Irvansyah, Erwin Aldedharma, Agus Hariadi Kandidat KSAL

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Pada 9 April 2025 ini, KSAL (Kepala Staf Angkatan Laut) Laksamana Muhammad Ali, genap berusia 58 tahun. Usia pensiun perwira sesuai UU TNI, pasal 53.
Artinya persis sekitar sebulan lagi, Muhammad Ali pensiun dari dinas militer. Bisa saja pergantian KSAL akan dilakukan pada saat bulan suci Ramadan ini, atau setelah Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.
Jika melihat daftar Laksdya (Laksamana Madya) saat ini, yang usia pensiunnya lebih dari satu tahun dan di luar lulusan AAL (Akademi Angkatan Laut) 1989 (seangkatan dengan Laksamana Muhammad Ali), tinggal dua orang, yakni: Kepala Bakamla (Badan Keamanan Laut) Laksdya Irvansyah (AAL1990), kelahiran 10 Mei 1968, dan Wakil KSAL Laksdya Erwin S Aldedharma (AAL 1991), kelahiran 5 Mei1970.
Memang ada Sekjen Wantannas (Dewan Ketahanan Nasional) Laksdya Agus Hariadi (AAL 1992), namun akan berusia 58 tahun pada 31 Desember 2025.
Sehingga tipis kemungkinan jika menjadi KSAL hanya sekitar delapan bulan saja. Tetapi masih terbuka kesempatan jika usia pensiun perwira TNI mengalami perubahan pada tahun ini.
Salah satu yang sedang diperjuangkan dalam revisi UU TNI pada prolegnas (program legislasi nasional) di DPR RI tahun ini, antara lain soal usia pensiun perwira dari 58 tahun menjadi 60 tahun, sama dengan usia maksimal eselon satu, Aparatur Sipil Negara (ASN). Bahkan ada usulan bagi perwira tinggi bintang empat bisa 62 hingga 65 tahun, sama seperti militer di Amerika Serikat.
Pembahasan revisi UU TNI akan berlangsung saat Muhammad Ali sudah pensiun, sehingga lulusan AAL 1989, kemungkinan tipis untuk kembali menjadi AL-1, sebab rata-rata akan pensiun pada tahun ini (kelahiran 1967 dan paling muda kelahiran awal 1968).
Selama Laksamana Muhammad Ali menjadi KSAL, terlihat dominasi jabatan bintang tiga adalah lulusan AAL 1989, teman seangkatannya.
Menyisakan satu dari AAL 1990 (Laksdya Irvansyah), dua dari AAL 1991 (Laksdya Erwin Aldedharma, dan Laksdya Rachmad Jayadi yang sudah pensiun Januari 2025 lalu), dan satu dari AAL 1992 (Laksdya Agus Hariadi).
Sedangkan lulusan AAL 1989 ada empat perwira tinggi bintang tiga (Laksdya Denih Hendrata, Laksdya TSNB Hutabarat, Laksdya Budi Purwanto, dan Letjen Marinir Nur Alamsyah).
Penyebutan nama kandidat kuat KSAL pada tulisan ini berdasarkan urutan lulusan yang lebih senior, bukan berdasarkan siapa yang paling berpeluang agar tidak menimbulkan berbagai spekulasi liar.
Irvansyah
Memang belum ada sejarahnya, Kepala Bakamla (dahulu pada 2006-2015 disebut Kepala Bakorkamla/Badan Koordinasi Keamanan Laut) yang menjadi KSAL.
Perwira tinggi pertama yang menjadi Kepala Bakorkamla Laksdya Djoko Sumaryono (AAL 1973). Sedangkan yang pertama menjadi Kepala Bakamla Laksdya Desi Albert Mamahit (AAL 1984).
