Home > Ekonomi

Bytedance TikTok Investasi 10 Miliar Ringgit di Malaysia

Investasi besar di Malaysiai kembali menegaskan strategi ekspansi dan inovasi TikTok yang ambisius.
Logo perusahaan induk TikTok, Bytedance. (Foto: Dok Ruzka Indonesia)
Logo perusahaan induk TikTok, Bytedance. (Foto: Dok Ruzka Indonesia)

RUZKA INDONESIA- ByteDance, perusahaan induk dari aplikasi media sosial TikTok, berencana menginvestasikan sekitar 10 miliar ringgit (sekitar Rp34,68 triliun) di Malaysia. Gelontoran dana ini digunakan untuk mendirikan pusat kecerdasan buatan (AI). Beberapa tahun terakhir TikTok makin agresif melakukan penetrasi di pasar Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

Investasi besar ini kembali menegaskan strategi ekspansi dan inovasi TikTok yang ambisius, setelah sebelumnya perusahaan mengakuisisi Tokopedia sebesar Rp23 triliun, yang membuat perusahaan memiliki 75% saham. Akuisisi tersebut memuluskan langkah TikTok untuk berjualan di Indonesia.

Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia, Tengku Zafrul Aziz mengumumkan rencana investasi ByteDance melalui platform media sosial X miliknya, akhir pekan lalu.

Tengku Zafrul Aziz menyatakan bahwa ByteDance akan memperluas data centernya di negara bagian Johor dengan suntikan tambahan sebesar 1,5 miliar Ringgit Malaysia.

"Investasi tambahan dari ByteDance ini akan membantu Malaysia mencapai target pertumbuhan ekonomi digital menjadi 22,6% dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2025," cuit Tengku Zafrul di X.

Inisiatif ini merupakan bagian integral dari kesepakatan investasi yang lebih luas dan menandai langkah terbaru dari serangkaian perusahaan teknologi global yang memperdalam hubungan bisnis ByteDance di kawasan Asia Tenggara.

Tengku Zafrul menyatakan Malaysia telah menjadi tujuan investasi teknologi oleh perusahaan terkemuka di dunia karena ekosistem semikonduktor yang stabil.

Sebelumnya, Google telah mengungkapkan rencana untuk mengembangkan pusat data utama dan wilayah cloud di Malaysia dengan investasi sebesar 2 miliar dolar AS.

“Investasi ini bukan hanya mengenai infrastruktur; ini tentang membuka kesempatan baru bagi dunia usaha, pendidik, dan setiap warga Malaysia," ujar Direktur Negara Google Malaysia Farhan S Qureshi. ***

× Image