Kisah Inspiratif Atet Penyandang Disabilitas Wilma Margaretha Bisa Keliling Dunia
ruzka.republika.co.id - Wilma Margaretha ingin belajar paracatur agar bisa naik pesawat terbang. Harapannya terkabul bahkan sampai bosan keliling dunia berkat tampil di berbagai event olahraga disabilitas.
Kisah Wilma Margaretha Sinaga mengenal paracatur sangat unik. Cita-cita naik pesawat ini dimulai ketika Wilma menjadi murid dari Yayasan Pendidikan Tunanetra (Yapentra) di Medan. Kala itu, selain pelajaran reguler, setiap murid wajib mengikuti ekstrakurikuler.
Wilma Margaretha memilih catur sebagai kegiatan ekskul. Wanita kelahiran 23 Februari 1987 ini berharap dari pilihannya menjadi atlet, ia bisa terbang keliling Nusantara menggunakan pesawat.
"Saya jadi atlet itu cuma ingin naik pesawat. Bagaimana sih rasanya naik pesawat, karena teman-teman pada lomba nyanyi, aku tidak bisa nyanyi. Ada lomba matematika, tapi cuma untuk SMP, sedangkan saat itu aku sudah SMA," ucap Wilma, Kamis (4/8/22).
Wilma sempat pasrah ketika melihat teman-temannya bisa naik pesawat karena mengikuti berbagai lomba di luar Sumatera Utara. Namun, pada akhirnya Wilma tak salah memilih catur sebagai ekskul pilihan.
Wilma tak sekadar melampaui jarak terbang rekan-rekannya di Yapentra Medan. Dia sudah berada pada titik dimana dia bosan ketika lama-lama ada di udara.
"Waktu itu sempat bilang sama guru, sepertinya saya tidak akan merasakan naik pesawat nih, tapi ternyata dari olahraga catur ini saya sampai bosan naik pesawat. Bulan lalu saja ke Prancis sampai 16 jam," tutur Wilma.
Wilma gembira ketika kini sudah mempersembahkan tiga emas untuk Indonesia di ASEAN Para Games XI 2022. Tiga emas itu diraih dari kelas individual rapid chess B1 womens, team rapid chess B1 womens serta team standard chess B1 womens.
Raihan emas ini juga menjaga tradisi emas tiap kali mengikuti ASEAN Para Games. Wilma sudah rutin mendapatkan medali emas sejak ASEAN Para Games 2011 lalu.
"Sejak 2011 itu saya selalu dapat emas. Untuk beregu selalu dapat setiap edisi. Sementara untuk yang individual, saya dapat dua kali. Pertama saat 2015 di Singapura dan sekarang di negara sendiri," jelas Wilma.
Suasana Duka
Tak banyak yang tahu jika sebenarnya Wilma melakoni pertandingan di ASEAN Para Games XI 2022 dalam suasana duka. Ibu mertuanya menghembuskan napas terakhir pada Minggu (31/7/22) lalu atau saat pertandingan pertama cabor catur di Lorin Hotel.
Sebelum bertanding, Wilma sempat menemui ibu mertuanya yang terbaring di ruang ICU Rumah Sakit Kasih Ibu. Dalam pertemuan itu, Wilma mendapat doa dari sang ibu agar diberi kesuksesan dalam bertanding.
"Hari Minggu itu main perdana, di waktu yang sama juga ibu meninggal. Saya sempat menangis saat bertanding di catur klasik itu," ucap Wilma.
Kini, Wilma bisa membuat ibu mertuanya tersenyum di Surga karena sudah meraih tiga medali emas. Medali ini masih bisa bertambah karena Wilma akan turun lagi pada kategori blitz chess atau catur kilat.
"Kalau ada peluang kita rebut lagi medali emas untuk Indonesia. Ada rasa deg-degan juga karena baru pertama. Catur cepat yang waktunya lebih lama saja merabanya sudah bagaimana (terbatas), apalagi catur kilat yang waktunya hanya sepuluh menit," beber Wilma.
Catur kilat akan dimainkan dalam enam babak mulai dari Jumat (5/8/22). Untuk kelas yang dilakoni Wilma Margaretha atau klasifikasi B1 diberi waktu bermain 10 menit. Sementara untuk B2/3 dan PI hanya diberi waktu bermain 5 menit.* (Yayan)