo membuka webinar dengan mengatakan, di zaman sekarang ini kita perlu mendorong Generasi Z memaksimalkan media sosial.
"Media sosial merupakan tempat mengasah kemampuan dan menelurkan kreativitas, pada media sosial juga kita dapat mengenalkan budaya lokal lalu juga mengenalkan brand pada publik, dan media sosial merupakan tempat pemasaran paling efektif dan tepat sasaran.
Desra selaku Key Opinion Leader menambahkan,“Dunia Digital adalah dunia kita sekarang ini. Mari mengisinya dan menjadikannya sebagai ruang yang berbudaya, tempat kita belajar dan berinteraksi, tempat anak-anak kita bertumbuhkembang, sekaligus tempat di mana kita sebagai bangsa, hadir dengan bermartabat,” paparnya.
"Perlu adanya pemahaman akan kemampuan dasar untuk kita bisa menjadi lebih kreatif agar konten yang ingin kita buat di media sosial lebih menarik lagi," tambah Desra.
E. Rizky turut menjelaskan, penting sekali menanamkan budaya bermedia digital kepada anak-anak kita. Tetapi jangan lupakan etika yang harus ditanamkan kepada diri mereka.
“Dalam ruang digital kita akan berinteraksi, dan berkomunikasi dengan berbagai perbedaan kultural, mereka dengan berbagai cara membangun hubungan lebih jauh dan berkolaborasi dengan orang lain. Maka, segala aktivitas di ruang digital memerlukan etika digital,” ungkapnya.
Dengan ditanamkannya etika untuk berbudaya bermedia digital, pastinya dengan perlahan anak-anak kita memahami budaya-budaya yang harus mereka terapkan di media sosial.
Dalam webinar kali ini juga, peserta yang hadir dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan. Salah satu peserta bernama Muhammad Rizky menanyakan, bagaimana menumbuhkan cinta kepada budaya kita sendiri contohnya batik, di era dimana ada ancaman / pengaruh pakaian dari negara lain?
“Tentunya kita tetap harus percaya diri dan tetap menjaga salah satu warisan budaya ini. Dalam kasus batik, karena dia merupakan pakaian, cara satu-satunya di jaman sekarang ini agar dilirik generasi Z adalah berkolaborasi dengan brand atau produk untuk memasukan batik dalam produk yang sekarang sedang meningkat,” jawab Adhi.
Webinar ini salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Jawa Timur. Kegiatan ini terbuka untuk para pelajar mulai dari kelas 4 SD sampai kelas 12 SMA dan para Guru juga.
Untuk info kegiatan Literasi Digital lainnya, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo, atau ke website info.literasidigital.id.* (Yayan)