Mahasiswa Baru UI Dibekali Imunitas Terhadap Ancaman Kelompok Radikal
ruzka.republika.co.id--Radikalisme dan terorisme masih menjadi ancaman serius tidak terkecuali dunia kampus. Sebagai langkah preventif, mahasiswa baru Universitas Indonesia (UI) mendapatkan pembekalan terkait pemahaman radikal terhadap agama. Kegiatan tersebut diselenggarakan Pengurus Masjid Ukhuwah Islamiyah UI dan Griya Moderasi Beragama dan Bela Negara (GMBBN) UI.
"Kita berharap agar mahasiswa baru ini mempunyai imunitas terhadap kelompok radikal. Belajar dari pengalaman mereka yang telah masuk ke dalam jaringan teroris, jangan sampai terkena bujuk rayu untuk bergabung. Tentu, kita ingin para mahasiswa makin mencintai bangsa Indonesia. Serta merawat dan berkontribusi untuk bangsa dan dunia," ujar Ketua GMBBN UI KH Ahmad Solechan, Kamis (22/12/2022).
Acara bertajuk Kajian dan Pembekalan Mahasiswa Baru UI Tahun 2022 Terkait Paham Radikal berlangsung di Aula Utama Masjid Ukhuwah Islamiyah UI Depok. "Saya mengapresiasi antusiasme mahasiswa yang hadir dalam acara ini," ucap Solechan.
Menurut Solechan, manusia Indonesia harus memiliki cara berpikir dan paham yang moderat. Pasalnya, moderasi mengisyaratkan keadilan dan keseimbangan dalam beragama. Bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku, ras, agama, dan kepercayaan.
"Kita semua harus hidup dengan sikap toleransi yang ditunjukkan dengan menghormati perbedaan pendapat dan memberikan ruang kepada orang lain untuk berkeyakinan mengekspresikan keyakinannya. Yang menghargai kesetaraan, dan sedia untuk bekerja sama. Sikap toleransi menolak tindakan yang menggunakan cara kekerasan dengan berbagai bentuk serta menerima tradisi dan budaya lokal dalam perilaku keagamaannya, sejauh tidak bertentangan dengan pokok ajaran agama," jelasnya.
Kaprodi Kajian Terorisme UI, Muhamad Syauqillah mengingatkan akan bahaya jaringan terorisme yang memanfaatkan media sosial sebagai perekrutan anggota. "Dulu, JI itu melatih Imam Samudra, Amrozi, dan lainnya selama 5 tahun lebih baru mereka menjadi anggota. Namun, saat ini ada baiat ke ISIS dilakukan secara online. Pelatihan membuat bom secara online dan semakin ke sini teroris juga semakin kreatif. Untuk itu, agar selalu berhati-hati," terangnya.
AKBP Mayndra Kasubdit Kontra Naratif Densus 88 Anti Polri AKBP Mayndra juga mengingatkan bahaya ancaman radikalisme dan terorisme. "Paham tersebut timbul dari pemahaman agama yang salah. Pokoknya, adek-adek di sini focus saja dengan kegiatan belajar, jangan mengecewakan orang tua," tegasnya.
Dalam kajian tersebut turut serta menghadirkan seorang mantan polisi, Sufyan Sauri dan Arti Alifah Rahardjo Alumni FIB UI. Keduanya yang pernah belajar di UI yang merupakan mantan terpidana terorisme. Melalui kisah pengalamannya terdahulu mengingatkan bahaya radikalisme.
Sementara itu, Kevin Naufal salah satu mahasiswa dan Duta Moderasi UI mengatakan bahwa acara ini diselenggarakan di saat yang tepat. Pasalnya, belakangan ini masih terjadi aksi terorisme. "Kita menyesalkan atas terjadinya aksi teroris belum lama ini. Untuk itu perlu kita waspadai bersama bahaya paham radikalisme dan terorisme," pungkasnya. (Rusdy Nurdiansyah)