Home > Info Kampus

UI Dukung Program Bulan Imunisasi Anak Sekolah dengan Optimalkan Kemampuan Guru di Jakarta Timur

Pelatihan ini mengusung tema Pembekalan guru SDN Pisangan Timur 18 sebagai Disseminator Informasi Mengenai Pentingnya Vaksinasi untuk Anak Sekolah.
FKM UI melakukan Pengmas dengan memberikan pelatihan kepada guru-guru di SDN Pisangan Timur 18, Jakarta Timur. (Foto: Dok Biro Humas & KIP UI)
FKM UI melakukan Pengmas dengan memberikan pelatihan kepada guru-guru di SDN Pisangan Timur 18, Jakarta Timur. (Foto: Dok Biro Humas & KIP UI)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Dalam upaya meningkatkan efektivitas perlindungan vaksin pada anak, pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan dosis vaksinasi ulang di usia sekolah melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

Program ini melibatkan guru-guru yang berperan sebagai fasilitator dan sebagai “perpanjangan tangan” untuk melakukan diseminasi informasi mengenai pentingnya vaksinasi bagi anak-anak, khusus kepada orang tua murid.

Berdasarkan hal tersebut, Universitas Indonesia (UI) melalui Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) melakukan pengabdian masyarakat (Pengmas) dengan memberikan pelatihan kepada guru-guru di SDN Pisangan Timur 18, Jakarta Timur.

Pelatihan ini mengusung tema “Pembekalan guru SDN Pisangan Timur 18 sebagai Disseminator Informasi Mengenai Pentingnya Vaksinasi untuk Anak Sekolah”.

Ketua Tim Pengmas FKM UI Dr rer med Putri Bungsu Machmud, SKM, MEpi, mengatakan dari hasil penelitian tugas akhir yang dilakukan salah seorang mahasiswa FKM UI ada dua alasan utama orang tua dari anak yang tidak menerima vaksinasi di sekolah adalah kurangnya informasi tentang pelaksanan vaksinasi dan kekhawatiran dengan efek samping, seperti demam pasca imunisasi.

"Hasil inilah yang menjadi dasar kuat kami untuk mengoptimalkan kemampuan dan kepercayaan diri para guru sebagai sumber informasi yang paling dekat dengan orang tua melalui pelatihan," ungkap Dr Putri dalam keterangan yang diterima, Rabu (13/11/2024).

Selain Dr Putri Bungsu, dalam Tim Pengmas FKM UI terdapat dua mahasiswa, yaitu Maulita Rizqi Shafira, SKM dan Novita Rizka Wardhani SKM.

Dalam melaksanakan pengmas tersebut, bekerja sama dengan Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Timur dan Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Jakarta 1.

Lebih lanjut, Dr Putri mengatakan, pelatihan yang dilaksanakan pada Kamis (12/9) ini meliputi pembekalan pengetahuan tentang program BIAS kepada 26 guru. Di dalamnya mencakup informasi penyakit-penyakit apa saja yang dapat dicegah oleh imunisasi BIAS dan manfaat vaksinasi pada siswa dan jadwal vaksinasi di sekolah tiap tahunnya.

Pada sesi ini, para guru juga diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan pihak Suku Dinas Kesehatan mengenai hambatan pelaksanaan program BIAS selama ini.

Bagi para guru juga diberikan pelatihan membuat media informasi mengenai pentingnaya vaksinasi. Pelatihan ini menargetkan hasil yang berdampak untuk orang tua dan murid secara langsung melalui pembuatan infografis mengenai vaksinasi yang dilakukan oleh para guru dalam bentuk kelompok didampingi oleh fasilitator dari mahasiswa FKM UI dan Poltekkes Kemenkes Jakarta 1.

Selanjutnya, Dr Putri mengatakan bahwa infografis tersebut akan dicetak dan dipamerkan di sekolah sehingga dapat dibaca oleh para murid dan orang tua. Lebih dari itu, tim juga membuat buku saku yang berisi informasi terkait program BIAS, jenis vaksinasi di sekolah, manfaat vaksinasi, dan informasi-informasi lainnya untuk meminimalisir kesalahpahaman bagi para orang tua.

“Kegiatan pelatihan ini merupakan salah satu pembekalan yang baik buat kami. Terkadang, masih banyak orang tua yang awam dengan vaksinasi. Saya sendiri pernah menemukan kasus, terdapat salah seorang murid saya tidak mau diimunisasi dikarenakan ayah ibunya melarang,” kata Siti Juliati, SPd, Kepala SDN Pisangan Timur 18, Jakarta Timur.

Adapun, Pengelola Program Imunisasi Sudinkes Jakarta Timur, Muhamad Gupron menyampaikan bahwa pihaknya sangat mendukung program pelatihan ini dan berharap kegiatan serupa juga dapat dilakukan di sekolah-sekolah lainnya.

“Kegiatan seperti ini tidak hanya bermanfaat untuk sekolah tetapi juga memberikan banyak pengalaman baik untuk mahasiswa dan lulusan kami dalam mengaplikasi ilmu kesehatan masyarakat. Kami juga berharap, sekolah tidak hanya menjadi tempat proses akademik, tetapi juga tempat yang mendukung kesehatan siswa secara menyeluruh,” jelas Dr Putri. (***)

× Image