Entahlah apakah tahun ini akan tercipta sejarah baru alias pecah telur Kepala Bakamla akan menjadi KSAL? Semua bisa saja terjadi. Hak prerogatif presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara (UUD 1945, Pasal 10)
Para mantan Kepala Bakorkamla maupun Bakamla selalu masuk dalam nominasi calon kuat KSAL. Mereka memang orang-orang terbaik dari matra laut, kendati belum ada yang berhasil menjadi KSAL. Itulah takdir.
Laksdya Irvansyah menjadi Kepala Bakamla sejak September 2023 hingga sekarang (sudah satu setengah tahun). Sebelum menjadi Kepala Bakamla, ia menjadi Pangkogabwilhan (Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan) 1 menggantikan Laksdya Muhammad Ali pada Januari hingga Juli 2023 (selama enam bulan). Sedangkan Ali promosi menjadi KSAL.
Irvansyah juga pernah menjadi Pangkoarmada (Panglima Komando Armada) III pada Juni 2021 hingga Januari 2023 (selama satu tahun tujuh bulan). Pangkolinlamil (Panglima Komando Lintas Laut Militer) pada November 2020 hingga Juni 2021 (selama tujuh bulan).
Wakil Asisten Operasi KSAL pada September 2019 hingga November 2020 (selama satu tahun dua bulan). Komandan Guspurla (Gugus Tempur Laut) Komando Armada Barat, pada Februari 2018 hingga September 2019 (selama satu tahun tujuh bulan).
Dari jabatan selama menjadi perwira tinggi, Irvansyah memenuhi syarat untuk menakhodai Mabesal. Paket lengkap dimiliki Irvansyah, doktor bidang manajemen ini.
Erwin S Aldedharma
Ada pun Erwin S Aldedharma juga menjadi calon kuat KSAL pengganti Muhammad Ali. Dalam sejarah Wakil KSAL (awalnya pada 1966 disebut Wakil Panglima Angkatan Laut (Wapangal) ditempati Letjen KKO (Korps Komando/Marinir) Hartono, kemudian berubah menjadi Deputi KSAL sejak 1969-1985.
Itulah pertama dan terakhir seorang perwira tinggi Marinir menjadi Wakil KSAL, karena titik berat Angkatan Laut adanya di laut. Sedangkan Marinir titik beratnya di pantai dan daratan.
Posisi orang kedua di Mabesal dihapuskan sejak 1985 hingga 1997. Pada 15 Juli 1997 dihidupkan kembali dengan sebutan Wakil KSAL. Widodo Adi Sucipto (AAL 1968) menjadi orang pertama yang menjadi memegang posisi Wakil KSAL dan kemudian menjadi KSAL.
Dalam sejarah TNI AL, dua deputi KSAL dan lima Wakil KSAL mendapatkan promosi menjadi KSAL. Terakhir Wakil KSAL Marsetio (AAL 1981) menjadi KSAL pada Desember 2012 hingga Desember 2014.
Artinya sudah lebih dari 12 tahun, belum ada lagi Wakil KSAL yang menjadi KSAL Justru posisi KSAL ditempati dari luar Mabesal, yakni di bawah Mabes TNI, seperti Kepala Staf Umum (Kasum TNI) Laksdya Ade Supandi (AAL 1983), Komandan Jenderal Akademi TNI Laksdya Siwi Sukma Adji (AAL 1985), serta dua Pangkogabwilhan I Laksdya Yudo Margono (AAL 1988-A) dan Laksdya Muhammad Ali (AAL 1989).
Di luar itu yang berasal dari Mabes TNI, antara lain Irjen TNI Laksdya Bernard Kent Sondakh (AAL 1970).
Akankah Erwin akan mengikuti jejak Laksamana Marsetio (AAL 1981), Laksamana Suparno (AAL 1978), Laksamana Indroko Sastrowiryono (AAL 1971), dan Laksamana Widodo AS (AAL 1968)? Tentu saja mesti menunggu keputusan Presiden Prabowo Subianto.
