Wah Gawat, Pelajar di Depok Lagi Gandrung Ngeboat, Diduga Kerap Memicu Tawuran
ruzka.republika.co.id--Murah meriah dan mudah di beli di apotek, obat-obat daftar G, seperti Tramadol, Aprazolam dan Riklona saat ini sedang digandrungi para pelajar di Kota Depok. Obat-obatan golongan G ini memiliki efek nge-fly dan membahayakan jika dikonsumsi tanpa resep dokter atau melebihi dosis.
Diduga pelajar ngeboat atau meminum obat pil koplo ini untuk tampil berani dan kerap sebagai pemicu tawuran serta tindak kriminal lainnya seperti pencurian dan perampokan atau aksi perusakan gang motor.
"Para pelaku penyalahgunaan narkoba di Kota Depok kini kebanyakan menggunakan narkotika obat daftar G atau obat keras. Trennya berubah, karena lebih murah dan mudah didapatkan. Penggunanya, rata-rata merupakan pelajar hingga pemuda berusia 20-23 tahun," ujar Sub Koordinator P2M Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Depok, Purwoko Nugroho, Selasa (18/10/2022).
Menurut Purwoko, penguna narkoba secara nasional menunjukkan peningkatan. Pada 2019 ada 1,8 persen atau 3,4 juta penyalahgunaan narkoba. Pada 2021 naik menjadi 1,95 persen atau sekitar 3,6 juta. Berdasarkan data BNN Kota Depok yang bersumber dari Polresto Depok, jumlah kasus narkoba pada 2016 mencapai 321 orang. Lalu 2017, terjadi kenaikan 18 orang menjadi 339 orang. Pada 2018 ada 344 orang, pada 2019 ada 357 orang dan pada 2020 mencapai 374 orang penguna narkoba.
"Jenis narkoba sendiri dominan kepada ganja dan sabu, meski ada beberapa jenis lainnya seperti tembakau gorila sampai penyalahgunaan obat daftar G, semacam Tramadol dan sejenisnya," jelasnya.
Ia menambahkan, untuk mendapatkan barang seperti ganja dan sabu itu susah dan keterbatasan biaya, membuat para remaja berlatih ke obat-obatan daftar G.
"Jadi anak-anak muda di Kota Depok ini mulai beralih obat keras yang seharusnya diperjual belikannya di apotek dengan resep dokter,” tutur Purwoko.
Lanjut Purwoko, BNN Kota Depok setiap tahunnya rutin melakukan berbagai penyuluhan seperti pendekatan dengan teknologi, sosialisasi, melakukan rehabilitasi, maupun pemberantasan guna memutus mata rantai pengguna dan pengedar narkoba, terutama di kalangan pelajar, remaja dan pemuda.
"Letak Kota Depok yang strategis membuat menjadi jalur transit pengedaran narkoba, karena terhimpit Kota Jakarta, Bogor, Bekasi dan Tangerang Selatan. Untuk itu, Depok didominasi oleh para pencandu bukan sebagai pengedar," terangnya. (Rusdy Nurdiansyah)