Home > Mancanegara

Setahun Perang Gaza, UI Ungkap Sejarah Panjang Konflik Israel dengan Palestina

Ia menelusuri akar sejarah konflik, mulai dari masa pendudukan Inggris di Palestina pasca Perang Dunia I hingga upaya penggalangan solidaritas internasional terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Prof Yon Machmudi, SS, PhD resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Ilmu Sejarah, FIB UI, di Balai Sidang Kampus UI Depok, Rabu (09/10/2024). (Foto: Dok Biro Humas & KIP UI)
Prof Yon Machmudi, SS, PhD resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Ilmu Sejarah, FIB UI, di Balai Sidang Kampus UI Depok, Rabu (09/10/2024). (Foto: Dok Biro Humas & KIP UI)

RUZKA INDONESIA -- Guru Besar Tetap Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Indonesia (UI), Prof Yon Machmudi, SS, PhD menyampaikan orasi ilmiah bertajuk “Satu Tahun Perang di Gaza: Refleksi Sejarah Pendudukan Israel di Palestina”.

Prof Yon menyampaikan pandangannya terkait konflik panjang Israel-Palestina yang kembali memanas sejak serangan di Gaza pada 7 Oktober 2023 saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Ilmu Sejarah, FIB UI di Balai Sidang UI, Kampus Depok, Rabu (09/10/2024).

Ia menelusuri akar sejarah konflik, mulai dari masa pendudukan Inggris di Palestina pasca Perang Dunia I hingga upaya penggalangan solidaritas internasional terhadap perjuangan rakyat Palestina.

Selain itu juga menguraikan bahwa pada tahun 1948, ketika Israel mendeklarasikan kemerdekaannya, terjadi eksodus besar-besaran warga Palestina yang kemudian terlibat dalam beberapa peperangan besar, termasuk pada tahun 1948, 1967, dan 1973.

Menurut Prof Yon, perubahan geopolitik dunia turut mempengaruhi dinamika konflik ini. Serangan 7 Oktober 2023 mengubah posisi Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaannya.

"Simpati publik dunia kepada Palestina semakin meluas, sementara negara yang awalnya tidak optimis dengan kemerdekaan Palestina mulai membicarakan kembali two state solution sebagai solusi untuk menyelesaikan konflik ini,” terangnya.

Selain menyampaikan refleksi sejarah, Prof Yon juga memaparkan berbagai momentum yang dapat dimanfaatkan oleh rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan.

Menurutnya, Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 2735 Tahun 2024 yang menyerukan genjatan senjata di Gaza harus segera diimplementasikan sebagai langkah awal.

“Belajar dari sejarah, rakyat Palestina diharapkan memanfaatkan momentum ini untuk merealisasikan kemerdekaannya dengan dukungan dari dunia internasional,” jelas Prof Yon.

Rektor UI, Prof Ari Kuncoro, SE, MA, PhD, mengungkapkan rasa bangga atas kontribusi Prof. Yon terhadap keilmuan dan komitmennya dalam mengkaji isu-isu Timur Tengah.

“Prof. Yon telah menunjukkan dedikasi tinggi dalam bidang sejarah dan studi Timur Tengah. Pandangan-pandangannya mengenai konflik Israel-Palestina memberikan perspektif yang sangat penting bagi upaya penciptaan perdamaian di kawasan tersebut,” ungkapnya.

Sebagai seorang akademisi yang aktif menulis, Prof Yon telah menerbitkan beberapa karya ilmiah dalam jurnal internasional terindeks Scopus, di antaranya tentang diaspora Bawean di Singapura, serta pengaruh raisisme Turki terhadap pemikiran sekuler dan Muslim di Indonesia.

Di kalangan akademisi, karya-karya ini dikenal memperkaya perspektif tentang sejarah hubungan antarbangsa dan budaya.

Pengukuhan ini menandai komitmen Prof Yon dalam mendalami sejarah dan peranan dunia internasional dalam konflik Israel dengan Palestina. Selain memperkaya wacana akademis, hal ini relevan dengan situasi politik global saat ini. (Ruzka Network)

× Image