Berikut karier Erwin pemilik dua gelar magister selama menjadi perwira tinggi. Wakil KSAL sejak 26 Oktober 2023 hingga saat ini (satu setengah tahun). Pangkogabwilhan I pada Juli - Oktober 2023 (selama tiga bulan).
Pangkoarmada I pada Januari hingga Juli 2023 (selama enam bulan). Wadanjen Akademi TNI pada Juni 2022 hingga Januari 2023 (selama enam bulan). Pangkolinlamil pada Agustus 2021 hingga Juni 2022 (selama 20 bulan).
Kepala Staf Koarmada I pada April - Agustus 2021 (empat bulan). Wakil Asisten Perencanaan dan Anggaran KSAL pada Juni 2019 hingga Agustus 2021 (selama dua tahun dua bulan). Komandan Guspurla Koarmada II pada Mei 2018 hingga Juni 2019 (selama satu tahun).
Melihat karier Erwin selama menjadi perwira tinggi, dia juga paket komplit dan memenuhi syarat untuk memimpin Mabesal.
Agus Hariadi
Promosi menjadi KSAL, bukan hanya berasal dari perwira tinggi di bawah Mabesal maupun Mabes TNI saja. Beberapa KSAL justru berasal dari tempat lain, seperti Wakil Gubenur Lemhannas Laksdya Slamet Soebijanto (AAL 1973), Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan Laksdya Sumardjono (AAL 1974), dan Laksdya Agus Suhartono (AAL 1978).
Adapun Agus Hariadi sejak 11 September 2024 mengemban amanat sebagai Sekjen Wantannas hingga saat ini. Sebelumnya Agus menjadi Pangkogabwilhan I pada 2022-2023.
Bintang dua, dia mengemban empat jabatan, yakni: Wadankodiklatal (2021–2022), Pangkolinlamil (2022–2023), Pangkoarmada III (2023), dan Staf Khusus KSAL (2023).
Saat bintang satu, Agus menduduki lima jabatan, yakni Danguskamla (Komandan Gugus Keamanan Laut) Koarmatim (2017–2018), Danguskamla Koarmada III (2018–2019), Danlantamal (Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut) XII/Pontianak (2019–2020),
Dankodikopsla (Komandan Komando Pendidikan Operasi Laut) Kodiklatal (Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Latihan Angkatan Laut) pada 2020, Staf Khusus KSAL (2020–2021), dan Wakil Asisten Operasi KSAL (2021).
Sama seperti Irvansyah dan Erwin, maka Agus pun kariernya mumpuni untuk bisa menjadi KSAL. Dia yang paling mencuat di antara temannya lulusan AAL 1992. Namun dari sisi lulusan, dia paling junior, dan usianya paling tua.
Tiga Menguak Takdir
Idealnya Presiden Prabowo Subianto selaku pemegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL, dan AU, mesti memperhatikan regenerasi di tubuh TNI. Jangan lagi mengulangi pola yang dilakukan Presiden Jokowi dengan mengangkat perwira junior melompati beberapa angkatan seniornya.
Hal itu jelas merusak pola pembinaan karier dan merit sistem TNI yang menyebabkan surplus perwira tinggi tanpa jabatan. Untuk menata kembali agar pimpinan TNI berbintang empat, idealnya jatuh pada lulusan akademi tahun 1990 dan 1991.
Kita tunggu saja dalam waktu dekat ini keputusan Presiden Prabowo, siapa yang akan menjadi KSAL baru antara Irvansyah, Erwin S Aldedharma, atau Agus Hariadi.
Ketiganya punya karier yang lengkap, komplit, paripurna sebagai perwira tinggi yang mumpuni untuk memimpin TNI AL. Artinya mereka memiliki kesempatan yang sama besar, tinggal menunggu takdir Illahi. Jalesveva Jayamahe. Justru di laut kita jaya. (***)
Penulis: Selamat Ginting/Analis Politik dan Militer UNAS (Universitas Nasional)