Survei Setara Institute Bertolak Belakang dengan IDESSS Terkait Kerukunan Umat Beragama di Depok
ruzka.republika.co.id--Tak sama dengan hasil survei Setara Institute 2023 yang menyatakan Depok Kota Intoleran bertolak belakang dengan Hasil survei Institute for Democracy, Security, and Strategic Studies (IDESSS) yang menyatakan indeks kerukunan umat beragama di Kota Depok meningkat setiap tahunnya.
Kota Depok merupakan kota urban yang berada di poros Jabodetabek, dengan jumlah penduduk berdasarkan BPS (2022) sebanyak 2.123.349 jiwa dan berdasarkan BNBA Disdukcapil (2022) sebanyak 1.920.182 jiwa.
Dari data BNBA Disdukcapil, pemeluk agama Islam sebesar 91,176 persen, Kristen 4,766 persen, Katolik 1,509 persen, Budha 0,277 persen, Hindu 0,165 persen, Konghucu 0,105 persen, Lainnya 0,002 persen.
Berdasarkan hasil survei Institute for Democracy, Security, and Strategic Studies (IDESSS), telah dihasilkan Indeks Kerukunan Umat Beragama dan Indeks Konflik Sosial Kota Depok Tahun 2022, sebagai berikut :
1. Indeks kerukunan umat beragama di Depok meningkat dari tahun sebelumnya.
Berdasarkan hasil pengukuran indeks kerukunan umat beragama, Kota Depok pada 2022, berada pada kategori cukup rukun.
Pada penilaian tersebut, Kota Depok mendapatkan nilai indeks sebesar 3.26.
Adapun penilaian tersebut berdasarkan beberapa aspek penilaian.Pada aspek toleransi skornya 3,41 atau cukup rukun dan aspek kerja sama skornya 3,31 cukup rukun juga.
Adapun pada penilaian aspek kesetaraan, Kota Depok mendapatkan skor 3,06 atau cukup rukun. Begitupun dengan skor indeks kerukunan umat beragama, Kota Depok 2022 mengalami kenaikan sebesar 0,18 poin dari tahun sebelumnya.
Jadi skornya 3.26 dan menjadi skor indeks kerukunan umat beragama Kota Depok, tertinggi dalam jangka waktu tiga tahun sebelumnya (2017-2018-2022).
2. Skor indeks konflik sosial Kota Depok pada 2022 sebesar 1.74.
Begitupun dengan penilaian indeks konfilik sosial Kota Depok, terdapat enam aspek yang dinilai IDESSS. Adapun enam aspek yang dilakukan penilaian yaitu, aspek identitas agama, aspek Identitas suku atau ras, aspek identitas kewilayahan.
Ada juga penilaian aspek sumber daya ekonomi, relasi sosial kelompok status sosial ekonomi, dan orientasi politik.
Aspek tersebut dinilai secara teliti dan terukur sehingga menghasilkan nilai yang baik. Aspek tersebut turut diambil dan dibandingkan dengan aspek pada penilaian tiga tahun sebelumnya.
Skor indeks konflik sosial Kota Depok pada 2022 sebesar 1.74 dengan kategori cenderung aman. Sejak tahun 2018 Pemkot Depok bekerja sama dengan UI, salah satu profesor di sana yang memiliki lembaga survei melihat Kota Depok dari sisi kerukunan beragama cukup bagus.
"Setelah itu Covid, akhirnya di 2021 lembaga survei itu memunculkan Depok intoleran, tapi kita sedang konsentrasi masalah Covid, sehingga tahun 2022 saya memerintahkan kerja sama dengan UI. Dan, kembali dikeluarkan rekomendasi dari penelitian itu dari berbagai komponen di antaranya unsur toleransi rata rata nilainya 3,4, artinya dari sisi kerukunan beragama rukun dan bagus," jelasnya.
Ia menambahkan, uniknya, dalam penelitian di tahun 2018 dan 2022 itu justru yang rentan tidak rukun ialah dalam satu agama, sebab kalau antar agama sudah rukun di angka 3,4. Begitu juga dalam konflik sosial di tahun 2022, pihaknya memfokuskan penelitian di tiga kecamatan, di antaranya Kecamatan Cipayung, Kecamata Sawangan, dan Kecamatan Limo.
"Hasilnya di 2022 bagus, di angka 3,5, 3,6, 3,4, di tiga kecamatan tersebut, artinya tidak ada masalah," ujar Idris saat menjadi narasumber Acara Tapping Program "Nusaraya" di Jakarta Pusat, Jumat (14/04/2023).
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Kota Depok juga bagus, bahkan Pemkot Depok setiap tahun memberikan hibah tidak kurang dari Rp 500 juta untuk kegiatan-kegiatan mereka. "Undangan-undangan gereja jika sempat saya pasti datang," pungkas Idris. (Rusdy Nurdiansyah)