Fahira Idris Ungkap Tantangan dan Peluang Profesi Perawat

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Setiap 17 Maret, Indonesia memperingati Hari Perawat Nasional sekaligus merayakan HUT Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Dapil Daerah Khusus Jakarta mengharapkan peringatan Hari Perawat Nasional 2025 ini, menjadi momen refleksi penting atas peran strategis perawat dalam sistem kesehatan nasional termasuk mengidentifikasi tantangan dan peluang profesi perawat di Indonesia.
Senator Jakarta ini mengungkapkan, bahwa perawat merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan, dengan peran yang mencakup asuhan keperawatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat bertanggung jawab terhadap kesejahteraan pasien dan masyarakat. Selain itu, perawat juga berperan sebagai edukator kesehatan, advokat pasien, kolaborator dalam tim medis, serta pengelola pelayanan keperawatan.
Meskipun memiliki peran yang krusial, profesi keperawatan masih menghadapi berbagai tantangan.
Pertama, masih banyak daerah terpencil yang kekurangan tenaga perawat, sementara di daerah perkotaan terjadi surplus tenaga perawat yang tidak terserap optimal.
Kedua, masih terdapat perawat di Indonesia yang masih menghadapi persoalan kesejahteraan, baik dari aspek gaji maupun kondisi kerja.
Ketiga, kesiapan dalam hal kompetensi, sertifikasi, serta penguasaan bahasa asing dalam menghadapi tantangan globalisasi dan mobilitas tenaga perawat.
"Di sisi lain, terdapat peluang besar bagi perawat di Indonesia, seperti meningkatnya kebutuhan layanan keperawatan berbasis teknologi dan berkembangnya model keperawatan komunitas serta layanan telemedicine," ujar Fahira Idris yang juga pemerhati kesehatan masyarakat ini, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (17/03/2025).
Selain itu, lanjut Fahira, jumlah tenaga perawat di Indonesia ke depan diproyeksi akan melebihi kebutuhan.
Kondisi ini dapat menjadi tantangan dalam penyediaan lapangan kerja dalam negeri, tetapi sekaligus peluang besar bagi perawat Indonesia untuk berkarier di luar negeri.
Ke depan, dunia menghadapi kekurangan tenaga perawat hingga 4,5 juta orang pada tahun 2030. Negara-negara seperti Jepang, Arab Saudi, Singapura, Kuwait, dan Jerman membutuhkan ribuan tenaga perawat setiap tahunnya.
Perawat Indonesia, yang dikenal pekerja keras dan sigap, memiliki peluang besar untuk mengisi kekosongan tenaga kesehatan ini. Namun, tantangan seperti kendala bahasa, perbedaan budaya, serta kesiapan profesional menjadi faktor yang harus diatasi agar perawat Indonesia lebih kompetitif di pasar global.
Untuk memperkuat peran perawat dalam sistem kesehatan nasional, menurut Fahira Idris, diperlukan kebijakan yang lebih komprehensif terutama dari Pemerintah.
Beberapa kebijakan tersebut antara lain peningkatan kesejahteraan dan perlindungan tenaga perawat dan pemerataan distribusi tenaga perawat serta memberikan insentif bagi perawat yang bertugas di daerah terpencil.
Kebijakan lain yang tidak kalah penting adalah peningkatan kompetensi dan standarisasi profesi perawat. Salah satunya dengan menyesuaikan kurikulum pendidikan keperawatan dengan standar internasional agar lulusan perawat Indonesia lebih siap bersaing di kancah global.
Kedepan, pemerintah juga perlu melibatkan perawat dalam perumusan kebijakan kesehatan nasional sekaligus memperkuat organisasi profesi yaitu PPNI dalam advokasi kebijakan yang berpihak pada tenaga perawat.
Pada peringatan Hari Perawat Nasional ini, Fahira Idris juga berharap tenaga kesehatan salah satunya perawat yang saat ini berstatus non ASN bisa diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2023.
Ini akan membantu memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang masih kurang di rumah sakit pemerintah daerah.
Selain itu, perlu juga didorong penerapan sistem jenjang karir bagi tenaga kesehatan non-PNS yang mencakup pendidikan formal dan non-formal.
"Hal ini penting untuk memastikan kesetaraan dalam pengembangan karir dan peningkatan kesejahteraan sehingga dapat meningkatkan motivasi dan kinerja para tenaga kesehatan terutama para perawat,” ungkap Fahira Idris. (***)