Poetry Reading and Writing Society of Indonesia Bersama Para Dubes, Tutup 2022 dengan Berpuisi
ruzka.republika.co.id--Poetry Reading and Writing Society of Indonesia (PRWSI) merupakan komunitas pembaca dan penulis puisi, yang terdiri dari Guru Besar, Dosen, Purnabakti, dan Alumni Universitas Indonesia (UI). Komunitas ini berpuisi via zoom, sehingga kegiatannya dinamana zoom poetry reading (ZPR). Sejak 25 Juli 2020, ZPR rutin diadakan setiap bulan pada Sabtu pekan ke-3 atau ke-4.
Pada program ZPR ke-31, Sabtu 24 Desember 2022 ini, PRWSI akan mengajak para Duta Besar (Dubes) RI yang sedang bertugas di beberapa negara, antara lain Dubes RI di Belgia, Argentina, Ceko, India, Kazakhstan, Kuba, Pakistan, dan Thailand. Beberapa mantan Dubes RI serta istri Deputy Dirjen WIPO juga turut serta membacakan puisi, yang bertema “Borderless Poetry”.
Menurut Prof Riri Fitri Sari, Chairperson of PRWSI, kegiatan ZPR ini awalnya merupakan kegiatan untuk memberikan “tribute” kepada seorang Guru Besar dan sekaligus sastrawan Indonesia, Prof Dr Sapardi Djoko Damono (SDD) yang meninggal dunia pada 19 Juli 2020.
Masa pandemi yang mencekam dan membatasi perjumpaan fisik manusia, terbantu dengan terhubung melalui platform online, salah satunya zoom. Tribute kepada almarhum Prof. SDD, menginspirasi dan memotivasi untuk ber-zoom poetry reading, rutin setiap bulan.
Tema “Borderless Poetry” ini bisa dimaknai dua, demikian dijelaskan oleh Ade Solihat, Deputi PWRSI sekaligus sutradara kegiatan ini. Pertama, karena kegiatan ZPR dapat mengajak banyak orang tanpa dibatasi ruang dan waktu. Selain itu, borderless poetry, juga dimaksudkan untuk tema puisi yang diangkat bersifat universal.
"Pembaca puisi dapat membacakan puisi bertema cinta, tentang orang yang dicintai (ibu, guru, anak), perdamaian, keadilan dan lainnya. Puisi yang dibacakan juga bisa merupakan puisi karya si pembaca, karya penulis lain atau penyair terkenal," ujar Ade dalam siaran pers yang diterima, Rabu (21/12/2022).
Menurut pakar komunikasi, Dr Leila Mona Ganiem, Zoom Poetry Reading ini adalah salah satu model berdialog bermakna untuk mengasah kreatifitas, intelektualitas dan moralitas. Manusia di seluruh dunia terhubung karena kemajuan teknologi. Tekonologi juga memberi kesempatan untuk menyebarluaskan ide-ide dan pesan-pesan perdamaian dan persatuan melalui bahasa sastra.
Zoom Poetry Reading bersama para Dubes ini penting untuk disebarluaskan dalam upaya memperlihatkan bagaimana puisi dapat dijadikan salah satu gaya dialog dan juga diplomasi. Termasuk untuk mem-branding identitas nasional Indonesia di luar negeri. Itulah sebabnya Mona, yang nanti akan bertugas sebagai host sangat bersyukur, ajakan ZPR disambut baik oleh para Dubes.
Dubes Indonesia untuk Argentina, Niniek Kun Naryatie menyampaikan alasannya, mengikuti kegiatan ZPR ini via chat di whatsapp. Puisi itu ungkapan rasa, jiwa. Selama ini yang saya tahu dan alami, puisi itu cuma ditulis, disimpan atau dibagikan. Paling jauh dibaca dalam hati. Ternyata membacakan dan mendengarkan puisi itu lebih menarik, karena kita bisa ikut larut dalam rasa dan ungkapan jiwa yang sama dengan penulisnya.
"Membaca puisi secara verbal juga melatih kita melafalkan kata dengan emosi yang pas. Jadi saya bersyukur ada ZPR dan berharap lebih banyak orang mengenal dan mendapatkan manfaat dari acara seperti ini," terang Leila.
Bagi yang tertarik untuk mengikuti dan menyimak kegiatan Zoom Poetry Reading ini, silakan bergabung di link zoom: 898 9419 6940, dengan passcode: puisi. Acara ini juga dapat diakses secara live di youtube.com/c/RiriFitrisari1. (Rusdy Nurdiansyah)