Generasi Mecin, Ini Bahaya Mengonsumsi Mie Instan Berlebih
ruzka.republika.co.id- Makan mie instan adalah hal yang paling digemari orang dewasa, bahkan anak-anak pun tidak ketinggalan keranjingan makan makanan yang rentan akan MSG ini.
Mie instan termasuk makanan yang telah diproses atau makanan olahan. Makanan yang diproses bukan hanya makanan yang telah jadi lalu dipanaskan lagi.
Selain rasa yang enak, asin dan gurih, proses penyajian yang terbilang mudah dan cepat semakin membuat orang suka memakannya.
Dilansir dari halosehat, tahukah kamu, jika mengonsumsi mie instan secara berlebih akan ada bahaya yang mengintai kesehatan kamu.
1. Sindrom metabolik
Sebuah penelitian dari Korea Selatan pernah menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi mie instan berkaitan erat dengan risiko sindrom metabolik. Penelitian ini dilakukan terhadap lebih dari 3.000 mahasiswa berusia 18 – 29 tahun.
Hasilnya, terlihat bahwa peserta yang makan mie instan sebanyak tiga kali atau lebih dalam seminggu memiliki tekanan darah dan glukosa darah lebih tinggi dibandingkan peserta yang hanya makan mie instan sekali dalam sebulan.
Kemungkinannya, sindrom metabolik ini terjadi karena tingginya kandungan sodium dan lemak jenuh tidak sehat yang terdapat pada mie instan.
2. Diabetes
Mie instan terbuat dari maida, yang merupakan olahan tepung terigu yang telah mengalami proses penggilingan, penghalusan, dan pemutihan. Maida pada mie instan hanya bahan tambahan, dan tidak memiliki nutrisi hanya kaya rasa saja.
Selain itu, maida juga memiliki kandungan gula yang tinggi sehingga konsumsi maida dapat meningkatkan gula darah Anda.
Saat mengkonsumsi maida, pankreas akan melepaskan insulin dengan segera untuk mencernanya, yang seharusnya membutuhkan waktu. Kondisi ini dapat memicu pembengkakan hingga berpotensi terkena penyakit diabetes tipe 2.
3. Meningkatnya risiko penyakit liver
Makanan yang melalui proses pengolahan panjang seperti mie instan mengandung pengawet dan zat aditif yang bila dikonsumsi terlalu banyak akan menekan kerja organ hati (liver) karena sulit diuraikan.
Bila terus dibiarkan, organ hati bisa kewalahan lalu menimbun lemak berlebih dalam selnya sendiri. Akibatnya, lemak yang menumpuk akan menimbulkan kerusakan pada liver.
Fungsi hati yang terganggu juga dapat menyebabkan retensi air serta pembengkakan.
4. Obesitas
Tak hanya penyakit sindrom metabolik, terlalu banyak mengonsumsi mie instan juga dapat berujung pada kondisi obesitas.
Perlu Anda ketahui, satu bungkus mie instan rata-rata mengandung 14 gram lemak jenuh. Angka ini sudah memakan sekitar 40% dari kebutuhan harian Anda.
Selain itu, mie instan juga memiliki kalori yang tinggi. Meski mengenyangkan, nilai gizi yang masuk ke dalam tubuh hanyalah sedikit dan tak sebanding dengan kalorinya.
5. Berisiko menimbulkan gangguan pencernaan
Pada saat proses pengawetannya, mie instan ditambahkan dengan zat bernama tertiary-butyl hydroquinone (TBHQ). Pengawet ini berbahan dasar minyak yang juga terdapat dalam produk pestisida.
Pengawet ini membutuhkan waktu yang lama untuk dicerna di dalam tubuh. Bahkan setelah dua jam, perut belum juga mampu mengurai TBHQ sehingga hal ini dapat mengganggu jalannya pencernaan.
Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mencerna TBHQ juga membuat perut terpapar oleh zat ini lebih lama. Akibatnya, kemampuan perut untuk menyerap nutrisi dari makanan lain akan menjadi lebih sulit.
Nah, masih mau mengonsumsi mie instan secara berlebih?