Survei Membuktikan, Netizen Indonesia Paling Tidak Sopan
ruzka.republika.co.id - Sebuah riset yang dilakukan oleh Microsoft sepanjang 2020 membuktikan bahwa netizen Indonesia adalah warganet paling tidak sopan se-Asia Tenggara.
Berbanding terbalik dengan Indonesia, warganet Singapura tercatat sebagai tersopan se-Asia Tenggara. Urutan kedua ditempati oleh Malaysia, dan Filipina ketiga.
Riset ini ditulis dalam laporan Digital Civility Index (DCI). Disebutkan bahwa netizen Indonesia berada di urutan ke-29 dari 32 dalam survei tingkat kesopanan bermedia Sosial.
Desto selaku Key Opinion Leaders pada webinar, Jumat (29/07/2022) yang bertemakan: “Etika Berjejaring: Jarimu Harimaumu” mengatakan media sosial bisa memberikan dampak positif dan negatif.
Dia mengingatkan pengguna media sosial harus paham etika bermedia sosial agar tidak menyalahgunakan platform tersebut.
Media sosial merupakan wadah untuk berjejaringan secara online. Tapi, banyak juga yang salah dalam memanfaatkannya. Dia menyebut seperti menyebarkan hate speeches dan berita palsu.
"Dampak negatif ini tidak hanya dirasakan di media online saja. Bahkan keributan tersebut bisa juga terseret ke dunia nyata," ujar Desto.
Lebih lanjut dikatakan pergunakanlah sosial media untuk hal yang positif. Jaga etika berjejaring dengan tidak mudah berkomentar negatif dan memancing pertententangan.
"Stop di kamu! tidak perlu menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya. Jaga jarimu, jaga etikamu dalam berjejaring, karena itu mencerminkan kualitas dirimu yang sebenarnya," kata Desto mengingatkan.
Agar terhindar dari tindakan yang tidak diinginkan, dibutuhkan skill yang perlu diketahui.
Menurut Adhi Prasnowo dalam webinar yang sama menyampaikan, “dibutuhkan 7 skill untuk era yang semakin serba digital ini.
Pertama, komunikasi secara profesional lewat social media, paham cara pengoperasian gadget dan laptop. Kemampuan marketing dan promosi lewat internet, mengambil dan mengedit gambar lewat smartphone, paham search engine optimization menjadi nilai tambah.
Memutakhirkan skill dan kemampuan yang dimiliki saat ini dan yang terakhir bisa mempromosikan produk lewat video.
"Penguasaan skill ini dapat melindungi diri dari dunia digital, terutama data pribadi,” paparnya.
E. Rizky Wulandari sebagai narasumber pada webinar kali ini juga menambahkan, “penting sekali skill yang kita miliki untuk menerjang arus yang serba digital ini.
"Salah satunya agar kita terhindar dari rekam jejak digital yang negatif," ujar Rizky.
Menurutnya ada 4 tips agar jejak digital tetap bersih, yaitu periksa jejak digital kita sendiri, perhatikan data pribadi pada ponsel, bijak sebelum menulis dan yang terakhir bangun citra diri yang positif.
Dengan adanya webinar literasi digital ini, Kemkominfo berharap masyarakat Indonesia khususnya anak-anak pada usia remaja dapat memahami bagaimana bijak dalam bermedia sosial.
"Bagaimana beretika di media sosial, dan yang paling penting adalah jangan sampai dari kita hanya terbawa arus semata tanpa mengambil manfaat positif di dalamnya," tandasnya.* (Yayan)