Masalah Kepercayaan Jadi Kendala Presiden Pilih Menko Polkam dan Menpora

RUZKA–REPUBLIKA NETWORK – Hingga kini Presiden Prabowo Subianto belum juga menetapkan dan melantik pengganti Menko Polkam Budi Gunawan dan Menpora Dito Ariotedjo. Presiden hanya melantik Sjafrie Sjamsoeddin menjadi ad interim Menko Polkam.
Kondisi tersebut menjadi perhatian Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jakarta M Jamiluddin Ritonga. Kepada RUZKA INDONESIA, Senin (15/09/2025) pagi, Jamil mengatakan, Prabowo belum memutuskan pengganti Budi Gunawan dan Dito Ariotedjo bisa jadi karena dua kementerian itu bermasalah, khususnya terkait demo besar-besaran beberapa waktu lalu.
"Menko Polkam bisa jadi dinilai tidak memberi peringatan dini kepada Presiden terkait akan ada demo besar-besaran. Hal ini membuat presiden perlu waktu mencari sosok yang benar-benar dipercayainya menjadi Menko Polkam definitif," papar Jamil.
Hal yang relatif sama juga tampaknya berlaku untuk Menpora. "Bisa jadi Presiden kecewa kepada Menpora karena banyaknya anak muda, termasuk anak SMA dan SMK, yang terlibat demonstrasi beberapa waktu lalu. Menpora dinilai tak mampu menangani anak muda," imbuhnya.
Menurut mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini, presiden juga perlu waktu mencari sosok yang dapat mengakomodir kepentingan-kepentingan anak muda. Dengan begitu, Menpora yang dipilih nantinya dapat bersinergi dengan beragam asosiasi pemuda dan mahasiswa.
"Presiden Prabowo perlu lebih selektif dalam memilih Menko Polkam dan Menpora. Setidaknya Prabowo tidak ingin terulang lagi kasus demonstrasi beberapa waktu lalu yang di luar perkiraannya terjadi dalam ekskalasi besar. Karena itu, Presiden tampaknya akan memilih Menko Polkam dan Menpora yang benar-benar dipercayanya. Hal ini kiranya menjadi pertimbangan utama, selain kompetensinya, sehingga butuh waktu relatif lama untuk memilihnya," tandasnya.
Kalau melihat nama-nama yang mengemuka pengganti Menko Polkam Budi Gunawan dan Menpora Dito Ariotedjo, lanjut Jamil, maka ada kemungkinan belum dipilih karena masalah kepercayaan. Mahfud MD, Andika Perkasa, dan Gatot Nurmantyo misalnya, tentu punya integritas dan kompetensi yang tak perlu diragukan, namun bisa jadi masalah kepercayaan masih mengganjal bagi Prabowo.
Hal kepercayaan juga bisa jadi menjadi pertimbangan mengapa Prabowo belum menetapkan Menpora. Dari nama-nama yang muncul, seperti Putri Komarudin, Raffi Ahmad, dan lainnya, bisa jadi dinilai belum pas kompetensinya sehingga belum dipercaya untuk memimpin Kemenpora.
"Jadi, masalah utamanya Prabowo belum menemukan sosok yang dapat dipercayainya. Soal integritas dan kapasitas, tentu banyak sosok yang sangat layak mengisi posisi Menko Polkam dan Menpora," pungkas Jamil. (***)