Home > Bisnis

Apa itu Danantara? Berikut Rencananya 7 BUMN yang akan Dikelola Danantara, Total Aset Lebih dari Rp 9.000 Triliun

Adapun kehadiran Danantara diharapkan mampu mendorong perekonomian Indonesia dan bermanfaat bagi generasi mendatang.
Kantor Danantara. (Foto: REPUBLIKA)
Kantor Danantara. (Foto: REPUBLIKA)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Sebanyak 7 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) strategis akan dikelola Danantara, super holding investasi baru Indonesia yang menargetkan peningkatan efisiensi dan daya saing global.

Adapun kehadiran Danantara diharapkan mampu mendorong perekonomian Indonesia dan bermanfaat bagi generasi mendatang.

Dalam perkembangan terbaru pengelolaan aset negara, pemerintah Indonesia mengumumkan daftar BUMN yang akan dikelola Danantara sebagai langkah strategis dalam optimalisasi kekayaan negara.

Transformasi ini menandai era baru dalam pengelolaan BUMN di Indonesia, dengan Danantara yang akan memainkan peran krusial dalam mengkoordinasikan dan mengoptimalkan kinerja BUMN-BUMN strategis.

Melalui pengumuman yang disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto, daftar BUMN yang akan dikelola Danantara mencakup 7 perusahaan BUMN yang selama ini menjadi kontributor utama pendapatan negara.

Keputusan ini merupakan langkah berani dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan aset negara, dengan target menjadikan Danantara sebagai salah satu sovereign wealth fund terbesar di dunia.

Apa Itu Danantara? Ini Penjelasan Lengkapnya

Dengan total aset kelolaan awal mencapai Rp 9,4 ribu triliun atau sekitar US$600 miliar, daftar BUMN yang akan dikelola Danantara menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengoptimalkan potensi perusahaan-perusahaan negara.

Penasaran BUMN apa saja yang akan dikelola Danantara? Berikut ini telah di rangkum informasi yang diterima, Kamis (20/02/2025).

Menteri BUMN, Erick Thohir menyampaikan bahwa kantor Badan Pengelola (BP) Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) sedang disiapkan.

Danantara akan mengelola 7 BUMN strategis yang memiliki peran vital dalam perekonomian nasional. Masing-masing BUMN ini memiliki kontribusi signifikan dalam sektor yang berbeda-beda, mulai dari perbankan hingga pertambangan.

Berikut adalah detail lengkap mengenai ketujuh BUMN tersebut:

1. Bank Mandiri

Bank Mandiri merupakan kontributor terbesar dengan total aset mencapai Rp 2.174 triliun. Sebagai bank terbesar di Indonesia, Bank Mandiri memiliki peran strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui layanan perbankan yang komprehensif.

2. Bank Rakyat Indonesia (BRI)

BRI menyumbang aset sebesar Rp 1.965 triliun untuk dikelola Danantara. Bank yang fokus pada sektor UMKM ini telah membuktikan diri sebagai salah satu BUMN paling profitable dengan jaringan yang tersebar hingga ke pelosok negeri.

3. Perusahaan Listrik Negara (PLN)

Dengan kontribusi aset sebesar Rp 1.671 triliun, PLN berperan vital dalam menjamin ketersediaan listrik nasional. Pengelolaan PLN di bawah Danantara diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan kelistrikan.

4. Pertamina

Pertamina menyerahkan aset senilai Rp 1.412 triliun untuk dikelola Danantara. Sebagai perusahaan energi nasional, Pertamina memiliki peran strategis dalam menjamin ketahanan energi Indonesia.

5. Bank Negara Indonesia (BNI)

BNI berkontribusi dengan aset senilai Rp 1.087 triliun. Sebagai salah satu bank BUMN terbesar, BNI memiliki peran penting dalam mendukung aktivitas perbankan dan pembangunan ekonomi nasional.

6. Telkom Indonesia

Telkom Indonesia menyumbang aset sebesar Rp 318 triliun. Sebagai pemain utama di sektor telekomunikasi, Telkom berperan crucial dalam mengembangkan infrastruktur digital dan connectivity di seluruh Indonesia.

7. Mining Industry Indonesia (MIND ID)

MIND ID memberikan kontribusi aset senilai Rp 259 triliun. Perusahaan ini memiliki peran strategis dalam pengelolaan sumber daya mineral dan pertambangan Indonesia.

Pembentukan Danantara membawa perubahan signifikan dalam tata kelola BUMN di Indonesia. Meski sempat ada wacana bahwa Danantara akan menggantikan Kementerian BUMN, pada akhirnya kedua lembaga ini akan berjalan beriringan dengan peran yang berbeda namun saling melengkapi.

Kementerian BUMN akan tetap berperan sebagai regulator yang memiliki wewenang dalam:

1. Menyetujui dan mengusulkan agenda dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

2. Mengakses dan meminta data serta dokumen perusahaan sesuai peraturan.

3. Menetapkan kebijakan strategis dalam berbagai bidang operasional BUMN.

Sementara itu, Danantara akan berperan sebagai eksekutor dengan tugas dan wewenang yang meliputi:

1. Pengelolaan dividen holding investasi, holding operasional, dan BUMN.

2. Persetujuan penambahan atau pengurangan penyertaan modal negara.

3. Pelaksanaan restrukturisasi BUMN.

4. Pembentukan holding investasi dan operasional.

5. Pengesahan rencana kerja dan anggaran perusahaan holding.

Sebagai sovereign wealth fund nasional, Danantara memiliki target ambisius untuk menjadi salah satu SWF terbesar di dunia.

Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan target pengembangan aset kelolaan hingga mencapai US$982 miliar, yang akan menempatkan Danantara sebagai SWF terbesar ke-4 di dunia.

Pencapaian target ini akan didukung oleh beberapa strategi utama:

1. Optimalisasi pengelolaan aset BUMN.

2. Efisiensi operasional dan sinergi antar BUMN.

3. Diversifikasi investasi untuk memaksimalkan return.

4. Pengembangan portofolio investasi yang berkelanjutan.

5. Melalui pengelolaan yang profesional dan terukur, Danantara diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan ekonomi nasional dan pencapaian visi Indonesia Emas 2045.

(***)

× Image