Guna Menarik Wisatawan, Nuroji: Pemangku Kepentingan Harus Ikut Promosikan Desa Wisata di Bekasi
Ruzka.republika.co.id- Anggota Komisi X DPR RI, Ir. Nuroji meminta agar pemerintah daerah untuk membantu promosi dan pengembangan desa wisata. Hal ini, agar menjadi menarik dan menjadi destinasi wisata dikunjungi wisatawan local maupun mancanegara.
Maka itu, Politisi dari Partai Gerindra ini menyebutkan perlu adanya dorongan dari pemangku kepentingan untuk menggaungkan daya Tarik desa wisata, agar menjadi destinasi favorit wisatawan.
Hal tersebut disampaikan Anggota Komisi X DPR RI, Ir. Nuroji saat sosialisasi Peningkatan Kualitas Destinasi dan Jejaring Dewa Wisata. Sosialisasi ini bekerjasama dengan Direktorat Pengembangan Destinasi I Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Barekraf) RI, di Kota Bekasi Jawa Barat yang di Hotel Ultima Horison, Kota Bekasi, Kamis (23/06).
“Desa wisata merupakan salah satu wujud community-based tourism yang bersifat inklusif, melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat, baik pemberdayaan SDM maupun UMKM-nya,” kata Nuroji, Jumat (24/06/2022).
Terdapat 7.275 desa wisata di Indonesia. Untuk itu, perlu adanya pengembangan desa wisata yang dapat menciptakan lapangan kerja baru sekaligus tetap menjaga keseimbangan lingkungan.
“Desa wisata adalah bagian dari pengembangan pariwisata berkelanjutan dan menjadi salah satu program pemerintah Indonesia yang diharapkan dapat mempercepat kebangkitan pariwisata dan memicu pertumbuhan ekonomi,” papar Nuroji, yang juga Dewan Penasehat DPC Partai Gerindra Kota Depok ini.
Nuroji menyontohkan kampung budaya Kranggan yang berada di Kota Bekasi, karena adalah budaya adalah kekuatan pariwisata di Indonesia yang menarik dimata turis mancanegara.
Masyarakat Kampung Kranggan, Kelurahan Jatirangga, Kecamatan Jatisampurna masih menjaga kekuatan dan melestarikan budaya serta adatnya.
“Masyarakat Kranggan lekat dengan adat Sunda. Wajar, kampung ini terletak persisi di perbatasan Kabupaten Bogor. Mereka, mempunyai tradisi yang dijaga turun temurun dan konon telah berlangsung sejak berabad-abad lamanya bernama babarit,” jelas Dewan dari Dapil Jawa Barat VI (Kota Depok-Kota Bekasi) ini.
Budaya masyarakat Kranggan antara lain di kenal ‘Babarit’ yang merupakan akronim dari ‘’Ngabarkeun ririwit’ yang artinya melenyapkan kesusahan atau dengan kata lain biasa disebut sebagai ‘Selametan Bumi’.
“Jadi, ada waktu tertentu, masyarakat di sana akan menuangkan rasa syukurnya terhadap Sang Pencipta,” ucap Nuroji.
Untuk itu, Nuroji berharap agar pemerintah, baik pusat, provinsi hingga kabupaten/kota dapat mendorong dan menggaungkan daya tarik desa wisata guna menjadikannya destinasi favorit yang menarik untuk dikunjungi wisatawan nusantara maupun mancanegara.
“Pemangku kepentingan perlu membantu, baik dari sisi pengembangan, infrastruktur hingga promosi, agar desa wisata bisa berkembang. Karena, dampak positifnya banyak sekali, bisa melestarikan budaya, menyerap tenaga kerja, juga meningkatkan perekonomian di wilayah tersebut,” bebernya.
Budaya ini pun sebelumnya diusulkan oleh Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) pada 2018, melalui tim Pokok-pikir Pemajuan Kebudayaan Daerah (PPKD) melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sudah mengajukan Kampung Kranggan menjadi Kampung budaya.
“Ini sudah disetujui pemerintah pusat. Bahkan, sudah ditinjau langsung DPRRI pada 2019 lalu. Semoga, dengan adanya sosialisasi ini, desa wisata di Kota Bekasi dapat meningkat,” tutup Nuroji yang juga Ketua Dewan Kesenian Kota Depok ini. (Mia Nala)